Memang tidak ada yang tau jalan pikiran seorang Mark Lee seperti apa. Begitu juga Haechan, yang hingga detik ini menganggap lelaki itu telah memberinya kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka.
Meskipun begitu Haechan merasa ada sesuatu yang janggal. Memang benar Mark tidak mengacuhkan nya lagi, akan tetapi sikap Mark masih dingin seperti sebelumnya, sering pergi bersama Arin maupun Kyumin dan yang lainnya. Sementara untuk mereka menghabiskan waktu, tidak ada.
Mark memperlakukan nya seperti Jeno dan GuanLin. Ya, Mark memperlakukan Haechan layaknya teman dekat seperti kedua temannya itu. Namun itu tidak akan membuat Haechan berhenti untuk meluluhkan Mark sekalipun yang ia jalani terasa hambar.
"Haechan jika kau lelah istirahat sebentar, aku sudah melihat usaha mu?" ungkap Renjun yang melihat kesungguhan usaha Haechan memperbaiki hubungannya.
"Tidak. Mark belum melihat usaha ku" Haechan memaksakan seulas senyum "Dan jangan mengasihani ku, ini balasan yang harus aku terima" ucap Haechan dengan santainya.
"Kau benar-benar ingin memperbaiki semuanya?" tanya Jaemin kembali.
Pasalnya sudah satu minggu ini Haechan menempeli Mark meskipun waktunya hanya sebentar. Maksudnya, setiap hari Haechan sempatkan untuk menemui Mark sekalipun mereka hanya saling menyapa.
Haechan tersenyum dengan mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Jaemin. Pada akhirnya kedua temannya itu hanya bisa memberi dukungan. Selain itu Renjun dan Jaemin saling berkomunikasi dengan kekasih masing-masing supaya bisa mempermudah Haechan kembali dengan Mark.
.
.
Di sisi lain Jeno dan GuanLin hanya menatap Mark bertanya-tanya. Tebakan mereka salah besar ketika Haechan berbicara dengan Mark mengenai hubungan mereka.
Mereka pikir Mark akan menggunakan Arin atau Kyumin sebagai tameng ketika berbicara dengan Haechan. Nyatanya menurut yang mereka lihat saat itu di akhir pembicaraan, Mark dan Haechan justru saling memakan bibir sekalipun hubungan mereka terlihat belum ada perubahan. Dan yang terakhir ketika Mark meninggalkan Haechan, lelaki itu menunjukkan seringaian yang sepertinya bisa di baca oleh Jeno dan GuanLin.
Karena seringaian yang di tunjukkan Mark saat itu menurut Jeno dan GuanLin adalah seringaian yang di tunjukkan ketika Mark sedang merencanakan sesuatu untuk mengalahkan lawan mereka ketika di arena.
"Mark sebenarnya apa yang ingin kau lakukan pada Haechan?" tanya GuanLin. Masalahnya dia mendapat teror dari kekasihnya karena kasihan melihat Haechan.
"Mark, kau terlihat hanya sedang mempermainkan nya" sambung Jeno setelahnya.
Mark yang awalnya tengah menikmati makanan nya pun pada akhirnya memusatkan perhatian pada kedua lelaki lain di dekatnya. Sebelum menjawab Mark minum terlebih dulu, serta dengan santainya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
Mark terkekeh pelan menatap kedua temannya secara bergantian, membuat aura yang ada di dalam dirinya semakin menguar keluar. Membuat Jeno dan GuanLin semakin yakin jika Mark sedang merencanakan sesuatu untuk Haechan.
"Apa yang aku lakukan?" gumam Mark mengulang pertanyaan GuanLin dengan senyum penuh maknanya.
"Hanya memberinya waktu untuk menunjukkan dia bersungguh-sungguh atau tidak" jawab Mark masih menunjukkan senyumannya.
"Kau terlihat hanya sedang mempermainkan Haechan, Mark" kata Jeno mengulang pernyataannya yang sebelumnya.
"Ya sedikit bermain-main" jawabnya lagi.
"Tapi sepertinya Haechan sedang bersungguh-sungguh kali ini. Apa yang membuat mu masih mengulur waktu?" Jeno kembali bertanya.
"Benarkah?" ucapnya dengan raut pura-pura tidak percaya "Apa setelah melihat aku yang sebenarnya Haechan akan bertahan dengan ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...