"Kenapa dia tidak mengangkat telponku?" kesal mina saat turun dari mobilnya.
"Brengsek!!!"
Mina masuk dengan raut wajah yang sangat dingin sehingga membuat para pelayan yang ada di rumah menjadi begitu ketakutan dan lebih memilih menunduk dan tak mengangkat kepala mereka.
"Mina-ah, ada apa denganmu?" nyonya dan tuan myoui yang kebetulan berada di rumah keheranan melihat putrinya pulang dengan wajah dinginnya.
Sudah beberapa hari ini, putrinya itu lagi-lagi kembali bersikap dingin dan suka marah-marah pada pelayan yang ada di setiap sudut rumahnya.
"Aku akan ke kamar dulu!" ucap mina langsung berjalan, tanpa menunggu jawaban dari ibunya.
Nyonya jung hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas lelahnya.
"Ini salahku..." gumam nyonya myoui dengan rasa bersalah yang sangat mendalam.
"Ini salah kita berdua, sayang..." ucap tuan myoui menenangkan istrinya.
"Tidak...ini jelas salahku!!!"nyonya myoui meninggikan suaranya.
"Aku tidak pernah memberikan kasih sayang seorang ibu kepada putriku sendiri. Aku selalu sibuk minum-minum dan bergaul dengan teman-temanku hingga melupakan putri kecilku yang berada sendirian di rumah..." nyonya myoui meneteskan air matanya ketika mengingat kesalahannya.
"Jangan bicara seperti itu lagi. Itu hanya masa lalu, setidaknya sekarang kau sudah berubah dan menyadari semua kesalahanmu..." tuan myoui memeluk istrinya dan mengusap punggungnya.
"Tapi masa lalu itu membuat putri kita menjadi seperti ini...dia begitu labil dan susah mengendalikan dirinya sendiri. Aku...aku telah gagal menjadi seorang ibu hiks hiks..." tangis nyonya myoui pecah saat mengatakan semua itu.
"Jangan bicara seperti itu. Kita pasti bisa memperbaiki segalanya, sayang...." ucap tuan myoui memeluk istrinya dengan erat.
Sementara itu di dalam kamar yang begitu megah, mina terlihat meringkuk dan memeluk bantal dengan wajah serta kamar yang begitu berantakan.
Sedari tadi, ia tak henti-hentinya melempar semua barang-barangnya hingga berserakan di atas lantai.
Pikirannya sangat kacau dan amarahnya terus meluap tanpa henti. Syukur dia masih bisa mengendalikan dirinya saat di kantor, tapi sekarang...dia tidak bisa menyimpan dan menahannya lagi.
"Brengsek!!!" umpat mina untuk kesekian kalinya, karena jeongyeon tak kunjung mengangkat telponnya.
"Aghhhh!!!"
"Sial!!!" mina langsung saja melempar ponselnya ke lantai hingga membuat layar ponselnya pecah.
.
.
.
.
.Jeongyeon pov
Aku meletakan file itu di mejaku dan menghela napas berat. Pikiranku sedang kacau.
Sudah berapa hari ini?
1....2....3....4....arghhhh!!!
Aku tersungkur di atas meja
Sudah berhari-hari aku menghindari gadis gila itu, dari teleponnya dan kunjungannya di tempatku bekerja.
Aku tidak tahu lagi bagaimana mengatakannya!
Tapi aku hanya bisa mengatakan kalau gadis itu benar-benar gila...gila...dan Gilaaaa!!!
Untuk sementara waktu, aku terpaksa pindah posisi menjadi asisten jihyo. Aku memilih untuk bekerja di dalam ruangan dari pada harus bertemu dengan gadis gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"