Chapter 8

3.2K 277 0
                                    

Haruto dan Asahi duduk di sofa ruangan pribadi milik haruto, Jika ingin tahu Asahi adalah seseorang yang selalu di percaya oleh seorang Watanabe haruto yaitu bos nya sendiri, karena sifat Asahi yang hanya fokus ke dalam pekerjaan dan cuek dengan hal yang tidak begitu penting mencerminkan sifat yang melekat juga pada diri haruto.

"Tuan apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?!." Asahi membuka topik duluan saat haruto hanya diam saja sedari tadi.

"Aku ingin meminta pendapat dari mu, tapi sebelum itu aku ingin kau berbicara seperti biasa saja kepadaku tidak perlu memanggilku dengan sebutan tuan di saat kita sedang tidak membahas soal pekerjaan." - Haruto.

"Maksud tuan?! Tidak perlu berbicara formal, seperti itu?!." - Asahi.

"Ya, aku ingin kau dan aku berbicara layaknya seperti teman di luar pekerjaan, kau tau asahi hanya kau yang aku izinkan memanggil nama ku tanpa kata tuan." - Haruto.

"Baiklah aku akan menuruti perintah dari mu haruto, lalu apa yang mau kau bicarakan?!." - Asahi.

"Tentang perjodohan." - Haruto.

Asahi mengerutkan keningnya mendengar ucapan dari haruto,"Perjodohan?! Jangan bilang kalo Kau di jodohkan, begitu?!."

"Ya kau benar, papa ku menjodohkan aku dengan anak dari mendiang dari sahabatnya dia bilang perjodohan ini juga karena ingin melihat aku bisa berubah menjadi seseorang yang bisa menghargai orang lain." Haruto tersenyum miring saat mengingat ucapan papa nya itu,"Ck, aku benar-benar tidak mengerti dengan pola pikir papa ku."

"Kalo seperti itu kenapa kamu tidak menolaknya?!." - Asahi.

"Aku sudah menolaknya namun alih-alih papa tetap ingin perjodohan ini di lanjutkan dan papa memberikan syarat akan memberikan apapun yang aku mau kalo aku menerima perjodohan ini, tapi di balik itu semua aku sama sekali tidak menyukai ini semua jika pernikahan itu terjadi lantas aku harus bagaimana dengan gadis itu?!." - Haruto.

"Haruto, aku tau kamu menerima ini karena persyaratan yang di ajukan oleh papa kamu tapi bagaimanapun pernikahan itu sakral kalo kamu tidak menyukai gadis itu maka cobalah untuk tidur terpisah sampai kamu bisa menerima kehadirannya."

"Haruskah aku melakukan nya?!."

"Ini hanya pendapat saja dari ku, jika kalian menikah tanpa rasa cinta di dalam hati kalian dan kamu juga menerima ini karena terpaksa jadi lebih baik kalian untuk tidur terpisah saja dulu dan coba untuk saling mengenal satu sama lain aku yakin kok pilihan papa kamu itu pasti yang terbaik untuk kamu hanya saja kamu dan dia belum mengenal satu sama lain jadi wajar jika ini menjadi hal yang canggung untuk kalian berdua nanti nya."

"Dan yang terpenting adalah jangan sampai orang tua mu ataupun orang tua dari wanita itu mengetahui jika kalian tidak tidur bersama sebelum kalian berdua bisa menerima satu sama lain, berbicaralah nanti dengan wanita itu untuk mengerti kalo pernikahan ini masih sangat susah untuk kamu terima."

Asahi menatap wajah haruto yang diam lalu menunjukkan senyum tipis nya.

"Aku tidak tau apa aku bisa menerimanya atau tidak karena aku tidak akan sembarangan menerima wanita di hidup ku, tapi ucapan mu tadi akan aku lakukan, terimakasih atas solusi Dari mu Asahi dan aku minta kepadamu untuk merahasiakan soal perjodohan ini dari siapapun termasuk Sera, kamu mengerti."

"Kau bisa mengandalkan ku haruto." Asahi mengangguk sambil Tersenyum tipis ke haruto.


Youra yang sedang mempelajari tentang buku keuangan itu pun terus bergelut dengan buku pulpen dan komputer di meja milik nya.

"Youra!." Youra yang merasa diri nya di panggil oleh suara yang familiar untuk nya itu pun langsung menatap ke depan dan seketika senyum nya mengembang di bibirnya.

[✓] Perjodohan berakhir Cinta | HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang