Menjadi diri sendiri, adalah kata yang terus Haechan ingat sejak mendengar pembicaraan Mark dan teman-temannya di cafe saat itu. Namun nyatanya terkadang rasa percaya diri nya surut jika mengingat tipe ideal Mark adalah Jaemin.
Membuat Haechan suka membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan sosok temannya itu. Hanya dilihat pun sudah sangat jelas jika Haechan dan Jaemin sangat berbeda. Berbeda dalam banyak hal.
"Haechan kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Jaemin yang merasakan tatapan panas dari Haechan.
"Tidak, tidak ada" jawab Haechan sekenanya. Haechan merasa tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan Jaemin. Ia pun kembali menghela nafasnya.
"Ada apa lagi kali ini? Kau terlihat tidak seperti biasanya" tanya Renjun yang menyadari sikap temannya yang kembali menjadi pendiam.
Sejenak Haechan menghela nafasnya dengan berat kembali dan menatap Jaemin serta Renjun secara bergantian,
"Aku terlalu buruk untuk menjadi pasangan ya?" gumam Haechan bertanya pada kedua temannya.
"Kenapa kau bicara seperti itu? Juyeon menyakiti mu?" tanya Renjun tidak sabaran, serta agak mendesak.
"Tidak. Bukan seperti itu" kata Haechan menenangkan Renjun.
"Lalu?" sambung Jaemin.
"Eng .. itu ... " Haechan bingung harus mengatakan nya atau tidak. Dia terlalu malu untuk mengucapkan nya.
"Apa Haechan? Kita kan teman, jadi santai saja" ucap Renjun yang kini justru meyakinkan lelaki itu.
"Aku sudah menentukan pilihan, dan aku yakin dengan perasaan ku kali ini" gumam Haechan teramat pelan tapi masih bisa di dengar oleh kedua temannya.
"Maksud mu ... "Renjun menggantung kalimat nya tidak percaya. Akan tetapi lebih tidak siap mendengar jawaban Haechan, tapi secara bersama dia juga menunggu jawaban temannya itu.
"Kau sudah memilih antara Juyeon dan Mark hyung?" tanya Jaemin, dan mendapat jawaban berupa anggukan dari Haechan.
"Lalu kau memilih siapa?" Renjun bertanya kembali.
Sempat Haechan ragu mengatakan nya, akan tetapi tetap memberanikan menyebut nama orang yang telah dia pilih "Mark .. " cicit nya pelan.
Sejenak Jaemin dan Renjun saling melempar tatapan. Namun itu hanya sebentar karena perhatian Jaemin kembali tertuju pada Haechan.
"Kau sudah yakin? Maksud ku selama bersama Juyeon kau terlihat ... Ya seperti itu lah pokoknya" ungkap Jaemin tidak mau Haechan salah paham karena ucapannya.
Apalagi Jaemin dan Renjun tau jika Mark baru pendekatan dengan orang bernama Arin dan Kyumin. Ya, mereka tau jika para dominan sedang membantu Mark berpaling dari Haechan, dan melupakan teman mereka.
"Kenapa tidak ada yang percaya jika aku mencintai Mark? Aku sudah mengatakan nya dari awal jika aku mencintai nya" lirih Haechan kepada kedua temannya.
"Bukan seperti itu Haechan maksud Jaemin. Kau bahkan juga sempat meragukan perasaan mu sendiri, Jaemin hanya ingin memastikan" ucap Renjun menengahi. Keduanya tidak menyangka jika Haechan yang biasanya liar bisa se-sensitif sekarang.
"Tidak, tidak apa-apa. Aku yang salah, maafkan aku" ucap Haechan.
"Haechan kau serius memilih Mark hyung?" tanya Jaemin sekali lagi.
Dengan sorot mata seriusnya, Haechan mengangguk yakin "Tapi ... " Ia menggantung kalimat nya.
Jaemin dan Renjun masih senantiasa menunggu Haechan untuk melanjutkan perkataannya. Sangat berbeda dengan Haechan yang sebelumnya. Jika biasanya Haechan akan bicara sesuka hati, maka kali ini Haechan seperti berpikir ratusan kali sebelum bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanfictionHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...