chapter 29

34.7K 1.5K 51
                                    

Huhu😭 maaf lama nggak up🙏🙏 maaf buat yang udah nunggu author up kelamaan🙏🙏😭

Bacanya santuy aja..
Uthor harap kalian nggak bosen Ama cerita ini🙌🙏.

•••

"Dila!!" Teriak Nevan menggema di mansion besar ini.

"Dimana Dila ku?!!" Teriak Nevan lagi, kebingungan mencari Dila nya yang menghilang ketika ia selesai mandi.

Nevan melempar vas bunga yang berada di depan pintu kamarnya, seperti inilah jika ia sedang mengamuk, melempar semua barang yang ada di dekatnya, maka dari itu barang-barang  yang berada di dalam kamarnya hanya sedikit.

Seorang maid lari tergopoh-gopoh menuju ke arah nevan yang masih mengamuk. "Tuan, nona Dila berada di taman belakang." Beritahu maid itu dengan nafas memburu karna habis berlari.

Nevan menghentikan kegiatan melempar alat-alat tak bersalah itu, menatap secara perlahan ke arah maid yang menunduk takut tak berani menatap Nevan.

Setelahnya ia Segera berlari menuruni tangga menuju taman belakang mansion untuk mencari Dila nya.

Di sana Nevan melihat Dila menyiram tanaman menggunakan selang air sambil menelfon seseorang.

Berjalan mendekat kearah Dila, memeluk Dila nya dari belakang, pipinya ia gosokkan di punggung mungil Dila, tinggi Dila yang hanya sebatas bahunya membuat ia harus menekuk lututnya sedikit.

Dila segera mematikan sambungan teleponnya dengan Sifa, tadi Sifa menelfonnya karna meminta saran menggunakan baju apa jika hendak berkencan dengan pacarnya, karna Dila orangnya yang fashionable banget jadi Sifa bertanya pada Dila.

Sifa memang sudah mempunyai pacar semenjak memasuki kuliah.

Dila juga sudah tidak mempunyai perasaan pada Sifa, Dila tau bahwa itu salah, dan juga Dila tak bisa memaksakan perasaan Sifa, kini Dila telah nyaman bersama Nevan, walaupun hubungan nya dengan nevan belum jelas, tapi yang pasti Dila nyaman dengan Nevan.

"Kenapa pergi?" Rengek Nevan menggoyangkan tubuh Dila ke kanan ke kiri.

Dila mematikan kran air yang tadi di gunakan untuk menyirami tanaman, menyimpannya, lalu berbalik menatap Nevan yang tengah cemberut memajukan bibir bawahnya.

Terkekeh, tangannya terangkat mengelus pipi chubby Nevan, semenjak Nevan bersama Dila, berat badan Nevan selalu bertambah, karna Dila yang rajin membuatkannya cemilan dan tak lupa memasakkan makanan kesukaan Nevan.

"Nevan lama tadi, yaudah Dila nyiram tanaman aja." Ujar Dila dengan senyuman manisnya, menatap Nevan dalam. "Tadi nggak mecahin barang kan?" Tanya Dila menyelidik menatap Nevan intens.

Kenapa Dila bertanya seperti itu? Karna Dila hafal sekali kelakuan Nevan jika mengetahui dirinya pergi tanpa sepengetahuannya.
Ia menyuruh Nevan agar bertanya terlebih dahulu sebelum berbuat macam-macam.

Nevan gelagapan, ia sudah berjanji jika mengamuk ia akan berusaha tidak akan memecahkan barang lagi, jika ia melanggar Dila tak akan mau bicara lagi dengannya.

Nevan menggeleng panik, matanya menatap ke arah lain takut menatap Dila.
"Nggak kok Nevan tadi nggak mecahin barang." Elaknya.

Dila menatap Nevan tajam. "Dila nggak mau temenan sama pembohong!" Ujar Dila dingin.

Seketika Nevan menatap Dila, matanya berkaca-kaca, menubrukkan badannya pada Dila memeluknya erat, menyembunyikan wajahnya di bahu Dila.

"Maaf." Ujar Nevan menangis di pelukan Dila.

Dila menghela nafas, tangannya mengelus lembut punggung Nevan.

"Dila maafin... Tapi untuk kali ini aja! Ke dua, tiga kalinya... Nggak Dila maafin lagi!" Ujar Dila penuh penekanan.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang