Haechan menghirup dalam-dalam aroma di sekelilingnya. Sudah sangat lama dirinya tidak menginjakkan kakinya ke arena. Dan dirinya pun juga tidak menyadari jika banyak perubahan yang terjadi.
Haechan juga tidak menyangka ketika mendapati bagaimana Tim Yuta dan Tim GuanLin bisa sedekat ini. Barulah Haechan paham ketika Renjun menceritakan jika semuanya berkat Lucas dan GuanLin.
Pada akhirnya, Jeno dan Jaemin, serta Renjun dan GuanLin bisa leluasa menunjukkan keromantisan mereka. Karena kedua pasangan tersebut belajar dari pengalaman, supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang membuat hubungan mereka rumit. Seperti Haechan saat ini contohnya.
Sering kali Haechan mengedarkan pandangannya untuk mencari Mark. Jika kedua temannya berada bersama tim Yuta, maka lelaki tampan yang biasanya menjailinya itu justru tidak terlihat sama sekali.
"Hyung, sudah lama tidak ke sini kenapa jadi pendiam sekali?" ujar Jisung bertanya dan duduk di samping Haechan. Jangan lupakan senyum canggungnya.
"Benarkah? Perasaan sama saja" jawab Haechan sembari terkekeh pelan.
Jisung menganggukkan kepalanya "Tidak turun?" tanyanya lagi hanya sekedar basa-basi. Selain itu agar dia bisa berbincang lebih lama dengan Haechan yang saat ini masih mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.
"Lihat nanti"
"Hyung apa yang kau cari? Perlu bantuan?" tanya Jisung lagi yang senantiasa menatap wajah Haechan yang tidak tenang.
"Haechan, Mark ada di sana jika kau mencarinya" ucap Jeno yang menyadari raut gusar teman kekasihnya. Jeno menunjukan ke arah dimana tempat mobil mendapat perbaikan. Secara sederhana nya bengkel mobil di arena.
Haechan mengangguk dan bermaksud berdiri dari tempat duduknya. Sebelum melangkahkan kaki, pergelangan tangan Haechan di tahan Jisung.
"Perlu aku temani?" tanya Jisung lagi.
Haechan menatap lelaki yang lebih muda darinya itu dan memberikan sebuah senyuman tipis "Tidak perlu, Ji. Aku mau menyelesaikan sesuatu" jawab nya pelan sembari melepas tangan Jisung yang mencekal nya.
Tangan Jisung terlepas, lelaki itu menatap telapak tangannya sendiri dengan begitu miris. Di tambah lagi bibirnya yang menunjukan senyuman tipis, menambah kesan memprihatinkan untuk Jisung saat ini.
.
.
Haechan melangkahkan kakinya ke arah tempat yang di tunjuk Jeno tadi. Sesekali tersenyum pada orang yang menyapanya, maksudnya orang yang Haechan kenal. Selain itu Haechan sama sekali tidak memperdulikan mulut kurang ajar para lelaki dominan yang pernah mendekati nya. Tujuannya saat ini hanya mencari keberadaan Mark dan menyelesaikan semuanya.
Haechan mengukuhkan keberanian nya dengan menghirup nafas beberapa kali setelah melihat Mark yang sedang memeriksa mobil bersama seorang perempuan cantik. Haechan sempat mengamatinya selama beberapa saat.
Dengan waktu sebentar itu Haechan bisa menangkap momen tersenyum nya Mark ketika bicara dengan perempuan itu. Membuat kepercayaan diri Haechan naik turun. Meskipun gugup, Haechan tetap melangkahkan kakinya mendekati tempat Mark berada.
Dengan jarak yang masih terbilang cukup jauh Haechan terpaksa harus melihat pertunjukan dimana bibir Mark di sambar perempuan lain dengan sangat rakus. Membuat Haechan secara tidak sadar langsung mengepalkan tangannya.
Namun itu tidak menyurutkan niatan Haechan untuk kembali mendekati tempat Mark lagi. Haechan sempat mendecih ketika Mark mendorong perempuan itu menjauh dengan paksa. Lalu tersenyum canggung pada perempuan yang sejak tadi bersama nya.
"Maaf Arin kau harus melihat tadi"
"Santai, hak mu untuk melakukannya, aku tidak berhak melarangnya" jawab perempuan yang di panggil Arin oleh Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...