WARNING!!!
PART INI KAYAK NYA SEDIKIT SENSITIF YA, TAUKAN SENSITIF YANG BERHUBUNGAN SAMA DEPRESI.
YA POKOKNYA GITULAH, JADI PEMBACA YANG BIJAK YA!!
KALO NGGK KUAT JANGAN LANJUT BACA YA!!
SEDIKIT AJA!
but
Enjoy it 😘
Beberapa minggu telah berlalu, dan Mark seperti mendapatkan puing-puing kehidupannya kembali yang sebelumnya telah hilang.
Mark mendapatkan apa yang ia cari selama ini dari kedua temannya. Dua orang yang selalu menemani nya. Berbeda jika dibandingkan dengan perubahan yang di tunjukkan orang tua nya.
Meskipun Papa dan Mamanya sudah berada di dekatnya, memberi sambutan ketika pulang dari keseharian yang telah dia lakukan, memintanya bercerita untuk apa yang telah terjadi. Akan tetapi Mark tetap merasa biasa saja. Perhatian dari orang tuanya tidak memberinya dampak untuk hari-harinya menjadi lebih baik. Sekalipun sebelumya perhatian orang tuanya adalah hal yang paling dia inginkan.
Entahlah. Mark juga tidak tau, mungkin dia sudah terbiasa tanpa orang tuanya selama ini. Ya waktu membuatnya terbiasa.
Dan setelah acara mereka bersenang-senang di kediaman Mark, GuanLin jadi lebih sering menempeli Mark. Entah kapanpun, dan dimana pun.
GuanLin juga lebih sering mengunjungi rumah Mark. Banyak alasan yang di berikan oleh lelaki itu ketika mendatangi rumah temannya. Seperti, menumpang makan, meminta bantuan untuk mengerjakan tugas, meminta rujukan referensi atas apa yang sedang di kerjakan.
Dan yang terakhir, GuanLin menjawab 'Apa perlu alasan setiap kali aku main ke rumah mu?'
Ia berbicara dengan kesal, karena setiap kedatangan nya selalu di tanya 'Untuk apa kemari?' oleh tuan rumah.
Serta tak jarang pula GuanLin menginap di rumah Mark. Wajar jika Mark merasa curiga, temannya memang tidak seperti biasanya.
Dan saat ini pun keduanya juga berjalan bersama. Melewati lorong untuk menuju kelas. Bahkan GuanLin rela menempuh jarak yang lebih jauh untuk ke kelasnya hanya karena ingin berjalan beriringan dengan Mark. Bukan kah GuanLin teman yang sangat baik?
"Mark kau tidak mau melihat black, mengujinya mungkin?" ucap GuanLin ragu dengan mengendikan bahu.
Ngomong-ngomong, black adalah mobil milik Mark. Mobil yang menemani lelaki itu ketika di arena. Mobil terbaik yang Mark miliki.
"Kalian merawatnya dengan baik kan? Awas saja sampai baret" ucap Mark menjawab pernyataan temannya.
"Black masih terawat dengan baik. Hanya saja kau tidak ingin mengujinya? Sudah cukup lama tidak di gunakan. Ya hanya untuk memanasi mesin" cerita GuanLin pada Mark.
"Aku percaya dengan mu, hanya untuk memanasi mesinnya aku mengijinkan mu melakukannya" jawab Mark lagi dengan enteng.
"Selera kita berbeda Mark. Bisa saja sudah bagus menurut ku tapi belum untuk mu" GuanLin kembali berbicara di sertai endikan bahunya.
Mark terkekeh "Lain kali aku akan mencobanya. Untuk sekarang sedang tidak minat"
Mark yang sejak tadi menatap ke depan menangkap keberadaan Haechan. Dengan tenang namun pasti Mark menoleh ke arah GuanLin sekilas.
"Kau pergilah dulu" ucapnya dengan membelokkan kakinya ke lorong lain secara natural.
"Kau mau kemana?!!" GuanLin bertanya setengah berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...