Jeongyeon pov
"K-KAU!!!" aku berteriak kaget dan melompat dari sofa dan hal itu membuat earphone yang terpasang di telingaku keluar bersamaan.
"Aduh..." aku menyentuh telingaku yang kesakitan.
"Ya...ini aku, sayang. Ternyata kau butuh waktu cukup lama untuk menyadari bahwa pacarmu ada disini..."mina berkata dengan nada mengejek dan jari telunjuknya mengetuk lengannya yang masih bersilang.
"Yahhh...harus berapa kali ku bilang padamu kalau aku bukan pacarmu! Dan bagaimana bisa kau masuk ke sini?"kataku masih tidak percaya saat melihat wanita gila ini.
"Oh come on..." dia mengejekku dan menatapku seolah-olah sedang berkata "apa kau bercanda".
"Aku tidak pernah mengira pacarku begitu bodoh. Aku ke sini melalui pintu rumahmu...bodoh..."dia kembali mengejekku dengan seringai di wajahnya.
Aku menghela napas kasar dan mengusap wajahku dengan frustasi.
"Seharusnya kau membunyikan bel dulu. Ini bukan rumahmu, gadis gila..."seruku tapi aku langsung berhenti bicara saat merasakan suhu di sekitar ku berubah menjadi dingin.
"Yoo Jeongyeon!!! Apa kau pernah mendengar tentang wajah yang hancur hanya dalam satu menit?" dia menatapku dengan senyum terpampang di wajahnya.
Aku bisa merasakan kekerasan di balik senyumnya. Kaki ku mulai goyah saat aku menelan ludahku, ketakutan dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya.
"Tidak..." jawabku dengan suara pelan tapi aku yakin mina bisa mendengarnya.
"Apa kau ingin melihatnya sekarang?" aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.
Makhluk apa dia sebenarnya? Aku tidak pernah berpikir aku harus mematuhi wanita seperti dia.
"Bagus, jadi mulai sekarang jangan berani lagi kau meninggikan suaramu padaku. Ingat, aku adalah pacarmu dan itu tandanya aku sudah memiliki mu. Jadi apa yang menjadi milikmu akan menjadi milikku juga. Aku juga bebas memasuki rumahmu dan pergi sesukaku. Apa kau mendengar ku?" dia memberikan tatapan tajam yang membuat ku merinding.
Seseorang tolong bantu aku...appa, eomma, nayeon bantu aku keluar dari sini.
"Aku bertanya "apa kau mendengar ku?" dia mengulangi pertanyaannya dengan nada mengancam dan aku buru-buru menganggukan kepalaku karena aku tidak ingin main-main dengan wanita gila ini.
"Bagus...jadi, sekarang aku punya satu pertanyaan untukmu..."dia mengalihkan pandangannya ke majalah dan mengambilnya.
"Kau mau bertanya tentang apa?" tanyaku dengan nada lebih lembut saat duduk agak jauh darinya.
Mina terbatuk sebelum menunjuk ke lantai sambil membolak-balik majalah yang ada di pangkuannya.
Aku menghela napas dan menggerakkan pantatku ke lantai berhadapan dengannya.
Aku bahkan seperti budaknya saat ini. Serius? Kenapa aku harus melakukannya? Duduk di lantai rumahku sendiri?
"Apa kau bekerja?"aku tersentak ketika dia menanyakan pertanyaan terkutuk itu.
"Sebelumnya iya, tapi sekarang aku tidak bekerja lagi..."
"Kenapa tidak?"dia berhenti membalik halaman majalah dan menatapku dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa kau mempunyai banyak pertanyaan untukku?" kataku sedikit kesal dengan wanita gila itu.
"Jawab saja!!!" katanya menatap ku tajam.
"Ya, karena eomma dan nayeon memintaku untuk pindah ke sini..."dia mengangguk mengerti dan kembali membolak-balikan majalah lagi.
"Bekerja denganku saja. Terima tawaran itu atau aku akan membakar rumahmu..." aku menganga saat mendengar hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"