Chapter 6

3.4K 283 0
                                    

Keesokan harinya haruto masih terpejam di atas kasur milik nya sang mama yang sudah berulang kali memanggilnya bahkan menggedor pintu kamar nya masih tidak bisa membuat haruto terbangun dan untungnya kamar Haruto tidak terkunci dan itu membuat sang mama menggelengkan kepalanya melihat anak laki-laki satu-satunya itu masih terlelap di atas kasur.

"Haruto! Haruto bangun ini udah pagi!!." Mama nya mengguncang tubuh Haruto supaya bangun.

"Hmgh aku ngantuk." Haruto menutupi telinganya menggunakan bantal.

"Yaa! Haruto Watanabe cepat bangun atau mama buang semua barang-barang kamu ini!." Ancaman sang mama berhasil membuat haruto terbangun dengan mata masih terpejam.

"Cepat mandi pakai baju yang sudah mama siapkan di lemari lalu turun ke bawah, mengerti!." - Mama.

Haruto mengangguk pelan dengan mata yang masih terpejam, sang mama pun pergi keluar kamar haruto setelah selesai mengeluarkan suara tinggi nya untuk membangunkan sang anak.

Haruto pun bergegas bangun mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri nya.

"Sudah bangun anak nya?!." Papa yang sedang minum kopi di meja makan itu menatap sang istri yang baru turun dari kamar putra nya.

"Anak kamu itu pa, susah banget di bangunin nya harus banget di ancam dulu baru bangun." - Mama.

"Memangnya kamu ancam dia apa?!."

"Kalo gak bangun juga aku buang barang-barang kesayangannya."

"Haha iya udah lah ma, Kayak gak tau aja bagaimana haruto." - Papa.

"Ya tapi kan dia sebentar lagi akan menikah pa, masa buat bangun pagi aja susah banget." - Mama.

"Biarkan saja, nanti juga kalo udah nikah dia tau tanggungjawab nya seperti apa sebagai suami." - Papa.

"Semoga saja calon menantu ku nanti punya kesabaran yang ekstra besar untuk menghadapi haruto." - Mama.

Papa hanya bisa tertawa kecil melihat istri nya benar-benar terlihat kesal sekali dengan putra satu-satunya itu.

"Mana lagi tuh bukan nya turun, Haruto!!!." Saat berteriak memanggil nama haruto sang anak sudah muncul duluan di belakang.

"Mama berisik!!." - Haruto.

"Kirain masih di kamar, cepat Duduk makan sarapan kamu." - Mama.

Haruto duduk dan memakan sarapan pagi nya dengan tenang, wajah tampan nya begitu membuat siapapun yang melihatnya betah menatap nya.

"Oh ya haruto, nanti malam kita akan datang ke rumah calon istri kamu jadi persiapkan diri kamu." - Papa.

"Aku sudah bilang kan papa atur saja semuanya, nanti sore jika semua kerjaan di kantor beres aku akan segera pulang dan ikut dengan kalian." - Haruto.

"Haruto mengenai perjodohan ini, mama harap kamu bisa bersikap baik kepada istri kamu nanti, kamu akan jadi suami yang punya tanggungjawab untuk istri dan rumah tangga kamu, jadi jangan sakiti istri kamu hanya karena kamu tidak memiliki rasa apapun kepadanya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan Mama." - Mama.

"Aku tidak janji, aku menerima perjodohan ini sebab persyaratan yang papa kasih ke aku kalo aku menerima perjodohan ini maka aku boleh minta apapun yang aku mau ke papa." - Haruto.

"Memang benar, tapi papa tidak akan memaafkan kamu jika kamu melukai perasaan gadis itu Haruto, papa hanya ingin kamu bisa belajar menjadi seseorang yang lebih baik lagi yang bisa menghargai orang lain, Ingat baik-baik haruto papa gak ingin sampai rumah tangga kamu hancur hanya karena keegoisan kamu sendiri." - Papa.

[✓] Perjodohan berakhir Cinta | HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang