chapter 31.

47.2K 1.9K 129
                                        

Oy🥰 maaf lama nggak up, bukan maksud untuk melalaikan/menelantarkan cerita ini, karna pertama, otak uthor lagi buntu banget. ke dua, sebenarnya chapter ini udah selesai tapi pas uthor revisi lagi ceritanya nggak nyambung banget/ gaje banget, jadi uthor puter otak lagi dan jadilah seperti ini chapter nya, mohon maaf bila chapter ini membuat kalian kurang puas.

Btw dah baca cerita author yang baru belum?👀

Happy reading...

Yang minta part Dila nya panjang, ni author panjangin, jadi jangan lupa vote sama komen😘❤️

•••

Nevan meringkuk di atas kasurnya dengan tangan yang di infus, keadaannya sangat kacau, badan yang agak kurus, dengan kantung mata yang sangat kentara hitam.

badannya panas di sertai dengan flu nya, yang di lakukan Nevan hanya menangis dan mencoba menghubungi Dila

Dila nya pergi tanpa kabar, dan selama itu juga   telfon Dila tak aktif yang membuat keadaan Nevan semakin memburuk.

Pintu kamar Nevan di buka, dan muncullah bibi maid yang membawakan nampan berisi makanan untuk Nevan.

"Tuan, mari makan dulu." Ujar sang maid meletakkan nampan tersebut di atas nakas, dan mendekati Nevan untuk di bujuknya makan.

"Nevan nggak mau." Ujar Nevan dengan suara lemas nya.

"Tuan belum makan sedari pagi tadi loh." Ujar sang maid lembut tangannya terangkat mengelus rambut Nevan yang berantakan, bibi ini yang selalu menemani Nevan dikala Nevan sendirian tanpa orang tuanya.

"Mau Dila bibi." Ujar Nevan melengkung kan bibirnya ke bawah dengan mata berkaca-kaca.

Bi Uum tersenyum sendu, "makan dulu ya, nanti nona Dila marah jika tuan tak makan."

Nevan menggeleng dengan Air matanya yang mengalir, ia hanya ingin bertemu dengan Dila nya.

"Tuan mau jika nona Dila marah?" Ujar bi Uum masih berusaha membujuk.

"Nggak mau bibii." Rengek Nevan.

"Ya sudah, makan dulu ya, biar cepet sembuh dan bisa ketemu lagi sama nona Dila."

Nevan mengangguk membuat bi Uum tersenyum seraya beranjak mengambil bubur yang sudah ia buatkan, setelahnya ia membantu Nevan untuk duduk dan mulai menyuapinya.

5 suapan yang masuk ke dalam mulut Nevan, setelahnya Nevan tak mau lagi, tak apa yang penting perut Nevan ada isinya.

"Mana Dila ku bibi." Ujar Nevan memperhatikan bi Uum yang memberesi bekas ia makan tadi.

"Besok bibi cari kerumah non Dila lagi ya, sapa tau non Dila ada disana, Sekarang tuan istirahat dulu ya." Ujar sang bibi dengan senyumannya.

Nevan mengangguk, setelah nya keadaan hening setelah bi Uum keluar kamar.

Dila pergi tanpa memberi tau Nevan dan orang mansion.

Nevan menatap dinding yang berisi foto dirinya dan Dila dalam pigura yang besar dengan pandangan yang kosong, matanya sudah menyiratkan kerinduan yang sangat besar pada Dila nya.

Waktu itu setelah untuk pertama kalinya Dila menyusui Nevan, kebesokan nya Dila pergi, Nevan berpikir apa Dila pergi karna itu? Jika iya, maka Nevan tak akan meminta hal seperti itu lagi.

Lama terdiam membuat Nevan mengantuk, tak lama kemudian dirinya tertidur dengan harapan saat ia terbangun Dila ada di sampingnya.

*

Sementara di bandara, Dila baru turun dari pesawat milik keluarganya, dengan berlari dia menghampiri mobil yang sudah di siapkan oleh pengawal ayahnya, setelahnya ia segera mengendarai mobilnya menuju mansion Nevan dengan cepat.

My Sweet DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang