010

90.2K 2.3K 103
                                    

Hai🥰 nggak bosen aku bilang makasih banget pakek banget nget nget , makasih udah mau baca, makasih udah ngasih vomen dan makasih banget yang udah mau follow akun author. Sayang kalian 🖤

Semoga suka🖤

Happy reading

*****

Jika kemarin yang sakit adalah max, kini anaknya lagi yang sakit. fairel.

Ini pasti karena max selalu melakukan sentuhan fisik dan interaksi saat max sakit.

Kepada Aira max juga sentuh-sentuh apalagi max juga menyusu pada Aira, tapi imun tubuh Aira kuat, jadi demam max tidak mudah menular pada Aira.

Max selalu mencium dan menggendong fairel serta tidur dengan satu ranjang bersama, apalagi darah max mengalir di tubuh fairel, jadi jika max sakit mudah tertular kepada fairel.

Tentu Aira lebih kewalahan saat fairel sakit, apalagi max juga belum benar-benar pulih, jika max saat sakit lebih mudah dibilangin dan diancam, tapi jika anak kecil diancam bagaimanapun dan dibilangin apapun juga tidak akan mengerti, anak bayi jika merasakan tubuhnya tidak enak maka akan merengek terus menerus dan tentunya pasti menangis.

Pagi pukul 8 Aira, max serta fairel baru pulang dari rumah sakit, Aira pastinya tidak akan diam saat fairel sakit, bayi itu tidak boleh meminum obat sembarangan tanpa resep dokter.


"Mas nanti mama sama Kakak aku mau mampir kesini, nggak papa?" Tanya Aira pada max yang saat ini tengah menyusu padanya.

Posisi keduanya saat ini, Aira bersandar di kepala kasur, dengan max yang menyusu dan bersandar pada tubuhnya, tangannya melingkar di pinggang ramping Aira.

Max mengangguk dengan mata terpejam menikmati rasa yang ada di dalam mulutnya, mumpung fairel tertidur karna sehabis pulang dari rumah sakit, karna jika fairel terbangun maka Aira akan sibuk pada fairel saja, mengabaikan dirinya.

"Kerjaan mas gimana? Udah 2 hari nggak masuk kerja loh mas!"

Max melepaskan puting itu dari mulutnya. "Udah mas serahin ke sekretaris mas, mas juga sesekali mengecek email dari ponsel mas." Setelahnya max melahap puting indah itu lagi.

Aira mengangguk tangannya mengelus lembut rambut tebal max. "Terus sekolah Aira gimana? Aira mau lulus loh mas! Masa libur terus?" Bukannya tak mau mengurus max dan juga fairel, tapi jika Aira kebanyakan izin bagaimana nanti jika tidak lulus.

Aira seakan lupa bahwa pemilik sekolah itu yang saat ini tengah menyusu padanya, max tentu akan meluluskan Aira, walaupun jika nanti nilai Aira jelek, tapi max tau jika Aira cerdas.

Max melepaskan lagi puting itu dari mulutnya mendongak menatap Aira. "Tenang saja, kau pasti lulus, setelah itu kita menikah, yeyy!" Tanpa sadar max teriak girang.

"Sttt! fairel tidur mas, jangan berisik!" Aira membekap mulut max agar tidak berisik lagi.

Max mengangguk menatap ke arah box bayi, disana fairel masih tertidur dengan tenang, kepalanya mendongak menatap Aira.

"Kamu mau kan habis lulus nikah sama mas?"

Aira mengangguk. "Iya, masa mas udah pegang-pegang aset Aira, terus nggak mau nikah? Haruslah mas tanggung jawab."

"Tenang, mas tanggung jawab kok." Mulutnya kembali melahap puting milik aira yang menghasilkan asi.

"Harus!  Mas tidur gih semalem kurang tidur karna jagain fairel, badannya juga masih anget." Suruh Aira menunduk mengelus alis tebal max.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang