003

129K 3.8K 18
                                    

Happy reading

Paginya Aira terbangun, pertama kali yang ia rasakan adalah kebas dan hangat pada dada bagian kirinya, Aira menunduk dan tatapannya langsung tertuju pada rambut hitam lebat bersih dan wangi.

Aira tersadar dan teringat kejadian semalam, astaga! Pipi Aira memerah berpikir jika semalaman max tidak melepaskan putingnya dan menyusu padanya, saat ini juga Aira masih merasakan bahwa max masih menghisap ASI-nya.

Aira tidak bisa mengelak jika ia merasakan nyaman pada dada disebelah kirinya, karna sepertinya asi disebelah kiri sudah lebih berkurang banyak dari sebelah kanan.

Sehingga yang Aira rasakan adalah lebih ringan dari sebelumnya.

Aira perlahan menyusupkan jari-jarinya ke dalam rambut max dan menggaruknya perlahan.

"Mas bangun sudah mau jam 6!" Ujar Aira dengan suara seraknya has bangun tidur.

"Hmm." Balas max karna masih asik dengan benda yang ada di dalam mulutnya.

Max sudah terbiasa terbangun di dipagi hari karna jika bukan harus menyelesaikan berkas-berkas kantornya max juga akan terbangun karna fairel akan lebih rewel di pagi hari.

Dan pagi ini max tidak mendengar bahwa fairel terbangun mungkin karna nutrisinya terpenuhi jadi tidurnya lebih anteng.

"Mas nggak kerja?" Tanya Aira dengan menepuk punggung max pelan, jangan tanyakan Aira mengapa dia bertanya seperti itu, karna ayah dan bundanya selalu bekerja dihari libur, jadi Aira pikir max juga begitu.

Max melepaskan puting tersebut dari mulutnya, dan mensejajarkan wajahnya dengan Aira.

"Aku harus segera menikahimu Aira, agar lebih bebas berbuat apapun padamu." Ujar max dengan mata tertuju pada mata coklat terang Aira.

"Mas aku masih sekolah." Peringat Aira Menahan tangan max yang sudah menyentuh dada kanannya.

"Tak masalah kau sebentar lagi lulus, jadi itu tak masalah." Ujar max santai, dengan tangan mulai meremas dada kanan Aira perlahan.

"Aku masih berumur 18 loh mas." Ujar Aira lagi dan lebih mengeratkan pegangannya pada tangan max, karna ia merasakan juga air ASI-nya keluar.

"Tak masalah sayang, kau tahu?! Saat pertama kali aku melihatmu aku seperti melihat rumah untukku pulang bersama fairel, aku tidak trauma dari perjalanan rumah tanggaku sebelumnya, aku ingin mencoba mencari kebahagiaan bukan dari harta saja tapi juga dari kasih sayang dan cinta, atau kau yang keberatan dengan statusku?." Ujar max.

Aira menatap mata max dalam, "aku tidak keberatan mas terhadap status apapun, tapi jika sudah berumur 50 lebih aku tak mau," ujar Aira dengan candaan di akhir kalimatnya.

"Syukurlah, karna mas masih berumur 28 jadi tidak tua bukan?!" Tanya max dengan kekehannya, Aira pun ikut tertawa.

Tak lama tangisan fairel terdengar, Aira segera beranjak duduk bersandar pada kepala kasur dengan keadaan dada terbuka, Aira segera menggendong fairel dan mengarahkan dada kanannya pada fairel.

Aira menepuk pantat fairel sambil mengelus pipi gembul fairel.

"Astaga tampan sekali kau sayang," ujar Aira dengan menatap wajah fairel, dari kecil saja sudah di anugerah kan wajah yang tampan, Aira yakin jika nanti telah besar pasti jadi rebutan para betina.

"Seperti daddy-nya bukan?" Tanya max yang sudah berada disamping aira.

"Ya, seperti daddy-nya.... Tapi boong." Ujar Aira dengan terkekeh senang.

"Aira!!" Geram max dengan menatap Aira tajam, tapi tak lama raut wajah max berubah.

"Aku tampan kan Aira, tidak seperti bapak-bapak di luaran sana kan Aira," ujar max dengan menggoyangkan tangan Aira dengan bibir yang di majukan.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang