Mark terus merapalkan kata maaf ketika dia harus melepas pakaiannya serta pakaian Haechan. Ingat!!! hanya pakaian bagian atas saja, membuat keduanya saling bertelanjang dada. Mark tidak ingin Haechan menganggap mencuri kesempatan dalam kesempitan. Ya, meskipun sedikit mendapat kesempatan setidaknya selebihnya untuk membantu Haechan.
Menurut sepengetahuan Mark, berbagi suhu tubuh adalah hal paling efektif ketika seseorang terserang hipotermia, apalagi saat ini posisi mereka jauh dari keramaian. Jadi ada alasan bagi Mark membuat posisi mereka menjadi sedikit err ... Intim karena memang mendesak.
"Haechan maafkan aku, maafkan aku" ucap Mark entah sudah ke berapa kalinya.
Mark mengangkat tubuh Haechan secara perlahan dan membawa tubuh lelaki yang lebih kecil itu di atas pangkuannya. Kondisi Haechan masih antara sadar dan tidak sadar. Jika sebelumnya Haechan masih memberi respon maka saat ini Haechan hanya bergumam tidak jelas.
Mark memeluk tubuh Haechan dari belakang, Mark juga menggunakan selimut yang sebelumnya di gunakan Haechan, kali ini untuk menutupi tubuh mereka. Hoodie yang Haechan kenakan sebelumnya beralih fungsi menjadi selimut kaki Haechan. Tak jarang juga Mark menggosokan kedua tangannya untuk menciptakan kehangatan lalu dia usapkan pada dada, leher, dan pangkal paha Haechan. Mark melakukannya dengan hati-hati. Sebelumnya Mark sudah merendahkan posisi kursi yang mereka duduki.
"Haechan, kau bisa menggerakkan tangan mu?" tanya Mark masih dengan saling menggosokkan tangannya lalu dia usapkan lagi pada tubuh Haechan.
Haechan tidak menjawab namun dia berusaha mendekatkan kedua telapak tangannya. Mark yang mengetahui Haechan kesulitan, memberi kehangatan pada tangan Haechan dengan membungkus tangan lelaki yang berada di pangkuannya.
Setelah bisa, Haechan menggosokkan tangannya untuk kemudian dia tangkupkan pada pipi nya. Sementara Mark sibuk menghangat kan bagian tubuh Haechan yang lain.
Keadaan Haechan berangsur membaik, meskipun masih merasakan dingin setidaknya tidak sedingin sebelumnya. Haechan mulai mencari posisi nyamannya dalam pelukan Mark. Karena jujur, demi apapun posisinya tadi sangat tidak nyaman pasti lengan Mark yang tertimpa tubuhnya menjadi kebas. Dan lagi mereka sedang berada di mobil jadi ruang gerak mereka sangat terbatas.
Haechan merasakan tangan Mark yang masih terus menghangat beberapa bagian tubuhnya. Haechan sedikit mendongak untuk melihat wajah Mark, dan dapat Haechan lihat raut wajah Mark yang khawatir.
Haechan mengerjap beberapa kali, sebelum akhirnya dia buka suara.
"Kenapa?" Haechan bertanya lemah.
"Apa maksud mu kenapa?" Suara Mark pun terdengar khawatir ketika menjawab pertanyaan Haechan. Mark pikir Haechan sedang menginggau.
"Kenapa kau membantu ku sampai seperti ini?" Haechan kembali bersuara dengan suara lemahnya.
Seakan tersadar Mark menghentikan pergerakannya, dan menatap Haechan yang masih terlihat pucat,
"Aku tidak bermaksud itu, aku seperti ini karena membantu mu. Jangan salah paham" jawab Mark memberi penjelasan karena dengan lancang membuat posisi mereka menjadi seperti ini.
"Kau tidak marah? Maksudku selama ini aku tidak pernah memberi kesan baik pada mu, kenapa kau mau menolong ku?" tanya Haechan dengan menatap apapun yang ada di mobil, yang jelas menghindari wajah Mark. Tangannya juga semakin mempererat selimut mereka karena dingin yang masih dia rasakan.
Mark masih diam, namun tangannya kembali saling menggosok ketika menyadari Haechan mencari kehangatan melalui selimut yang mereka gunakan.
"Untuk apa aku marah? Kau perlu bantuan dan aku hanya membantu, ya meskipun harus seperti ini" Mark bergumam pelan untuk menjawab pertanyaan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daredevil || Markhyuck || [Completed]
FanficHaechan dan kedua temannya adalah lelaki. Tapi mereka bertiga selalu di anggap lemah dan tidak berdaya hanya karena posisi mereka yang sebagai submisif. Bukan Haechan namanya jika hanya diam saja jika harga dirinya di injak-injak oleh para lelaki do...