Mina berjalan di sekitar dapur sederhana keluarga Yoo, mulai belajar menjadi istri yang baik untuk Jeongyeon.
"Sayang berhenti membenamkan kepalamu di legomu itu dan ayo keluar untuk makan malam!" panggil Mina, menyiapkan hidangan yang sudah di masak oleh nyonya Yoo sebelum dia pergi keluar bersama Nayeon.
Mina tersenyum pada dirinya sendiri, ini pertama kalinya dia menyiapkan makanan untuk seseorang.
Ukuran rumah kecil Jeongyeon tidak akan pernah menjadi masalah baginya, bahkan makanan sederhana yang di siapkan ibu Jeongyeon untuknya.
Dia tersenyum melihat hasil kerja kerasnya dan setelah itu pergi ke kamar Nayeon untuk membersihkan dirinya.
Sejak kunjungannya tadi siang, Mina masih enggan untuk pulang ke rumahnya, merasa begitu betah di rumah calon suaminya itu.
Bahkan nyonya Yoo hanya bisa pasrah dan membiarkan Mina untuk bertemu dengan Jeongyeon.
Dia hanya takut jika gadis itu kembali berbuat nekat karena larangan yang dia buat bersama keluarga Myoui.
"Jeongyeon! Aku bersumpah jika kau tidak keluar, aku sendiri yang akan menyeretmu keluar!" Mina berteriak sebelum masuk ke kamar Nayeon.
"Iya..." teriak Jeongyeon dari dalam kamarnya.
Dengan langkahnya yang malas, Jeongyeon akhirnya keluar dari kamarnya lalu menuju ruang makan.
Jeongyeon melangkah ke lemari es, secara mental menghitung detik sambil menunggu calon istrinya yang sudah tidak ada di dapur.
"Dia menyuruhku turun untuk makan tapi dia malah menghilang..." gerutu Jeongyeon hendak meneguk segelas air untuk meneguk amarahnya yang meningkat.
Tapi sebelum dia menyesap airnya, sepasang tangan melingkari pinggangnya, tangannya menyelinap melewati perutnya, melewati dadanya dan kancing pertama kemejanya.
Dan dengan jentjkan jari-jari ramping yang berpengalaman, kancing itu satu persatu mulai terlepas.
Jeongyeon memegang tangan itu menahannya agar berhenti melakukan aksinya. Dia berbalik untuk melihat pelakunya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Mina tersenyum lalu melingkarkan tangannya di leher Jeongyeon.
"Kau harus mengganti bajumu dulu. Lihat ini, penuh dengan keringatmu..." Mina tersenyum polos, tangannya kembali membuka kancing baju Jeongyeon.
"Nanti saja. Lagi pula aku akan mandi setelah makan malam..." Jeongyeon kembali menghentikan tangan Mina untuk membuka sisanya.
Mina mengangkat bahunya dan melanjutkan untuk mengambil tempat duduknya. Jeongyeon melakukan hal yang sama dan mengambil tempat duduk yang berlawanan.
"Sayang, apa kau sudah membuat keputusan tentang tawaran appaku?"tanya Mina.
"Belum, aku masih memikirkannya. Bekerja kantoran bukanlah mimpiku. Aku tidak pandai dalam hal itu..."kata Jeongyeon menyelam ke dalam makanan tanpa menyadari fakta bahwa Mina sedang menatapnya.
Atau lebih tepatnya sedang memandangi kemeja Jeongyeon yang sudah setengah terbuka.
"Lagi pula kau akan tetap di pekerjakan. Bagaimana pun kau akan mengantikanku sebagai CEO nya..." gumam Mina meski merasa terganggu dengan pemandangan yang ada di depan matanya.
"Sayang, tolong kancingkan bajumu lagi. Itu benar-benar menggangguku..." Jeongyeon memutar matanya dengan malas dan kembali mengancingkan kemejanya.
"Kenapa harus aku? Itu kan perusahaanmu..."balas jeongyeon yang tidak setuju dengan permintaan keluarga Mina yang memintanya untuk bekerja di perusahaan milik istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"