Chapter 13

618 119 149
                                    

Jeongyeon akhirnya bekerja di cafe milik jihyo setelah luka di wajahnya sembuh. Dia bahkan diberi kepercayaan oleh jihyo menjadi seorang kepala barista di cafe itu.

Meskipun jeongyeon sering kesulitan dengan komunikasinya, tapi dia sangat mencintai pekerjaannya itu.

Sudah hampir tiga bulan jeongyeon bekerja bersama sahabat kakaknya. Dia pun sudah mulai mengerti dan bisa sedikit bicara bahasa korea karena bantuan nayeon dan juga jihyo.

Kehidupan jeongyeon pun sudah mulai tenang dari sebelumnya. Itu terjadi karena mina tidak pernah menemuinya dan mengganggu jeongyeon lagi. Sejak penyerangan itu, wanita itu tiba-tiba menghilang dan lenyap ditelan bumi.

"Jihyo...."

Jeongyeon mendorong pintu dan masuk ke dalam tempat kerjanya. Dua lonceng kecil yang tergantung dipintu segera berdenting saat pintu terbuka dan tertutup.

"Yah...kau selalu meneriakkan namaku setiap kali kau masuk. Kau ingin mengusir pelanggan atau apa?!"jihyo keluar dari ruangannya dan memberi tamparan ringan di bahu jeongyeon.

Jeongyeon terkekeh dan pindah ke samping agar jihyo berhenti memukulinya.

"Ji, kau sangat cantik hari ini. Apa kau sedang menyukai seseorang hmm?" jeongyeon menyipitkan matanya dan mengulurkan tangannya untuk mengangkat dagu jihyo lalu memeriksa sisi wajah kanan dan kirinya.

"Omong kosong..."jihyo mendorong wajah jeongyeon dengan pelan.

"Kau belum juga memakai pakaian kerjamu? Apa kau ingin aku memotong gajimu?"ancam jihyo sambil menarik ujung kemeja jeongyeon.

"Ya, ya, ya...bos jihyo memang orang yang serius..." goda jeongyeon sambil mencubit hidung jihyo, setelah itu dia melarikan diri ke ruang ganti untuk menyelamatkan dirinya dari amukan bosnya.

"Yoo Jeongyeon!!!" teriak jihyo pura-pura kesal dan segera masuk ke ruangannya untuk menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memerah.

Kedai kopi sangat ramai hari ini, itu sebabnya jeongyeon dan dua barista lainnya begitu sibuk hingga lupa waktu.

Tiba-tiba dia mendengar pelanggan bergosip tentang sesuatu. Kemudian mata mereka beralih keluar, tetapi jeongyeon tidak memperdulikan hal itu.

Satu-satunya hal yang paling dia fokuskan adalah membuat kopi dan menghasilkan uang.

Jihyo tercengang oleh pemandangan spektakuler di luar cafe nya. Sebuah rolls-royce hitam perlahan berhenti di depan cafenya.

Setelah itu, tim pengawal berpakaian rapi datang entah dari mana, bersiap untuk memperbaiki formasi dua baris di depan mobil.

Selanjutnya, sekretaris wanita yang duduk di sebelah kursi pengemudi keluar dan dengan hormat membuka pintu belakang.

Tidak cepat atau lambat, kaki putih panjang dan ramping keluar dari dalam mobil. Tidak hanya jihyo, tetapi semua pelanggan di toko dan pejalan kaki berhenti dan melihat intens wanita yang terlihat begitu anggun itu.

"Sajang-nim, ini tempatnya..."ucap suzy sekretaris wanita itu.

Suzy benar-benar tidak mengerti kenapa CEO barunya itu bersikeras datang ke sini untuk minum kopi.

Padahal biji kopi dari toko-toko kecil ini tidak bisa dibandingkan dengan kopi mahal yang biasanya di minum oleh bosnya itu.

Mina melepas kaca mata hitamnya, memperlihatkan wajah super sombongnya. Dia mengangkat sudut bibirnya sedikit dan masuk ke dalam cafe.

"Aku merindukannya..." batin mina.

Jihyo tidak membiarkan dirinya melakukan kesalahan. Dia segera berlari ke pintu masuk dan tersenyum sambil berkata.

Crazy Girlfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang