Chapter 17

261 9 0
                                    

Hai haii haiii
Aing kambekkk
Kemarin ada yang nge vote sama komen next, jadi semangat buat up wkwk

Anw di chapter sebelumnya ada yang diperbaharui ya buat yg belum tau yang sakit itu siapa dan kenapa boleh cek di chpater 16

Jangan lupa buat vote & komen yaa💙

HAPPY READING
.
.
.
.

Temenan euyy

Alicia merinding mengingat kejadian yang di alami nya beberapa jam yang lalu. Kalau tidak Saga yang menelpon nya tadi, jadi siapa?

Atau itu cuma orang jahat yang bisa menirukan suara Saga seperti suara penipu di film-film? Terus siapa mereka sebenarnya? Ada niat jahat apa kepada Alicia?

"Cia, lo denger gue gak?" Pertanyaan Aksa menyadarkan Alicia dari lamunannya.

"Hah? Kenapa?" Alicia kembali bertanya.

"Gapapa, ayok gue anterin balek." Ajak Aksa.

"Eh, terus Ardy siapa yang jagain? Kan dia yang udah nolongin gue. Masa main di tinggal gitu aja." Sahut Alicia merasa tak enak meninggalkan Ardi sendirian.

"Kalo kalian mau balik duluan aja, gue masih mau nungguin Ardy."

Alicia menatap iba ke arah Ardi yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Biar gue yang jagain." Akhir nya Bima yang sedari tadi diam membuka suara nya.

"Gak usah Bim, biar gue aja yang jagain. Makasih." Alicia tersenyum kearah Bima. Masih terasa canggung komunikasi dengan Bima si manusia irit bicara. "Seenggaknya gue bakal nungguin sampe orangtua nya Ardi dateng."

"Dia anak yatim piatu, dan gak punya keluarga lain di sini." Aksa memberi penjelasan.

"Hah, masa sih? Lo tau dari mana?" Alicia bertanya kepada Aksa.

"Gue suruh Andre buat cari tau tentang dia." Aksa berkata sambil menatap layar ponselnya.

"Keluarga dia yang di Bandung? Adik, paman, nenek, atau sepupu?" Tanya Alicia memastikan.

"Gak ada, karena di Bandung dia tinggal di panti asuhan." Sambung Aksa lagi dan menegakkan wajah nya untuk melihat Alicia.

Alicia menghela nafas panjang. "Gue makin gak tega ninggalin dia." Ucap Alicia pelan.

Alicia mendengar Aksa menghela nafas kasar. "Jadi lo lebih milih berduaan sama dia di sini di banding ikut gue pulang?"    

Aksa menampilkan wajah garang mode on. Tampak nya pura-pura marah adalah jalan ninja agar Alicia mau pulang.

"Bukan gitu byy, gue merasa berhutang nyawa sama dia." Alicia menggapai tangan Aksa dan menggenggam nya. "Lo gak tau tadi waktu gue masuk ke tempat yang di shareloc sama penjahat itu, gue udah pasrah, gue takut banget tadi di..." ujarnya terputus dengan suara bergetar menahan tangis.

"Ssttt udah, gak usah di terusin." Tangan kanan Aksa membelai lembut pipi Alicia dengan ibu jari nya.

"Sekarang gue anterin pulang ya. Besok lo bisa dateng lagi jenguk dia." Ucap Aksa lembut.

Akhirnya Alicia mengangguk dan berdiri. Sebelum pergi Alicia mengelus pelan kaki Ardi yang di tutupi selimut sambil menatap wajah pucat Ardi.

"Udah ih, ini tangan nya jangan lama-lama di sini." Aksa menarik tangan Alicia dan langsung menggenggam nya erat.

"Bim, kita pamit dulu ya. Titip Ardy." Ucap Alicia kepada Bima. Bima yang sedari tadi duduk di sofa sembari memainkan ponselnya mendongakkan wajah nya dan mengangguk. Kemudian dia berdiri menyerah kunci mobil kepada Aksa.

AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang