Fuck!!
Shit!!
Damn!!
GOD DAMN IT!!!
Itulah yang setiap kali Mark teriakan dengan sangat frustasi dalam hati ketika menghadapi Haechan. Bukan, bukan menghadapi Haechan, lebih tepatnya menghadapi sisi lain yang di miliki oleh lelaki manis itu yang belum pernah ia lihat.
FOR GOD SAKE!!!! HAECHAN REALLY REALLY DRIVES MARK CRAZY. FUCK!!!!
Haechan terlihat jauh berbeda dari sebelumnya. Lelaki itu terlihat tenang dan santai ketika Mark banyak di dekati laki-laki dan perempuan yang menginginkan nya. Tenang dan santai akan tetapi tidak segan menunjukkan betapa agresif sikapnya yang berstatus submisif itu.
Mark kira setelah menunjukkan sifat aslinya yang suka bermain dengan para jalang, Haechan akan menjauh darinya secara berkala. Namun nyatanya lelaki manis itu justru mengikuti alur permainan nya dan seolah menantang nya.
Yang membuat Mark semakin heran pada Haechan adalah dia juga sering mengabaikan lelaki itu akan tetapi Haechan masih saja bertahan di sampingnya.
Oke, Haechan tetap berada di sampingnya adalah salah satu keinginan dan tujuannya. Tapi sebelumnya Haechan sangat tidak menyukai atau bahkan anti dengan kehidupan ataupun sifat bajingannya.
Tapi sekarang? Kenapa Haechan seperti menikmati kehidupan dunia nya juga?
Perlu di pertegas, Mark mengabaikan Haechan bukan tanpa alasan. Itu salah satu caranya untuk bertahan agar tidak terlihat lemah di depan Haechan. Karena sejatinya, Mark masih mencintai Haechan dan hanya ingin memastikan lelaki itu bersungguh-sungguh dengan ucapan yang di katakan sebelumnya, yaitu Haechan yang juga mencintai nya.
Mark mengabaikan Haechan dalam artian bersikap acuh dan seolah-olah tidak peduli, serta sering bersikap dingin di sertai pembicaraan yang sarkas.
"Memikirkan sesuatu, Melk?" suara lembut Haechan menyadarkan nya, di sertai dengan usapan tangan di sisi wajahnya yang tak kalah lembut nya.
Shit!!!
Kesal Mark dalam hati, kenapa susah sekali membuat Haechan menyerah. Padahal sebelumnya Mark benar-benar siap jika Haechan lebih memilih Juyeon. Bahkan sebelum rencana ini berjalan, Mark sudah memberi ijin Haechan untuk kembali pada Juyeon secara jelas saat itu. Tapi Haechan memilih untuk memperbaiki hubungan mereka.
"Nope"
Haechan tersenyum amat manis, tangannya ia gunakan untuk mengusap rahang Mark dengan begitu lembut. Ada rasa senang yang menyapa hatinya ketika melihat wajah lelaki tampannya nampak terlihat frustasi dan kesal. Haechan suka melihatnya, karena itu menunjukkan jika Mark akan kalah lagi kali ini. Meskipun setiap saat kesabarannya benar-benar di uji, sepertinya perjuangannya tidak akan berakhir sia-sia.
"Dia sudah pergi, kenapa masih di sini?" kata Mark dengan terdengar risih di telinga Haechan.
"Supaya tidak ada yang menyentuh mu lagi" jawab Haechan dengan santainya.
"But you touch me" ucap Mark tidak suka. Tidak tau saja saat ini posisi mereka sangat tidak nyaman untuk Mark.
Karena Haechan duduk di atas pangkuan nya dengan saling berhadapan. Dan jangan lupakan bagian bawah mereka yang saling bergesekan secara tidak sadar. Oh tidak, maksudnya yang tidak sadar hanya Haechan. Karena Mark sedang berusaha menyingkirkan Haechan dari atas pangkuannya.
"Hngg?"
God Damn it!!!!
Bukan suara Haechan yang membuat Mark mengumpat, melainkan wajah lelaki manis yang sedang menatapnya dengan sangat menggoda lah yang membuat pertahanan nya kian menipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
Fiksi PenggemarHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...