024

60.6K 1.7K 24
                                    

Hai🥰makasih yang udah mau baca cerita saya, makasih yang udah mau nunggu cerita saya up, pokoknya makasih bangettt❤️🖤

🔞

•••

"Eunghh Mash udahh capek!" Seru Aira yang sudah sangat lelah plus mengantuk, pada max yang masih bergerak di atasnya.

"Sebentar lagih sayangg! Akhhh...!!" Max menjatuhkan tubuhnya di atas Aira setelah pelepasan terakhirnya.

Jam menunjukkan pukul 3 pagi, setelah tadi malam ronde pertama selesai, max membiarkan Aira istirahat sejenak, setelah satu jam kemudian, Max kembali menggempurnya hingga saat ini.

"Lepas mas!" Suruh Aira, menggeliat tak nyaman saat milik max masih berada di dalam miliknya.

"Nanti sayang." Ujar max dengan suara seraknya, lelah.

Aira dan max masih sama-sama menetralkan deru nafas mereka yang memburu setelah percintaan hebat tadi.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu diiringi suara tangis bayi terdengar di depan kamar max dan Aira.

"Pasti fairel nangis, gih ambil mas! Aira capek." Suruh Aira, karna memang sudah sangat lelah, apalagi selangkangannya masih terasa sakit.

Max seakan tak ingat jika baru saja melepas keperawanan seorang gadis, ia menggempur Aira dengan semangat, hingga Aira kewalahan, pertamanya saja lembut dan perlahan, tapi seterusnya max bagaikan hewan predator yang menyerang mangsanya.

Pantas saja jika max sangat buas malam ini, karna lebih dari setahun max tidak pernah berhubungan intim dengan seorang perempuan.

Tentu max, lelaki normal yang memiliki nafsu yang harus terpenuhkan, dan penantian nya selama ini tercapai, ia sudah mempunyai istri yang memang mempunyai kewajiban melayaninya.

Max perlahan bangkit, melepaskan penyatuannya dengan tak rela, ia melangkah mengambil handuk yang tergeletak di lantai.

Mendekat ke arah Aira dan memasangkannya selimut hingga menutupi tubuhnya yang polos, Max tidak rela membagi keindahan tubuh Aira walaupun dengan wanita sekalipun, kecuali anaknya tentunya, tapi karna fairel masih bayi polos, maka Max tidak mempersalahkannya.

Mengecup pipi dan bibir Aira sekilas, lantas Max beranjak kearah pintu, karna sudah mendengar tangisan anaknya yang semakin keras.

"Maaf Max, fairel menangis tidak mau berhenti, sudah bunda kasih asi Aira tapi tetap fairel tidak mau berhenti menangis." Jelas bunda Aira merasa tak enak karna sudah mengganggu kegiatan max, sebelum menitipkan fairel pada bundanya, Aira memang sudah menyiapkan perasan ASI-nya, jadi jika fairel lapar, ia bisa meminumnya.

Max tersenyum menenangkan. "Tak apa bunda, fairel pasti kangen mommy nya, mangkanya menangis." Ujar max sembari mengambil alih bayi yang hampir berumur 5 bulan itu.

"Yasudah kalau begitu, bunda tinggal ya." Pamit bunda Aira, yang di jawab anggukan disertai senyuman oleh Max.

Max membalikkan tubuhnya masuk kedalam kamar, tak lupa mengunci pintu kamar.

"Anak Daddy kangen mommy nya yah?" Goda max dengan menciumi pipi gembul itu gemas.

"Sini mas! Aira kangen fairel!" Seru Aira memanggil Max agar memberikan fairel padanya.

Max tersenyum dan meletakkan fairel di samping Aira yang kini tertidur menyamping menghadap fairel.

"Anak mommy gantengnya." Ujar Aira mengelus pipi gembul fairel yang memerah karna sehabis menangis.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang