Jeongyeon menghitung keluhan yang keluar dari mulut Mina saat wanita itu sengaja meringkuk di dekatnya, setelah mereka pulang melompati tebing.
Dia menyeruput teh sambil menghangatkan dirinya di bawah selimut tebal di atas sofa dan di tambah dengan Mina yang memeluknya dari samping.
Jeongyeon tetap diam sebisa mungkin dan membiarkan Mina melampiaskan semuanya.
Ini adalah kesekian kalinya dalam lima jam Jeongyeon mendengar Mina mengomel dan bercerita tentang masa SMA nya.
"Setidaknya aku memilikimu sekarang. Bayangkan jika ular itu bertemu denganmu lebih dulu dariku. Aishh aku bahkan tidak bisa membayangkannya..."rengek Mina menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jeongyeon hanya menghela napas lelahnya dan melanjutkan menyeruput teh untuk kesekian kalinya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa hanya diam disini sepanjang waktu. Mungkin aku bisa mengambil waktu libur lagi dan kita bisa pergi ke negara tropis..." saran Mina begitu bersemangat.
Kali ini Jeongyeon tidak bisa diam lagi dan terus mendengarkan ocehan Mina. Kekesalannya sudah memuncak dan memenuhi kepalanya hingga akhirnya meledak.
"Tidak! Tidak! Tidak!!!!"
"Aku tidak akan pergi kemana pun lagi! Aku hanya ingin pulang dan pulang !!!" napas Jeongyeon menggebu-gebu, dia terengah-engah karena sudah menahan emosinya sejak dua hari terakhir.
"Sayang...." Mina langsung saja meletakan tangannya di dada Jeongyeon, menyuruhnya untuk tetap tenang dan menghembuskan napasnya dengan perlahan.
"Terakhir kali kau menyuruhku melompat dari tebing dan kau hampir membuatku terbunuh..." kali ini Jeongyeon bicara dengan nada yang lebih tenang, tidak seperti sebelumnya.
"Maaf, aku hanya ingin melakukan sesuatu yang belum pernah kau lakukan...."ucap Mina mengedipkan matanya dan mengerucutkan bibirnya, berharap hal itu bisa membuat Jeongyeon luluh, tapi sayangnya itu tidak berhasil.
Ada keheningan yang canggung di antara mereka berdua untuk beberapa saat, ketika Jeongyeon masih melemparkan tatapan kesalnya pada Mina.
"Apa kau sudah pernah bermain ski? Sebaiknya kita main ski atau permainan lainnya. Itu mungkin akan membantumu menghilangkan kekesalanmu ini..." Mina langsung mengubah topik pembicaraan mereka.
Jeongyeon hanya diam, tidak ingin repot-repot menjawab ide gila lainnya yang lagi-lagi di sarankan oleh Mina.
"Apa kau tahu cara bermain ski?" tanya Mina.
"Tidak!"
"Bagus, ini waktu yang tepat untuk belajar..." Mina menyeringai.
"Tidak!"
"Kenapa tidak?!"
"Aku tidak mau terluka!" balas Jeongyeon.
"Tidak, aku tidak mau melakukan itu. Aku tidak ingin terluka.Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" protes Mina, menirukan setiap kata penolakan yang keluar dari mulut Jeongyeon.
"Bahkan jika kau mengatakan kalau kita akan melakukan sesuatu, selalu ada twist di dalamnya. Itu pasti melibatkan ketelanjangan atau sederhananya...sesuatu yang gila!!!" keluh Jeongyeon.
"Jadi? Kenapa kau malah mengeluh sekarang? Kau belum pernah mengeluh sebelumnya..." Mina berkata dengan marah.
"Serius Mina? Ya, aku selalu melakukannya! Aku terus mengeluh dan menolaknya!!!" kata Jeongyeon dengan tidak percaya, bisa-bisanya Mina mengatakan kalau dia tidak pernah mengeluh saat menyuruhnya melakukan hal gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girlfriend (Completed)
Fanfiction"Kau...kau pacarku sekarang!!!" "Sorry?" "You're my boyfriend now!!!"