44. Daredevil

2.8K 299 28
                                    

Satu hari, dua hari, satu minggu hingga memakan waktu hampir 3 minggu setelah kepergian Haechan yang ikut bersama dengan orang tuanya, Mark sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk membuka mata. Lelaki itu masih betah terlelap dalam tidurnya.

Ayah dan ibu Mark dengan lapang dada menerima keadaan putra mereka. Merawat serta menemani anak mereka yang selama ini mereka tinggalkan.

Sering kali tersenyum miris melihat tubuh Mark yang tiap hari makin kurus karena tidak mendapat asupan apapun kecuali nutrisi dari selang infus.

Teman-teman Mark juga sering datang untuk menjenguk lelaki itu. Tidak jarang pula secara bergantian menawarkan diri untuk menjaga Mark. Akan tetapi, lebih sering Jeno dan GuanLin yang menjenguk dan menemani Mark. Jaemin dan Renjun juga sesekali menjenguk Mark.

Hanya suara alat yang terpasang di tubuh Mark yang mendominasi suasana ruangan yang Mark tempati saat ini. Padahal ada 2 orang lainnya yang duduk saling bersisian.

"Astaga, membosankan sekali" keluh GuanLin.

Jeno hanya melirik GuanLin dengan malas. Temannya yang satu ini memang berlebihan sekali. Perasaan hampir setiap hari mereka kemari dan menemani Mark. Masih saja mengeluh.

"Kau dengar sendiri kan, Mark. Cepatlah sadar. Berdua dengan GuanLin sangat memuakkan" kata Jeno.

"Kau pikir aku tidak muak dengan mu?" Sahut GuanLin kesal.

"Mark kau tidak bosan di sini terus? Aku yang hanya melihat mu saja merasa bosan"

"Cepat sadar Mark, arena terasa berbeda tanpa mu" sambung Jeno.

"Kenapa kau menangis lagi?" kesal Jeno yang mendapati GuanLin menyeka matanya.

"Ya wajar aku seperti ini. Mark tidak pernah terlihat sangat lemah" balas GuanLin membela diri.

"Mark semakin terlihat menyedihkan dari pada biasanya" ungkap GuanLin.

Jeno mendorong bahu GuanLin dengan kesal "Jaga bicara mu"

"Apa?!! Memang benarkan?"

Jeno menghela nafasnya, dan matanya kembali tertuju pada lelaki yang terbaring di atas ranjang. Memang terlihat lebih menyedihkan dari sebelumnya.

Jeno menatap kosong temannya itu. Merasa gagal menjadi sosok teman untuk Mark, padahal dirinyalah yang paling dekat dengan lelaki yang sedang sekarat ini.

"MARK, SIALAN!??!"

Jeno tentu saja terkejut tiba-tiba mendengar makian dari GuanLin. Mengganggu lamunannya saja. Belum sempat dirinya protes si pelaku peneriakan sudah meninggalkan tempat.

Jeno pun kembali mengalihkan perhatian nya pada Mark. Di lihatnya mata Mark yang tidak tertutup perban terbuka dan sepertinya sedang menyesuaikan dengan pencahayaan yang ada.

"Sialan kau!!" umpatnya, meskipun umpatan nya bertolak belakang dengan perasaannya saat ini.

Dan tak berapa lama GuanLin datang bersama dengan seorang dokter dan perawat. Dan segera melakukan pemeriksaan untuk Mark.

.

.

Mark terbangun dari tidur panjangnya setelah satu bulan lebih tidak membuka mata. Semuanya terasa baru untuk lelaki itu meskipun apa yang dia rasakan adalah hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya.

Jika biasanya dia hanya bisa bercerita dengan orang tuanya melalui pesan teks dan tidak pernah saling tatap muka. Namun kali ini, pada akhirnya, setelah sekian lama, Mark bisa melihat kedua orang tuanya secara nyata. Sekalipun hanya bisa melihat dengan menggunakan satu mata.

Daredevil || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang