Jeongyeon pov
Aku sedang duduk di ruang tunggu mengisi kertas kerja untuk kunjungan ku. Setelah mengisinya, perawat langsung mengantarku ke keruangan di mana appaku di rawat.
Aku sangat sedih saat masuk ke ruangan appaku. Appaku terlihat sangat pucat dan lemah sehingga wajahnya hampir tak bisa dikenali. Dia telah kehilangan banyak berat badan dan rambutnya mulai memudar dari warna aslinya.
Dia tidak bangun, dokter mengatakan bahwa dia sangat lelah dan tidur sepanjang hari.
Aku menarik kursi dan duduk di samping tempat tidurnya. Perlahan aku meraih tangannya dengan kedua tanganku. Air mata mengalir di wajahku saat meletakan tangannya di wajahku.
"Appa..." gumamku.
Aku mendengar seseorang membuka pintu dan aku tidak ingin repot-repot melihat orang itu. Aku merasakan sebuah tangan di bahuku dan dengan ringan meremasnya untuk menenangkan ku.
"Aku tahu bagaimana perasaanmu jeong. Ayahmu adalah teman terdekatku dan orang yang paling aku percaya di dunia ini..."ucapnya.
"Aku tahu paman james. Dia sangat sehat sebelum aku pergi. Apa yang terjadi..."tanya ku tidak mengalihkan pandangan dari wajahnya yang tertidur.
"Dia terlalu banyak bekerja beberapa hari ini, hingga membuat kesehatannya menurun..."jawab paman james.
"Kenapa dia tidak memberitahuku? Jika saja aku tahu, aku tidak akan pergi liburan bersama teman-teman ku. Aku akan merawatnya dan membantunya di rumah...."ucapku dengan isak tangisku.
"Dia tidak ingin kau mengkhawatirkan nya. Kebahagiaanmu adalah prioritas utama baginya,jeong..." ucap paman james menepuk pelan pundak ku.
"Kau anak yang baik jeong, dia berhasil membesarkan mu dengan sangat baik..."lanjutnya.
Beberapa hari kemudian...
"Tuan pemakaman tuan Yoo akan segera dilangsungkan..."ucap seorang pria dengan sopan.
"Hmmm..."gumam jeongyeon dengan raut wajah datar dan dingin.
Pemakaman LA
Jeongyeon menatap sendu segerombolan orang yang menghadiri pemakaman ayahnya.
Pemakaman berjalan dengan lancar dan hening hingga tak terasa semua yang hadir di pemakaman tersebut mulai meninggalkan makam.
"Jeongyeon..." panggil dua orang wanita berjalan mendekati jeongyeon dan langsung memeluknya.
Jeongyeon mulai menangis di dalam pelukan wanita itu sambil sesekali meronta-ronta agar wanita itu melepaskannya.
"Lepas...pergi tinggalkan aku sendiri!!!" teriak jeongyeon mencoba mendorong kedua wanita itu agar melepaskannya.
"Maafkan eomma nak, maaf..." bisik wanita paruh baya dengan isak tangisnya.
"Pergi! Menjauh lah dari ku, aku tidak butuh kalian berdua! Aku hanya butuh appa ku bukan kalian berdua! Tinggalkan aku sendiri hiks hiks..." teriak jeongyeon dengan tangisan yang semakin pecah.
"Maaf..." dua orang wanita itu hanya bisa terus meminta maaf pada jeongyeon yang masih meronta-ronta di dalam pelukan mereka.
"Appa kenapa kau harus meninggalkan ku sendirian?" gumam jeongyeon pelan sebelum jatuh pingsan di dalam pelukan ibu dan kakaknya.
"Jeongyeon jeong...eomma ku pikir dia pingsan..." panik kakak jeongyeon.
"Nayeon, ayo bantu eomma membawanya ke mobil..." ucap nyonya Yoo dengan tangan masih menahan tubuh putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"