BAGIAN-33

37.9K 3.4K 114
                                    

Jangan lupa vote sama komennya🕊️Follow ig: pineapple_viiTiktok: pineapple_vii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote sama komennya🕊️
Follow ig: pineapple_viiTiktok: pineapple_vii

fyi: ini chapter terakhir yang bakal aku up, kalian bisa baca kelanjutannya di versi novel. Dan ingat belum tentu yang ada di chapter ini itu kebenarannya, maksudnya saat Abel nanti menceritakan alasan mengapa ia bisa terobsesi dengan darah. Karena seorang Abelard Amora Abhiseva itu punya sikap manipulatif jadi bisa aja yang dia omongin itu cuman bohong.

Diharapkan untuk pembaca lama Andres tidak membocorkan nya!

||33. Terkuak

Di jam 6 pagi, Andres sudah berada di rumah sakit. Lebih tepat nya berada di ruangan Althaf.

"gimana rencana lo?" tanya Althaf membuat Andres mendongakkan kepalanya untuk menatap laki-laki didepannya.

"Hm?"

"Rencana yang katanya bakal jadi rencana terbesar lo."

"Masih gue pikirin," cuek Andres dengan kembali memainkan handphone nya bukan untuk bermain game tapi untuk mengecek cctv apakah gadisnya sudah terbangun, dan ternyata masih tertidur pulas.

"Hati-hati ketahuan adek gue," peringat Althaf.

"Biar gue yang urus," jawab Andres dengan menatap orang yang sudah dianggap nya Abang, lalu ia kembali mengantongi handphone nya setelah selesai mengecek cctv di kamar.

"Ck! Dibilangin juga, kalau gue sih gak bakal peduli sama perasaan adek gue nanti," balas Althaf berdecak juga mengangkat bahunya acuh.

"Abang tolol!" maki Andres dengan terkekeh pelan.

"Anjir, malah ngatain,"

"Gue cabut dulu," pamit Andres tanpa menanggapi ucapan Althaf.

"Yoi, gue tunggu rencana lo nanti," ucap Althaf langsung diangguki oleh Andres.

🕊️🕊️🕊️

Andres sudah sampai di depan pintu kamar hotelnya, ia melihat sejenak totebag kecil yang ia bawa juga berisi hadiah yang mungkin gadisnya sukai.

Cklek

"Dari mana? Selingkuh?" sembur Abel dengan berkacak pinggang di depan pintu, ia juga membawa centong nasi seakan-akan siap melemparkan nya ke arah Andres.

"Gak sayang," ucap Andres yang sedikit terkejut, ia fikir gadisnya itu masih tertidur eh ternyata udah cosplay jadi macan.

"Terus?" tanya Abel dengan ngegas, karena belum puas dengan jawaban pacarnya.

"Habis dari rumah sakit," jawab Andres dengan menarik gadisnya untuk duduk di kursi pantry.

"Pagi-pagi udah ke rumah sakit aja kek mau ngapel ke rumah doi," cibir Abel pelan.

ANDRES [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang