Jeongyeon pov
"Apa kau baik-baik saja, jeongyeon?" momo hendak menyeka wajahku lagi dengan sapu tangannya tapi aku cepat menghentikannya.
"Tidak! Aku ingin pulang!" kesalku sambil berusaha melepaskan tangan mereka dari lenganku.
Ya tuhan, mereka benar-benar gila sama seperti mina. Mereka bahkan berani datang ke rumahku hanya untuk membiusku dan menculikku.
Dan sekarang lihatlah...apa yang telah mereka lakukan pada rambutku, seenaknya saja mereka memotong dan mewarnainya disaat aku masih tidak sadarkan diri.
"Tidak bisa, jeongyeon. Mina bisa membunuh kita jika kau tidak datang bersama kami..." momo tersenyum sedangkan suzy masih memasang wajah datarnya.
"Kalian bertiga terlihat seperti pasangan....begitu mesra, bukan?" mina berjalan angkuh dengan tangan disilangkan di dadanya.
"Ah mina, ini bukan seperti yang kau pikirkan..." momo berkata dengan senyum gugupnya.
"Momo benar, sajangnim. Kami hanya menjaganya dan memastikan kalau dia tidak kabur dari sini..." suzy bantu menjelaskan saat dia melepaskan tangannya dari lenganku.
"Apa yang membuat kalian datang terlambat? Dan ada apa dengan adegan mengelap keringat itu, momo?" mina bertanya pada momo tapi mata tajamnya menatapku.
Ada apa dengan tatapan itu?
"T-tidak, aku hanya membantunya dan uh...umm dia benar-benar susah diatur mina. Kami bahkan terpaksa membiusnya untuk bisa membawanya kesini..."momo tergagap, sepertinya dia sangat takut pada gadis gila itu.
"Benarkah?" mina bertanya lagi membuat momo dan suzy mengangguk cepat.
"Oke, kalian berdua di maafkan. Aku tau kalau pacarku ini memang keras kepala..." kami bertiga menelan ludah saat melihat tatapan membunuhnya.
Aku tidak berani menebak apa yang akan dia lakukan pada momo dan suzy jika mereka melakukan kesalahan lagi.
"Tidak bisakah kalian melepaskanku dan membiarkan ku pergi dari sini? Eomma dan kakakku pasti akan khawatir jika mereka tak menemukan ku di rumah..." aku akhirnya berhasil mengeluarkan suaraku setelah perdebatan tiga gadis gila itu selesai.
Mina tidak menjawab, dia hanya menghela napasnya dan kemudian menatapku dari kepalaku sampai sepatuku.
Dia membuatku panas dan tidak nyaman dengan matanya yang memeriksa penampilanku. Tiba-tiba tatapannya berhenti di dadaku, membuatku mulai merasa canggung.
Apa yang dia pikirkan sampai dia melihat dadaku seperti itu?
Aku menutupi dadaku dengan kedua tanganku dan menatap mina dengan cemas.
"Lepaskan tanganmu, kau mengganggu pandanganku!" dia langsung menepis tanganku dan berusaha menyingkirkannya.
"Pervert!"dia mendengus kesal dan menatapku dengan tajam.
"Aku tidak! Kau tidak memakai dasimu dengan benar..."aku menghela napas lega dan menurunkan tanganku.
"Aku bahkan tidak perlu dasi ini. Aku ingin pulang!" mina tidak mendengarkan ku lagi tapi dia malah mendekat untuk merapikan dasiku.
"Diam! Jangan bergerak seperti itu!"ucapnya menarik dasiku dan menatap mataku.
Aku hanya bisa pasrah dan membiarkan gadis gila itu melakukan apapun yang dia inginkan.
Aku menatapnya dengan malas sedangkan dia sangat fokus merapikan dasiku. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bau shampo dan parfumnya yang begitu memabukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"