Chapter 20

241 7 0
                                    

Haii haiii

Jangan lupa vote & komen yaa

HAPPY READING
.
.
.
.

Marah?

Aksa memakai jaket nya dan menyambar kunci motor nya yang terletak di atas nakas. Dia bergegas turun ke bawah, mata nya tertuju ke arah sofa dimana Alicia menunggu nya. Dahi Aksa berkerut karena tidak ada Alicia di sofa tersebut.

Aksa mengeluarkan ponsel nya dari saku celana dan berniat menelpon Alicia. Dia menempelkan ponsel di samping telinga, sambil melihat sekeliling ruangan. Melihat pintu kaca yang terbuka Aksa mengayunkan langkahnya ke sana, berharap Alicia berada di sana. Dan ya, dugaannya memang benar bahwa Alicia berada di sana, tapi tidak sendirian, Alicia sedang bersama Saga.

Rahang Aksa mengeras, tangan kanannya meremas kuat ponsel yang masih menempel di samping telinga, sementara tangan kirinya mengepal kuat di sisi tubuhnya, hingga buku-buku jarinya memutih. Aksa berusaha meredam emosi yang sudah memuncak.

Tampaknya mereka tidak menyadari keberadaan Aksa. Karena terlihat Saga yang meniup pelan mata Alicia beberapa kali. Posisi mereka sangat dekat, malah sekilas tampak seperti sedang berciuman. Tak tahan terlalu lama berdiam diri, akhirnya Aksa mendekati mereka.

"Lo masih mau tinggal di sini atau ikut gue?" Alicia sedikit terperanjat mendengar suara Aksa.

Memang saat ini posisi Alicia sudah berdiri, tapi masih di hadapan Saga. Dan Alicia bisa mendengar dengan jelas kata-kata yang di sebutkan Aksa barusan. 'Lo-gue', tidak perlu di tanyakan lagi, Alicia bisa melihat Aksa dengan wajah datar nya, yang berarti sedang badmood parah.

"Aku mau di anterin sama kamu." Alicia berjalan meninggalkan Saga menuju pintu kaca tempat Aksa berdiri. Tapi setengah perjalan Alicia membalikkan tubuhnya menghadap Saga.

"Mas, aku pamit pulang ya, makasih bantuannya tadi."

Saga mengangguk dan tersenyum "Iya. Hati-hati di jalan."

Alicia kembali melanjutkan langkahnya dan menggandeng tangan Aksa. Mereka berjalan tanpa ada pembicaraan. Sesampainya di halaman rumah Alicia pun tidak ada yang membuka suara.

Alicia benar-benar tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Setelah satu menit berlalu tidak ada pergerakan Alicia akan turun dari motor membuat Aksa menoleh ke belakang, melirik Alicia dengan sudut mata nya.

"Kamu marah karena liat aku tadi berduaan sama Mas Saga ya?" Tanya Alicia.

"Salah satu nya." Aksa kembali menghadap ke depan, memunggungi Alicia.

Dahi Alicia berkerut, mencerna jawaban singkat Aksa barusan. "Salah satunya berati ada alasan lain lagi maksud kamu?"

Alicia turun dari motor Aksa dan berdiri di hadapan cowok itu. "Yang lain nya apa?." Suara Alicia terdengar sangat lembut dan sabar, sebenarnya Aksa tak tahan melihat sorot mata sendu Alicia tapi saat ini egonya seperti nya setinggi Burj Khalifa, segera ia mengalihkan pembicaraan mereka dengan mengangkat ponsel yang memang sudah terdengar berdering sedari tadi.

"Oke, gue lagi di jalan." Setelah menyimpan ponsel nya ke dalam saku celana Aksa kembali menatap Alicia.

"Andre udah nungguin gue dari tadi, gue pergi dulu."

Alicia hanya mengangguk dan meninggalkan Aksa. Jujur Alicia sudah terlalu lelah menghadapi mood Aksa seharian ini. Alicia bisa mendengar Aksa menghidupkan sepeda motornya dan pergi. Alicia membalikkan badannya melihat kepergian Aksa.

💮💮💮

"Gimana?" Aksa kembali bertanya dengan serius. Saat ini dia dan Andre sedang berada di markas. Hanya mereka berdua.

AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang