Sesekali Haechan menghela nafas jengah melihat sepasang kekasih di depannya. Padahal dirinya hanya menjadi pendengar, tapi perkataan kekasih dari temannya ini sangatlah memuakkan.
"Hyung-ah, ku mohon dengarkan aku" rayunya pada kekasihnya.
"Apa yang harus aku dengar, bukankah aku sudah mendengar kemarin" dengan tangan terlipat di depan dada ia menjawab dengan kesal perkataan sang kekasih.
"Kemarin lusa juga, kemarinnya kemarinnya lagi juga sudah .. " ini Haechan yang berbicara. Terlalu muak dengan alasan yang di berikan kekasih Renjun.
" ... Minggu kemarinnya juga itu alasan yang kau berikan" Haechan bicara dengan geram. Membuat lelaki yang menjadi kekasih Renjun itu terdiam.
Tidak menyerah, GuanLin, lelaki jangkung yang menyandang status sebagai kekasih Renjun itu memeluk tubuh lelaki yang sedang merajuk. Bukan sekedar merajuk, saat ini Renjun benar-benar marah.
"Aku janji setelah ini akan meluangkan waktu untuk mu, hyung" rayunya dengan mengecupi puncak kepala Renjun.
"Yakin bisa meluangkan waktu untuk Renjun" sindir Haechan melirik sinis pasangan di depannya "Tidak akan sibuk?"
"Ah iya, ketua harus bertanggung jawab. Cih memuakkan sekali" Haechan masih terus melancarkan sindiran nya terhadap GuanLin.
"Diamlah!!!"
Haechan menatap sinis seseorang yang baru saja bicara. Lebih tepatnya orang itu baru saja membentaknya. Yang baru saja bicara Mark. Entah apa perannya, yang jelas laki-laki itu selalu bersama GuanLin.
"Jika kau ingin seperti mereka jadilah kekasihku. Aku jamin kita akan sering bertengkar" lanjut Mark dengan seringaiannya.
"Tidak akan" tolak Haechan telak. Ia memasang wajah ingin muntahnya pada Mark. Dasar orang aneh batin Haechan kesal.
Mana ada seseorang menjalin hubungan hanya karena ingin bertengkar. Jika ada, sudah dipastikan mereka adalah pasangan yang aneh.
Renjun yang sejak awal memang sudah marah, secara perlahan melepaskan diri dari pelukan GuanLin.
"Terserah apa yang kau inginkan dan lakukan, Alin. Aku lelah" katanya pelan menatap GuanLin marah.
"Renjun Hyung, aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada mu" GuanLin menarik tangan Renjun untuk menghentikannya pergi.
"Karena aku lemah, karena tubuh ku terlihat rapuh dan lebih kecil dari pada diri mu. Iya!! Sebenarnya apa mau mu Lai GuanLin" ujar Renjun marah dengan meninggikan intonasi suaranya.
Mendengar Renjun memanggil nama kekasihnya dengan lengkap, menunjukkan jika laki-laki ini memang sedang sangat marah. Haechan sampai terlonjak mendengar kemarahan seorang Huang Renjun.
"Tidak. Bukan seperti itu hyung" bantah GuanLin lembut.
"Lalu apa?" bentaknya "Kau tidak ingin meluangkan waktu bersama ku tapi kau juga melarang ku untuk ikut di kegiatan mu" maki Renjun.
Renjun ingin bebas tapi secara tidak langsung ia di kekang kekasihnya sendiri. Saat ingin ikut banyak alasan yang di berikan GuanLin. Seperti, ini kegiatan berat, tidak akan kuat, sangat berbahaya. Mengingatnya saja sudah membuat dirinya naik darah. Apa ini resiko menjadi kekasih dari salah satu ketua geng berandal.
Renjun menatap GuanLin tajam yang terdiam. Merasa tidak ada jawaban ia pun melenggang pergi.
"Ayo Haechan kita pergi" katanya pada Haechan yang ikut terdiam.
Jika dipikir-pikir, selama ini Renjun sudah sangat bersabar dengan sikap GuanLin. Lelaki jangkung itu saja yang keterlaluan.
Haechan melangkah pergi mengikuti Renjun, belum sempat dirinya melangkahkan kaki, tangannya lebih dulu di tahan oleh GuanLin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...