Ting tong
Mina menyeringai ketika dia mendengar bel berbunyi di kediaman Yoo, tersenyum ke kamera saat dia menunggu langkah kaki mendekat dan semakin dekat ke pintu.
Dia dengan erat mencengkeram kotak di tangannya, terlalu gembira untuk keluar lagi dari rumahnya.
Senyumnya bahkan tidak hilang saat dia dengan bersemangat menerkam sosok Yoo Nayeon yang terkejut, menyambut wanita yang sebentar lagi akan menjadi adik iparnya.
"Apa yang membawamu ke sini?" tanya Nayeon.
"Oh itu bukan pertanyaan yang bagus, aku tahu kenapa kau ada di sini..." lanjutnya menyeringai ke arah Mina, melihat bagaimana gadis itu buru-buru melepas sepatunya dengan penuh semangat.
"Pertanyaan terbaik untuk ditanyakan adalah apakah orang tuamu tahu bahwa kau telah menyelinap keluar dari rumahmu lagi?"
"Mereka bahkan hampir tidak ada di rumah sepanjang waktu, unnie. Bagaimana mereka tahu?" Mina tertawa jahat, menyerahkan kotak yang berisi buah-buahan sebagai hadiah kepada kakak calon suaminya itu.
"Kau benar-benar gadis yang nakal. Orang tuamu akan marah lagi. Kau tidak seharusnya melihat Jeongyeon sekarang, kalian akan menikah dalam beberapa hari lagi dan dilarang untuk bertemu untuk sementara waktu..." Nayeon mengingatkan.
Mina tertawa lagi, benar-benar mengabaikan situasi yang mereka alami.
"Yah, aku tidak bisa tinggal di rumah tanpa mendengar kabar apapun dari Jeongyeon dan aku juga merindukannya..."jawab Mina cengengesan.
"Tapi kau baru saja bertemu dengannya saat fitting baju pengantin lima hari yang lalu. Dan kau juga melakukan video call dalam setiap jam sehingga membuat Jeongyeon menjadi kesal sepanjang waktu..." ucap Nayeon terkekeh ketika mengingat bagaimana adiknya menggerutu kesal karena Mina selalu menghubunginya.
"Tetap saja aku belum bertemu dengannya beberapa hari ini, unnie. Aku hanya ingin menghabiskan waktuku sebagai seorang kekasih Jeongyeon sebelum tanggal pernikahan kami tiba. Unnie harus membiarkanku bertemu dengannya. Aku tidak tahan lagi..." Mina memohon pada Nayeon dengan mata anak anjingnya, tahu betul betapa mudahnya wanita itu terpengaruh olehnya.
"Tolong unnie. Jangan bilang unnie benar-benar berpihak pada orang tuaku dan juga eomma Yoo, tentang aturan bodoh yang melarangku untuk bertemu dengan calon suamiku sendiri?!" Mina menambahkan dengan cemberut.
"Itu bukan aturan bodoh, Mina. Mereka semua hanya takut jika kau kembali melakukan hal-hal gila seperti melompat dari jembatan waktu itu..." jelas Nayeon memutar matanya dengan malas.
"Tidak akan, unnie. Jeongyeon kan sudah setuju untuk menikah denganku. Jadi aku tidak akan melakukan hal gila seperti itu lagi. Dan sekarang aku juga tidak membawa Jeongyeon pergi, aku akan menghabiskan waktu bersamanya di rumah saja hari ini..." Nayeon hanya bisa menghela napas karena kalah.
"Ya tuhan...kau benar-benar tergila-gila pada adikku, ya?" Mina menganggukkan kepalanya dengan cepat dan membuat Nayeon geleng-geleng kepala, melihat adiknya yang tidak punya rasa malu itu.
"Huffftt...bagaimana bisa aku melarang orang yang membuat Jeongyeon kesal sepanjang waktu? Aku belum pernah melihatnya begitu frustasi dan putus asa setiap kali dia menghadapimu..." Nayeon tertawa saat melihat wajah masam Mina.
"Tapi...aku tahu bahwa kau membuatnya bahagia. Walaupun dia sering kesal dan menggerutu tidak jelas, tapi dia juga sering tersenyum saat bersamamu..."
"Lihat! Jeongyeon membutuhkanku juga, unnie..." seru Mina setuju dengan perkataan Nayeon.
"Tapi, Jeongyeon beberapa hari ini hampir tidak keluar dari kamarnya lagi. Dia sibuk dengan lego barunya dan dia hampir tidak makan. Aku mulai khawatir..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"