Akhir-akhir ini Haechan, Renjun, serta Jaemin lebih sering datang ke arena. Mereka tidak turun, mereka hanya sekedar melihat-lihat tapi bila perlu mereka akan ikut bertanding.
Dan kegiatan para submisif itu jelas membuat para dominan cemas, apalagi Mark dan Jeno. Mereka berdua tidak bisa tenang ketika melihat kekasih mereka dekat dengan dominan lain.
Mark mengawasi Haechan dari jauh, berusaha untuk tidak lengah. Sejauh ini Haechan memang menjaga jarak dengan siapa pun yang mendekatinya. Haechan merespon orang yang mengajaknya bicara dalam artian mendekatinya dengan berbincang. Tapi apa bila sudah melakukan kontak fisik, Haechan akan mencari alasan untuk menghindari orang-orang tersebut.
Lain halnya dengan Jeno, dominan yang satu ini sering terlibat perdebatan maupun perkelahian karena kekasihnya sering di goda banyak dominan ketika di arena dengan dalih menjadi teman.
Karena pada dasarnya Jaemin yang terlalu baik, ramah atau terlalu polos, lelaki submisif itu mudah sekali di dekati orang-orang. Dan anggapan menjadi teman sering menjadi alasan para lelaki dominan untuk mendekati Jaemin. Dan Jeno sangat cemburu dengan itu.
Dan yang paling menyedihkan di sini adalah GuanLin. Tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan Renjun yang bersikap ramah kepada semua dominan. Mau marah tapi mereka sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, jika dia marah bisa jadi Renjun akan lebih marah dan membencinya. Tapi jika di biarkan, hati GuanLin terbakar api cemburu. Selain itu dia tidak ingin mantan kekasihnya benar-benar telah berpaling darinya. GuanLin tidak bisa berbuat apa-apa.
Dan seperti yang GuanLin lihat saat ini, Renjun sering sekali tertawa dengan lelaki yang tempo lalu menghajar Mark. Guanlin juga sering mendapati Renjun dan lelaki bernama Lucas pergi keluar bersama. Serta Renjun terlihat jauh lebih bahagia ketika bersama lelaki itu. Sepertinya memang tidak ada kesempatan lagi untuk GuanLin memperbaiki semuanya.
"Kenapa diam saja?" ucap Mark yang menyadari GuanLin sering mencuri pandang ke arah Renjun.
"Jika aku bertindak, akan membuatnya semakin membenci ku" lirih GuanLin lalu tersenyum miris.
"Kau sudah berusaha memperbaiki nya, jika lelah istirahat dulu saja" ujar Mark dengan menepuk bahu GuanLin.
"Sepertinya aku akan menyerah saja" GuanLin tetap bicara meskipun hatinya merasa sakit. Melepas orang yang di cintai, sangat sulit.
"Aku tidak akan mengganggu kebahagiaan nya lagi" lirih GuanLin masih dengan senyum mirisnya.
Mark menepuk pundak GuanLin kembali, dia tersenyum kepada temannya "Jika sudah tidak bisa di tahan tidak apa-apa. Menyerah bukan berarti lemah dan kalah" ucap Mark.
GuanLin tertawa pelan "Kau sendiri? Tidak ada perkembangan sama sekali?"
Mark tertawa pelan, lalu memperhatikan Haechan yang sedang berbincang dengan lelaki lagi. Dimata Mark, keduanya terlihat sangat akrab. Namun Mark selalu menanamkan pikiran positif mengenai kekasihnya, agar tidak terjadi salah paham.
"Kau tidak khawatir jika ada lelaki lain yang mendapatkan Haechan?" tanya GuanLin.
"Aku tidak khawatir, tapi takut" gumam Mark menundukkan pandangan nya.
"Takut? Untuk apa?"
GuanLin menghela nafas nya "Hingga saat ini aku tidak tau kenapa Haechan sangat membenci mu" ujarnya pelan, bagaimana bisa Haechan tidak melihat keseriusan temannya ini?
Mark mengangkat wajahnya dan menatap GuanLin cukup lama serta terdiam selama beberapa saat. Dia lupa jika teman-teman nya tidak tau jika dia dan Haechan sudah menjalin hubungan. Tidak salahkan jika dia memberi tau GuanLin mengenai hubungannya dengan Haechan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
Hayran KurguHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...