EPILOG

785 93 22
                                    

Satu Tahun Kemudian...

"Kenapa kita menonton ini?"

Jeongyeon hanya bertanya ketika dia melihat seorang pria sedang berjuang di tengah lautan dan badai.

Dia benar-benar tidak mengerti maksud dari film itu ketika Mina memaksanya untuk menonton tiga film berturut-turut pada sabtu malam setelah sibuk bekerja.

Mereka sudah menonton film konyol tentang robot, kemudian film tentang kekasih remaja yang jatuh cinta pada gadis yang akhirnya mati karena penyakit kanker dan setelah itu menonton film Jepang tentang seorang gadis merangkak keluar dari televisi yang berhasil menakuti Mina.

Jeritan istrinya telah menggema di seluruh kamar mereka, hampir memekakkan telinga.

Tapi anehnya, Jeongyeon sangat terhibur melihat Mina seperti itu. Jarang sekali dia melihat istrinya itu menjerit ketakutan dan bahkan sampai menangis.

Akhirnya tangisan itu pun terhenti setelah film itu di ganti oleh Jeongyeon secara acak.

Yang membuat mereka akhirnya menonton film ke empat mereka,
tentang seorang pria yang terdampar di sebuah pulau.

"Sudahku bilang, itu mendapat ulasan yang sangat bagus. Aku belum pernah melihat ini dan aku ingin menontonnya bersamamu..."

Mina berbisik sambil mengambil segenggam keripik yang kemudian dia masukkan dengan anggun ke dalam mulutnya.

"Bisakah kita melanjutkannya besok saja?" Jeongyeon mulai mengeluh.

"Tidak, sayang. Aku tidak suka menonton film di siang hari dan lagi pula, aku sibuk..." Jeongyeon hanya bisa menghela napas mendengar jawaban Mina.

Saat film itu di putar, Jeongyeon malah masuk semakin dalam ke dalam film, membuat rasa kantuknya menghilang. Perlahan-lahan dia mulai bersimpati pada gagasan terjebak sendirian di sebuah pulau.

"Dia akan kehilangan kewarasannya jika dia tidak memiliki siapa pun untuk di ajak bicara..." gumam Jeongyeon yang mendapat anggukan setuju dari Mina.

"Mungkin dia akan kehilangan akal sehatnya dan bunuh diri..."

"Tidak mungkin. Dia mempunyai istri yang dia cintai, dia pasti akan bertahan dan tetap hidup untuknya..."

Mina tiba-tiba duduk tegak dan menoleh ke arah suaminya dengan alis terangkat. Dia bahkan berhenti makan keripik dan telah menyisihkannya.

"Aku tidak pernah tahu kau romantis..." kata Mina dengan nada yang sangat lucu.

Jeongyeon memutar matanya dengan malas dan kembali melihat ke telivisi, mengabaikan komentar istrinya.

Mengetahui dia akan diabaikan, Mina kembali pada keripik dan filmnya dengan seringai, menang atas informasi yang baru di simpan tentang Yoo Jeongyeon.

Setidaknya dia lega, Jeongyeon juga memiliki sisi yang romantis di dalam dirinya, meski itu hanya sedikit tapi tidak apa-apa.

Dia tahu jika Jeongyeon itu tsundere karena selama satu tahun menikah, Jeongyeon masih saja bersikap cuek dan acuh ketika dia bermanja dengannya.

"Akhirnya dia punya teman!" Mina memekik mengejutkan Jeongyeon yang berada di sampingnya.

"Tapi itu bola..." gumam Jeongyeon sebelum duduk tegak untuk memperbaiki posturnya dan kembali menatap TV.

"Tapi kurasa itu sudah cukup mengingat kemungkinan dia menjadi gila..." balas Mina.

"Dia tidak bisa pilih-pilih sekarang. Hanya bola yang dia miliki..." lanjutnya sebelum menoleh untuk menatap Jeongyeon.

"Aku jadi ingin tahu bagaimana rasanya menjadi pria itu. Terdampar di sebuah pulau sendirian..." mata Jeongyeon seketika membulat horor mendengar ucapan istrinya.

Crazy Girlfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang