Mina pov
Aku membanting pintu dengan paksa dan melemparkan tas tanganku ke lantai. Aku tidak pernah tahu kalau dia akhirnya menemukan seseorang untuknya.
Ya, dia sangat populer di antara gadis-gadis termasuk aku sendiri. Dia sudah sangat populer ketika kami masih di sekolah menengah pertama, tetapi dia tidak pernah menerima bunga atau pun pengakuan cinta dari gadis-gadis itu.
Semua gadis termasuk aku menjadi sedih ketika dia tiba-tiba meninggalkan sekolah menengah atas pada tahun ketiga untuk mengejar mimpinya di london.
Aku bertanya-tanya mengapa dan kenapa? Ku pikir aku masih memiliki kesempatan, tapi dia malah muncul dengan seorang gadis yang bahkan tidak pernah ku kenal.
"Ini kejutan yang luar biasa..." gumamku dan berjalan dengan berat hati menuju tempat tidur king size ku.
Tok tok tok
"Mina, dimana aku harus meletakkan barang-barang mu?" aku menghela napas, kesal dengan mainanku yang bodoh itu.
Aku sekarang berharap bisa mencekiknya sampai mati. Tidak ada yang main-main dengan Myoui Mina ketika dia dalam suasana hati yang buruk.
"Kau bukan siapa-siapa ku, jadi jangan masuk! Taruh saja di depan pintuku!" teriakku dari dalam kamar.
Aku merosot di tempat tidurku dan menggosok dahiku dengan frustasi. Aku sudah cukup sakit kepala dengan tzuyu memiliki gadis lain. Dan sekarang ditambah dengan orang bodoh ini datang menanyakan hal yang tidak penting seperti tadi.
Hanya karena aku membelikannya sweater, bukan berarti dia harus melangkahi batasan sebagai seorang mainanku.
Aku mendengar suara gemerisik plastik yang diletakkan dekat pintu kamar ku. Terdengar helaan napas disertai langkah kaki yang melangkah menjauh dari kamarku, hingga tak terdengar suara itu lagi.
Aku pikir dia sudah pergi. Bagus...jika dia melakukan itu.
Aku lalu memeluk beruang yang diberikan oleh tzuyu ketika kami di sekolah menengah atas dan menghirup aromanya.
Aroma yang tak pernah pudar dari ingatan ku bersama tzuyu. Aku memejamkan mata dan tidur dengan tangan melingkari boneka beruang itu dengan erat.
Jeongyeon pov
Perlahan-lahan aku berjalan kembali ke rumahku dengan perasaan seperti orang bodoh saat depresi menghampiri ku.
Mengapa aku begitu bodoh untuk berpikir bahwa dia akan berubah. Tentu saja wanita gila itu tidak akan pernah berubah sedikit pun.
Sakit sekali mendengarnya meneriaki ku dengan nada seperti itu. Aku menggelengkan kepalaku dengan sedih.
Kenapa aku harus memikirkan wanita gila itu? Kenapa aku bisa begitu bodoh dan mengikuti semua keinginannya? Siapa dia sampai berani berteriak dan bersikap kasar padaku?
Appaku bahkan tidak pernah berteriak atau melakukan hal buruk seperti yang dilakukan wanita gila itu padaku.
Apa karena dia membelikan ku sweater, jadi dia berpikir kalau aku bisa diperlakukan sesuka hatinya?
Brengsek! Aku sama sekali tidak butuh sweater ini!!!
Aku lupa, jika aku masih memakai sweater yang dia berikan padaku.
Tanpa berlama-lama, aku langsung berjalan kembali ke rumah wanita gila itu dan memberikan sweater itu pada sopirnya.
Aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan wanita gila itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"