011

63.4K 2K 96
                                    

Jadi pantengin terus ceritanya ya🥰

Happy reading

*

*

*

•••••

Keesokan paginya Aira sudah mulai bersekolah, max badannya juga sudah mendingan sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.

Fairel? Bayi itu dibawa ke sekolah, dengan bi Ita yang menjaganya, jadi nanti jam istirahat sekolah Aira yang menjaga fairel, dan saat jam pelajaran masuk bibi Ita yang menjaganya.

Max sudah berangkat ke kantor, karna sudah 2 hari tidak ke kantor pastinya berkas-berkas dokumen-dokumennya bertumpuk di meja kerjanya.

Walaupun sudah ada sekretarisnya yang menghandle, tapi pasti ada berkas-berkas yang harus max sendiri kerjakan.

Aira dan para sahabatnya saat ini tengah berkumpul di dalam kelas sebelum bel 10 menit lagi berbunyi, fairel tadi tertidur jadi Aira tenang saat meninggalkannya, Aira juga sudah menyiapkan susu asi dibotol dot bayi.

"Nih gue pinjemin catatan pelajaran yang kemarin Lo nggak masuk." Anis memberikan beberapa buku yang berisi catatan tugas selama Aira tidak masuk sekolah.

"Makasih ya nis." Aira menerima buku itu dengan senyumannya.

"Oke." Anis kembali duduk di kursinya di samping nada.

Jadi tempat duduknya itu Dila dan Sifa berada di barisan ke dua, Aira duduk sendiri, dan dibelakangnya nada juga Anis.

Sifa menoleh ke arah belakang menatap Aira. "Gimana om max sama fairel, udah sembuh?" Tanya Sifa, karna memang Aira sudah memberi tahu bahwa kemarin-kemarinnya Aira tidak masuk karna max dan juga fairel sakit.

"Kalok max udah sembuh, tapi fairel badannya masih agak anget." Jelas Aira.

Sifa mengangguk. "Nanti gue ikut ya ke fairel, gemes banget gue sama pipinya, pengen di karungin aja." Sifa tersenyum nakal menatap Aira.

"Lo lagi! Gue aja yang tiap hari sama dia, pengen gue remes-remes pipinya." Aira terkekeh mengingat pipi fairel yang bertambah gembul, apalagi badannya sudah gendut gembul, membuat siapa saja yang melihatnya gemas ingin memakannya.

"Betul tuh, bahagia dia sama Lo Ra, mangkanya badannya berisi." Ujar Sifa.

Sifa memutar badannya menghadap Dila "Eh Dil gue nanti nggak bisa main lagi, gue mau ikut mama ke rumah om gue." Ujarnya pada Dila.

Dila mengerutkan keningnya. "Ada apa disana?" Tanyanya bingung.

"Istrinya lahiran jadi mama mau jengukin." Jelas Sifa.

Dila mengangguk perlahan. "Berapa lama." Kini suaranya melembut tangannya mengelus tangan Sifa yang berada di atas meja.

"Besok pulang kok, nggak sampe nginep." Ujar Sifa memberi tau.

Dila mengangguk tersenyum.

Asifa anggraini anak ke dua dari dua bersaudara, kakaknya laki-laki dan kini masih berkuliah di luar negeri.

Bersahabat dengan Dila sudah dari saat masa SMP, dari kecil sudah mengenal Dila tapi dulu hanya saling mengenal, tidak sampai bersahabat, karna Dila yang kembali ke negara asal papanya, Thailand, dan saat lulus sekolah SD di Thailand, papanya membuka cabang juga di Indonesia.

Dari SMP bersahabat dengan Dila membuat Sifa mengetahui jika Dila kesepian selalu sendiri, walaupun sudah mempunyai sahabat seperti Aira, Anis, nada tapi mereka tidak bisa  setiap saat selalu berada disamping dila.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang