"Hei jeongyeon! Bangun!" perlahan jeongyeon membuka matanya saat merasakan tubuhnya di guncang keras oleh seseorang.
Dia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai melihat nayeon sedang berkacak pinggang sambil menatapnya.
"Hmm...ada apa?" jeongyeon mengucek matanya dengan malas.
"Ini sudah siang! Apa kau tidak pergi bekerja?" jeongyeon menghela napasnya dengan malas dan kembali menutup matanya.
"Tsk...tidak! Aku berhenti bekerja dari tempat jihyo!" nayeon sontak kaget mendengar hal itu.
"Apa?! Kau bercanda, bukan?" tanya nayeon dengan tidak percaya.
"Tidak!" dengus jeongyeon mengambil bantal dan menutup kepalanya.
"Tapi kenapa?" nayeon duduk di tepi kasur menunggu jawaban jeongyeon tapi adiknya itu hanya diam karena kembali sibuk dengan mimpinya.
"YAH!" nayeon yang kesal langsung saja memukul kepala adiknya itu hingga jeongyeon terduduk dari tidurnya.
"YAH!! YOO NAYEON!" marah jeongyeon sambil mengusap kepalanya yang sakit nyut-nyutan karena pukulan mematikan kakaknya.
"Kenapa? Kenapa kau berhenti bekerja, bodoh!" nayeon tidak memperdulikan teriakan jeongyeon, dia menyilangkan tangannya dan kembali bertanya pada adiknya itu.
"Jelaskan padaku sekarang!" tuntut nayeon.
"Aku hanya tidak ingin kafe jihyo mengalami kerugian atau lebih parahnya lagi ditutup karena aku...." jawab jeongyeon sambil menggaruk lehernya yang gatal.
"Hah? Apa yang kau lakukan hingga membuat kafe jihyo mengalami kerugian?" nayeon tampak begitu marah mendengar hal itu.
"Itu karena wanita gila itu selalu datang dan membuat keributan di kafe jihyo..."nayeon mengernyitkan alisnya tidak mengerti maksud dari perkataan jeongyeon.
"Wanita gila? Siapa wanita gila yang kau bicarakan ini?"
"Itu mina..." nayeon mengusap-usap telinganya.
Setahu nayeon, mina sudah berhenti menggangu jeongyeon dan tidak pernah menemui adiknya lagi sejak tiga bulan yang lalu.
"Mina?"
"Iya dan parahnya lagi, kemarin siang ada wanita yang tidak kalah gilanya dari mina juga datang mencariku dan membuat keributan di kafe jihyo lalu bertengkar dengan mina...." mata nayeon melotot dan mulutnya ternganga mendengar informasi baru dari jeongyeon.
"Apa?!" nayeon memijat kepalanya yang pusing.
"Aku benar-benar bingung dengan apa yang kau katakan. Siapa lagi wanita yang tak kalah gilanya dari mina ini?" tanya nayeon dengan wajah penasaran.
"Namanya Sana...Minatozaki Sana. Aku bertemu dengan gadis gila itu di pesta keluarganya mina yang diadakan beberapa minggu yang lalu..." jelas jeongyeon mengusap wajahnya dengan kasar.
Nayeon hanya bisa mengerjapkan matanya berulang kali mendengar nama yang disebutkan jeongyeon.
Tentu saja ia pernah mendengar marga minatozaki yang disebutkan jeongyeon tadi.
Setahu nayeon, minatozaki itu adalah marga dari pemilik perusahaan Minatozaki Corp. Perusahaan di bidang teknologi yang sangat besar dan terkenal di negara Jepang.
Minatozaki Corporation, perusahaan yang tak kalah besarnya dengan perusahaan Myoui Corporation milik keluarga mina.
Jeongyeon mengerutkan wajahnya saat melihat nayeon. Kakaknya itu terlihat begitu syok dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"