"Jangan pernah melepaskannya lagi apalagi berani menghilangkannya! Apa kau mengerti?!" ancam mina sambil mengambil tangan jeongyeon dan kembali memasukkan cincin yang dia bilang sebagai cincin pertunangan mereka itu ke jari manis jeongyeon.
Jeongyeon hanya bisa menggerutu dalam hati sambil mengusap-usap dahinya yang merah dan benjol akibat di pukul oleh mina.
"Apa masih sakit? Sini aku lihat..." mina sedikit merasa bersalah saat melihat betapa merahnya dahi jeongyeon.
Mina lalu mengompres kepala jeongyeon dengan batu es yang dibawakan oleh pramugari pesawat pribadinya.
Mina akhirnya berhasil membawa jeongyeon pergi bersamanya, tentunya dengan bantuan kedua bodyguard nya yang memiliki tubuh besar itu.
"Makanya, jangan buat aku marah!" mina terus mengomeli jeongyeon sedangkan pria itu hanya diam dan memasang wajah cemberutnya.
Jeongyeon tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Wanita itu benar-benar gila, bahkan dia begitu tega memborgol tangan jeongyeon agar pria itu tidak melarikan diri darinya.
"Apa kau tidak bisa melepaskan borgol ini dari tanganku?! Ya tuhan...aku bukan seorang penjahat!" gerutu jeongyeon merasa tidak nyaman dengan benda logam dingin yang menangkup pergelangan tangannya.
"Maaf sayang...tapi aku tidak bisa..."mina menyeringai sambil menunjukan sebuah kunci.
Jeongyeon tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Bagaimana bisa gadis gila itu mendapatkan borgol itu dan memborgolnya seenak hatinya.
"Oh tidak!" jeongyeon melihat mina dengan wajah frustasi.
"Wae?" mina terkikik pada dirinya sendiri, menunjukan pergelangan tangan mereka yang sekarang saling terkait.
"Mina, tolong lepaskan aku. Eomma dan nayeon pasti khawatir karena tidak menemukan ku saat mereka pulang..."pinta jeongyeon dengan wajah memohon.
"Tenang saja, aku sudah minta izin pada eomma dan dia mengizinkan mu pergi bersamaku..." santai mina.
"Apa?"
"Aku juga sudah membicarakan hubungan kita dengan eomma dan meminta restunya. Dan kau tau...eomma ternyata sangat menyetujui hubungan kita dan sudah memberikan restunya padaku..." jelas mina dengan bangga, membuat jeongyeon menjadi semakin pusing mendengar hal itu.
"Itu tidak mungkin!" bantah jeongyeon dengan tidak percaya.
"Tidak ada yang tidak mungkin bagi Myoui Mina...sayang..." jeongyeon akhirnya tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika mendengar hal itu.
Memang benar jika gadis gila itu selalu bisa melakukan apapun yang dia mau, tentunya dengan memakai kekuasaan dan kekayaannya.
"Sekarang, tidurlah. Perjalanan kita memakan waktu yang cukup lama..." santai mina sambil melihat jam tangannya.
"Ya tuhan....appa, aku ingin kembali pulang ke LA saja..." batin jeongyeon seakan ingin menangisi nasib hidupnya.
.
.
.
.
.Kurang lebih 4 jam berlalu, kini mereka telah sampai dan di sambut oleh beberapa staff saat mereka turun dari pesawat.
"Selamat datang, sajangnim..."
"Oh hitomi..." mina memeluk teman lamanya yang juga menjabat sebagai staff di perusahaannya yang berada di Jepang.
"Apa kabar? Wah sudah lama sekali kita tidak bertemu..."ucap hitomi.
"Susah 3 tahun semenjak kau meninggalkan seoul..."mereka berdua berpelukan lagi sampai hitomi menyadari jika ada seorang pria bersama mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fiksi Penggemar"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"