53. Daredevil

2.7K 272 17
                                    

Double up ..

But, skip aja please!! Ini terlalu aneh ..
Sorry ..

But ..

Kalo mau baca ... 👉👈

Enjoy it 😘 ya ...



Mark pulang ke rumahnya. Tujuannya saat ini hanya mengambil obat cadangannya yang masih tersimpan dalam kamarnya. Mark ingin menghilangkan suara berisik dalam kepalanya terlebih dulu.

Akan tetapi sesampainya di rumah, Mark mendapati raut sedih Mama nya. Jika tebakannya benar, salah satu di antara Jeno dan GuanLin sudah memberi tau Mama nya tentang keadaannya.

"Mark, putra Mama .. " perempuan itu mendekati putranya dengan tangan terbuka. Bermaksud memberi pelukan untuk anaknya.

Mark mendekat. Bukan untuk menerima pelukan sang Mama, melainkan kedua tangannya menyentuh bahu perempuan itu serta senyuman tersemat di wajahnya sekalipun air matanya sudah jatuh.

"Mama tenang saja, Mark bisa menyelesaikan ini sendiri" ucap Mark lalu berjalan menuju kamarnya.

"Tidak nak. Jangan, Mama mohon jangan selesaikan sendiri"

Perempuan itu menahan langkah sang anak, perkataan yang menyesakkan keluar dari mulutnya dan membawa tubuh sang anak kedalam pelukannya.

"Jangan selesaikan sendiri, nak. Maafkan Mama, maafkan Mama"

"Ma, lepas. Aku bisa sendiri. Aku bisa sendiri, anak lelaki tidak boleh manja, anak lelaki harus mandiri" ucap Mark kembali dengan melepas tangan Mama dari tubuhnya. Berjalan cepat menuju kamarnya. Namun kembali di tahan.

Betapa sakitnya hati perempuan itu mendengar ungkapan dari bibir putranya. Memang benar didikan mereka selama ini telah tertanam pada diri Mark. Tapi bukan seperti ini.

"Tidak nak. Mama mohon. Mark boleh menjadi manja, boleh seperti anak kecil, Mark bisa bercerita banyak secara langsung ...

... Tapi jangan seperti ini, nak. Mama mohon" tangan perempuan itu mengusap wajah putranya dengan sayang. Ia benar-benar menyesal atas apa yang terjadi pada putra mereka.

Mark sempat tertegun dengan ucapan Mama nya, namun suara-suara itu masih terus memprovokasinya untuk menyerah. Dengan melepas tangan Mama dari wajahnya secara paksa, Mark menuju kamarnya.

"Mark .. " Mama mengejar dengan memanggil nama putranya. Suaranya terdengar pilu.

Mark mengabaikan panggilan Mamanya. Dia hanya ingin menghilangkan suara dalam kepalanya, kenapa semua orang seolah menghalangi.

Sesampainya di kamar, Mark kembali dikejutkan dengan keberadaan sang Papa yang duduk sembari menangis. Kamarnya pun juga sudah sangat berantakan. Tangan Papa nya memegang kumpulan kertas yang ia simpulkan adalah hasil pemeriksaannya.

Dengan langkah cepat dan terkesan marah, Mark mengambil kertas itu dari tangan Papa nya secara paksa "Mark bisa jelaskan, Pa. Ini tidak seperti apa yang Papa lihat"

Suara Mark terdengar bergetar saat berbicara. Mark merasa hancur, sehancur-hancurnya. Rahasia terbesarnya terungkap.

Papa Mark berdiri, membawa tubuh sang anak dalam dekapannya "Maafkan Papa, nak. Maaf"

"Ayo lewati bersama, Papa dan Mama akan berusaha untuk menyembuhkan mu" ucap lelaki itu tak kalah menyesalnya dengan sang istri.

"Apa maksud Papa? Mark tidak sakit" bantah Mark dengan melepas pelukan Papa nya kasar.

"Mark, maafkan Mama. Mama mohon jangan seperti ini" perempuan itu berusaha merengkuh tubuh anaknya. Tangis penyesalan seorang ibu yang gagal menjadi orang tua untuk anaknya terdengar dari perempuan itu.

Daredevil || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang