Haii haiii🖐
Happy reading
Alicia menuruni anak tangga dengan langkah cepat, bahkan sesekali ia melewati dua anak tangga sekaligus, tak sabar rasanya segera pergi dari rumah Anna. Menyaksikan secara langsung Anna dan Aksa yang berpelukan beberapa detik yang lalu cukup membuat jantungnya bergemuruh hebat, air matanya juga sudah mulai berlinang tak tertahan.
Sampai di lantai dasar Alicia berlari keluar pintu dengan isakan yang sesekali terdengar. Ia sendiri tidak tau mau pergi kemana, yang pasti berusaha pergi sejauh yang ia bisa.
Alicia menyebrangi jalan tanpa melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Suara klakson mobil membuat Alicia berhenti melangkah, jarak tubuh nya dengan mobil tersebut tinggal beberapa meter lagi, lutut Alicia bergetar lemas, rasa nya tidak mampu lagi untuk melangkah. Suara nya tercekat di tenggorokan tidak mampu untuk berteriak minta pertolongan. Yang ia lakukan hanya menutup mata dan kedua telinga nya dengan tangan, bersiap merasakan hantaman keras beberapa saat lagi. Kali ini ia benar-benar pasrah. Hingga tarikan kuat seseorang di lengan nya, membuat ia terjerembab jatuh.
" Woy, mau mati lo!" Suara supir yang hampir menabrak Alicia berteriak kesal sembari terus melajukan mobil nya.
"Astaga cia, lo gak papa?"
Alicia hanya menggeleng sebagai jawaban. Otak nya blank, kejadian barusan masih terlalu sulit ia percaya, nyawanya hampir saja melayang beberapa detik yang lalu.
"Cia, Lo gak papa?" Pertanyaan itu kembali terdengar, tampak cemas dengan keadaan Alicia.
"Gue gak papa." Ucap Alicia singkat. Entahlah, ada sedikit rasa kecewa di hati cia, besar harapan nya bahwa yang menolong nya barusan adalah Aksa. Tetapi tidak, orang yang menolongnya barusan adalah Ardi.
🌸🌸🌸
"Minum dulu." Ardi menyerahkan air mineral yang sudah ia bukakan tutup nya kepada Alicia.
Alicia menerima air mineral itu dengan wajah lesu "Thanks Di." Ucap nya singkat.
Setelah insiden yang hampir merenggut nyawa Alicia tadi, Ardi membawa Alicia untuk menenangkan kan diri duduk di warung yang tak jauh dari sekitar situ.
Sedari tadi Alicia hanya diam termenung. Ardi yang seakan mengerti dengan kondisi Alicia yang masih terguncang juga tidak banyak tanya. Ia hanya diam, duduk di samping sahabat nya itu.
"Di, menurut lo gue harus gimana?" Alicia saat ini sangat bingung, Ia perlu masukan dari orang lain. Ia perlu teman untuk berbagi sesak yang menghimpitnya.
"Hah?" Ardi yang di tanya hanya bisa melongo menatap Alicia.
'Perasaan dari tadi Alicia nggak ada cerita apa-apa. Kenapa tiba-tiba tanya pendapat gini?' batinnya bingung.
"Anna kayaknya suka sama Aksa. Menurut lo gimana? Apa Gue minta putus aja kali ya?" Ungkap Alicia getir.
"Lo gak bisa ambil keputusan sepihak gitu ja. Lo juga harus tanya perasaan Aksa gimana."
"...."
"Coba lo tenang dulu. Jangan ambil keputusan pas lagi galau gini. Takut nya entar lo nyesel sama keputusan yang lo buat." Sambung Ardi lagi.
Alicia hanya diam. Berpikir mencari solusi yang tepat.
Ia merasa posisinya terjepit. Jujur memang ia menyayangi Aksa. Sangat menyayangi nya. Tapi ada orang lain yang lebih membutuhkan Aksa saat ini. Kondisi Anna yang Alicia lihat tadi sangat memprihatinkan.
"Lo pikirin lagi bagusnya tuh gimana. Tanya hati lo maunya gimana." Kembali, Ardi menyuarakan pendapatnya. Ia meremas pelan bahu Alicia dengan senyum tersungging. Memberi semangat kepada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA! SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE! BUDAYAKAN VOTE & COMMENT BESTIEE, BIAR SEMANGAT UPDATE . . . . Aksa Ivandeer Bimantara Seorang ketua geng motor terkenal di Jakarta. Anak bungsu dari keluarga Bimantara yang merupakan salah sa...