BAGIAN-17

42.1K 4.2K 104
                                    

Jangan lupa vote sama komennya🕊️Follow ig: pineapple_viiTiktok: pineapple_vii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote sama komennya🕊️
Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

||17. Ingin menunjukkan sesuatu

Seorang gadis perlahan membuka matanya. "enghh," lenguh Abel sedikit membuka matanya karena sedikit silau saat matanya terkena lampu diatasnya.

Tapi tunggu, perasaan kemarin dirinya tidur di kursi. Kok ini malah di kasur sih, pikir Abel.

Mengumpulkan kesadarannya sejenak, setelah terkumpul Abel mulai duduk di atas kasur yang ternyata adalah brankar rumah sakit dan dia berada diruangan itu seorang diri.

"Kok gue ngerasa ada yang hilang ya? Tapi apa?" tanya Abel dengan bergumam, ia mengetuk pelan kepalanya untuk berpikir.

"Amnesia gue kek nya, ayo dong otak berpikir! Gue ngerasa kehilangan seseorang tapi siapa," gerutu Abel dengan memaksa otak nya berpikir, gini nih kalau baru bangun tidur suruh mikir ya belum sinkron otaknya.

Abel memutuskan untuk keluar dari ruangan itu tapi matanya tidak sengaja melihat nama yang tertera di brankar tersebut, Andres Eric Dixon. Seketika matanya langsung membulat saat sudah mengingat Andres yang kemarin masih terbaring koma tapi sekarang sudah hilang dari brangkar nya.

Abel seketika panik dan langsung berlari keluar ruangan, tapi sebelum tangannya menyentuh gagang pintu bersamaan dengan itu pintu kamar mandi terbuka.

Cklek.

Abel langsung mengubah raut wajahnya yang panik menjadi kesal saat melihat Andres yang dengan santai keluar dari kamar mandi setelah membuatnya mencak-mencak tidak jelas saking paniknya.

"Kenapa?" tanya Andres seperti tidak ada salah.

"Jahat! Udah bangun gak bilang-bilang, mana ninggalin lagi dasar buaya laut," kesal Abel melipat tangannya di depan dada membuat Andres tersenyum tipis.

"Siapa suruh kamu nya kebo, udah aku bangunin malah tambah nyenyak tidur nya," cibir Andres membuat Abel tidak terima.

"Mana ada aku kebo! aku tuh kelinci yang imut, putih, gemesin, cantik, gemoy lagi," balas Abel membuat Andres mendengus sabar, emang cuma pacar nya doang yang kepedean nya melebihi batas normal.

"Berisik," ketus Andres mulai tiduran di brankar nya tanpa infus ditangannya.

"Ngambek nih aku, mau cari duda aja deh lebih perhatian,"ucap Abel yang membuat Andres gemas dengan raut cemberutnya.

"Sini," suruh Andres yang tidak menghiraukan ucapan gadis nya.

"Kemana?" tanya Abel ogah-ogahan, ingat dirinya itu sedang ngambek. Bujuk kek atau gak kasih sesuatu gitu, emas contoh nya.

"Sini," suruh Andres lagi dengan menunjuk sisi samping brankar nya.

Setelah Abel duduk disamping Andres, tiba-tiba tarikan kuat Abel dapatkan membuat tubuhnya oleng ke tubuh Andres membuat posisi mereka seperti Abel yang menindih Andres.

"Ihh lepasin bukan muhrim," suruh Abel dengan menggeliat tapi tidak membuat Andres melepaskan lilitan tangan nya di pinggang Abel.

"Inget kata-kata ini sayang, kamu itu cuman milik aku! Gak ada yang bisa rebut kamu dari aku, karena aku gak bakal lepasin kamu untuk selamanya," bisik Andres dengan suara yang pelan tapi juga tegas, membuat Abel hanya bisa diam tanpa membuat pergerakan sedikit pun.

"Makk anak mu mleyot ini," batin Abel berteriak, ingin sekali dirinya melompat-lompat kegirangan. Dan ingin sekali dirinya salto diatas air.

"Kenapa pipinya merah gitu, blushing?" goda Andres langsung mendapatkan sentilan di bibir nya. "ini tuh cuman kepanasan tau," elak Abel berusaha untuk bangun dan akhirnya bisa karena Andres melonggarkan pelukannya.

"Kamu kayak nya udah sehat aja, perasaan malam kemarin belum sadar dari koma?" tanya Abel dengan posisi duduk di tempat yang sama.

"Ceritanya panjang," jawab Andres membuat Abel gemes sendiri.

"Pendekin," suruh Abel membuat Andres mengalah.

"Sebenernya luka kayak gitu udah biasa buat aku, jadi aku tuh tipe orang yang pemulihan nya cepet, emang awal-awal waktu ketusuk tuh pasti badan langsung lemes dan kadang juga sampai koma tapi kalau udah bangun aku langsung bisa sembuh tanpa harus menunggu berhari-hari untuk masa pemulihan," jelas Andres membuat abel hanya mengangguk mengerti.

"Terus kamu juga yang pindahin aku ke brankar kemarin?" tanya Abel langsung diangguki Andres.

"Eh tau gak sih, aku kemarin mimpi dicium pangeran di sini loh," beritahu Abel seperti pamer ke arah Andres dengan menunjuk dahinya sendiri.

"Hm" gumam Andres dengan tertawa didalam hati, tidak tahukah engkau saudari Abel kalau yang mencium mu kemarin itu adalah orang yang berada di samping mu. Dan secara tidak langsung Abel berkata kalau Andres adalah pangeran.

Ting.

Suara pesan masuk membuat perhatian keduanya teralihkan, Andres segera mengambil handphone nya dan mengecek pesan tersebut yang ternyata dari supirnya yang mengabari kalau mobil sudah siap didepan rumah sakit.

"Ayo," ajak Andres seraya Bangun dari tidurnya dan mengulurkan tangan nya untuk di gandeng Abel.

"Kemana?" tanya Abel dengan menggandeng tangan andres.

"Pulang."

Mereka mulai melangkah keluar dari ruangan itu, tapi saat sampai di lorong rumah sakit Andres mulai melepaskan genggaman tangannya dan berganti memeluk leher Abel dan mengarahkan nya ke dada nya karena korban kecelakaan baru lewat di samping mereka, Andres tidak mau sampai gadis nya melihat darah yang membuatnya trauma lagi.

"Ihh gak bisa nafas Andres!" seru Abel ingin menjauhkan kepalanya dari dada laki-laki itu, meskipun sebenarnya Abel nyaman dengan posisi itu karena bisa leluasa mencium aroma mint dari tubuh Andres.

Andres tidak menghiraukan ocehan gadisnya, dan Malah mempererat pelukan itu sampai di parkiran rumah sakit dan sudah terlihat mobilnya yang terparkir di sana.

"Huh akhirnya bisa nafas," lega Abel karena Andres telah melepaskan pelukannya, Abel langsung menyentil bibir Andres karena sudah membuat nya keringetan dan tidak bisa bernafas.

"Masuk," titah Andres yang sudah membukakan pintu mobil.

Setelah Abel masuk, Andres juga ikut masuk dan duduk disamping gadisnya karena ada supir yang akan mengantarkan mereka pulang.

"Jalan pak," suruh Andres langsung diangguki sang supir.

"Siap den."

"Ini mau kemana?" tanya Abel dengan menolehkan kepalanya ke samping menghadap Andres.

"Ke apartemen," balas Andres.

"Lah ngapain ke rumah kamu, kayak aku gak punya rumah aja," ucap Abel tidak terima, gini-gini dia sangat merindukan adik nya yang ingin dia giveaway.

"Aku mau tunjukin sesuatu," Beritahu Andres dengan senyuman yang sulit Abel artikan, bukan senyuman seorang psychopat apalagi senyum tulus mana pernah pacar nya ini tersenyum tulus, pikir Abel.

"Awas kalau-kalau aneh."

"Gak aneh, tapi ini bakal mengejutkan," gumam Andres masih bisa didengar Abel.

••🕊️••

ANDRES [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang