Haechan menatap Juyeon dengan tatapan mata sedihnya. Ada rasa bersalah yang hinggap di hati kecilnya karena membuat Juyeon di posisi yang bisa di bilang merugikan lelaki itu.
"Juju, sepertinya aku memang terlalu buruk untuk jadi seorang pasangan" ucap Haechan pelan.
"Tidak Haechan. Kau tidak buruk jika di mata orang yang tepat" balas Juyeon lembut seperti biasanya.
"And ... What do you mean if Mark never leave me? Why you say that?" tanya Haechan pelan.
Juyeon tertawa pelan serta tangannya menggenggam tangan Haechan "Kau tidak menyadarinya?" tanyanya.
Haechan mengerutkan keningnya tidak mengerti, dan sebagai jawaban lelaki manis itu menggeleng pelan. Dan jawaban nya kembali membuat Juyeon tertawa pelan.
"Since when did you become stupid, bee?" Juyeon bertanya masih dengan gelak tawanya.
"Huh?"
Hanya itu yang keluar dari mulut Haechan. Karena dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh lelaki di depannya.
"Sorry, sorry I didn't mean .. " Juyeon berusaha berhenti tertawa, dan Haechan menunggu lelaki ini menjelaskan maksud bicara seperti itu.
"Dengarkan aku ... Kembalilah pada Mark. Karena kau mencintai nya, bukan aku" kata Juyeon dengan senyumannya.
"Kau tahu, kenapa aku bicara seperti ini?" Juyeon melempar pertanyaan pada Haechan, yang tentu saja mendapatkan sebuah gelengan kepala.
"Karena alam bawah sadar mu pun juga memilih Mark" Juyeon sejenak menjeda bicara nya "Saat kau mabuk, kau bercerita jika kau tidak tau kenapa bisa membeli bir dalam jumlah banyak ... "
" ... Dan kau teringat sesuatu. Jika seseorang pernah bilang, beberapa bir bisa membuat perasaan mu lebih baik"
"Saat aku bertanya siapa seseorang itu, dan jawaban mu adalah Mark"
"Yeah, that's person is Mark. Someone you loved now"
"Mengerti kan? Jangan ragu lagi, kau mencintai Mark, bukan aku. Dan tugas ku selesai untuk mambantu mu. Sekarang kau bisa kembali pada Mark" ucap Juyeon pada Haechan dengan begitu tulus. Ia bahkan tersenyum kepada Haechan.
"Kau secara tidak langsung sudah menolak ku, bee. Sikap mu in our last kiss, itu juga sudah menunjukkan jika kau menolak ku" cerita Juyeon ketika Haechan mendorong nya menjauh secara perlahan.
Haechan merenungkan. Benar, saat itu dirinya menghentikan perbuatan Juyeon. Terlebih yang ada dalam kepalanya saat itu adalah dirinya membayangkan sedang berciuman dengan Mark. Haechan merutuki kebodohannya.
"Bagaimana dengan mu?" Haechan bertanya pelan karena masih tidak percaya jika perasaannya jatuh pada Mark, serta merasa bersalah pada Juyeon.
Haechan tidak bohong jika dia mencintai Mark, hanya saja kedatangan Juyeon membuatnya ragu dengan perasaan yang ia alami saat itu. Dan bodohnya Haechan memerlukan waktu yang cukup lama untuk memastikan perasaannya sendiri. Dan lagi dirinya harus di sadarkan oleh Juyeon atas perasaan yang ia punya. Ya anggap saja Haechan adalah manusia terbodoh dan tidak memiliki hati.
"I'm fine" ucap Juyeon menenangkan "We can be friends, best friends"
Haechan dapat sedikit menarik sudut bibirnya, namun itu tidak berlangsung lama. Senyum Haechan luntur ketika mengingat tipe pasangan yang di inginkan Mark seperti Jaemin. Dimana itu sangat bertolak belakang dengan sifatnya.
"Mark menyukai seseorang yang seperti Jaemin" ucap Haechan pelan. Rasa percaya dirinya selama ini menguap begitu saja hanya dalam hitungan detik.
"It's not true" sanggah Juyeon cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...