"Pergilah" ucap Mark sembari menarik tangan Haechan untuk keluar dari kamarnya.
"Mark .. " mana mungkin Haechan pergi setelah menyadari jika Mark kambuh. Haechan menahan langkah mereka, dan bermaksud menggenggam tangan Mark. Namun di tepis dengan cukup keras oleh lelaki itu.
Kembali Mark terkejut dengan tindakan nya, dia bertindak seperti di luar kendali nya. Tanpa banyak bicara Mark mencengkram pergelangan tangan Haechan kembali. Tidak terlalu kuat, tapi bisa membuat Haechan mengikuti langkahnya.
"Keluar lah, aku mohon" ucap Mark pelan masih dengan menarik tangan Haechan.
"Tidak Mark. Jangan mengusir ku" tolak Haechan. Karena yang ada di kepalanya saat ini dia takut jika Mark melukai dirinya sendiri.
Mark menghentikan langkah nya, menatap Haechan tajam. Namun lambat laun tatapannya melembut ketika mendapati wajah khawatir lelaki manis di depannya.
"Mengertilah" lirih Mark.
Bukan Haechan namanya jika menurut begitu saja, dia melepaskan tangannya dari tangan Mark dan justru menangkup wajah lelaki di depannya. Membuat pandangan mereka saling bertemu dan mengunci satu sama lain.
"Mark lihat aku!!" bentak Haechan ketika bola mata Mark bergerak liar tidak tentu arah.
Berhasil.
"Aku tidak tau apa yang kau rasakan, tapi ijinkan aku membantu mu" pinta Haechan dengan tulus serta bersungguh-sungguh.
Mark terpaku, dia membutuhkan Haechan tapi di sisi lain tidak dia juga takut jika tiba-tiba lepas kendali atas dirinya dan berlaku kasar pada lelaki di depannya.
"Keluarlah, itu sudah cukup membantu" ucap Mark menahan air matanya.
"Aku akan bersama mu" lirih Haechan dengan menatap mark begitu dalam. Air matanya sudah jatuh.
Air mata Mark jatuh begitu saja mendengar pernyataan terakhir Haechan. Dan tanpa banyak bicara ia memeluk tubuh Haechan dengan sangat erat. Meluapkan apa yang sedang ia rasakan saat ini dengan pelukan yang ia lakukan.
"Tolong keluarlah" bisik Mark pelan di telinga Haechan. Sejak tadi kepalanya serasa mau pecah.
"Tidak, aku akan bersama mu. Aku tidak ingin kau melukai dirimu sendiri" balas Haechan membalas pelukan Mark.
Mark segera melepas pelukannya, lalu menangkup wajah Haechan. Ia menghapus air mata lelaki manis di depannya.
"Aku tidak bisa mengendalikan diri ku sendiri. Lebih baik aku yang terluka dari pada kau. Tolong keluarlah" pinta Mark. Berharap Haechan mengerti keadaan nya saat ini.
Haechan menggeleng kan kepala. Memberi jawaban jika dia tidak ingin menuruti permintaan Mark saat ini. Karena dia hanya ingin menemani lelaki ini apapun keadaannya.
"Kenapa kau tidak mau mengerti!!" geram Mark dengan mencengkeram bahu Haechan cukup kuat. Ketika tersadar ia melepas tangannya dari Haechan dan mendorong lelaki itu menjauh.
Mark menarik rambutnya, dia tidak memiliki apapun lagi untuk menghalau suara dalam kepalanya. Obatnya sudah tidak ada lagi yang tersimpan di kamarnya.
"Mark hentikan" khawatir Haechan dengan kembali mendekati Mark.
"Tetap di situ" cegah Mark. Dia pergi ke arah lemari pakaiannya. Mencari sesuatu di sana. Dan tak berapa lama dia menemukan apa yang dia cari. Sebuah ikat pinggang.
"Mark apa yang kau lakukan?" ucap Haechan dengan was-was.
Mark mengikatkan ikat pinggang pada kedua tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...