Hari ini, sesuai apa yang telah di perintah oleh sang nyonya besar, New memulai mempelajari semua yang sudah di tetapkan untuk dirinya. New duduk di meja belajar di dalam ruang baca yang berisi buku-buku dengan di dampingi oleh dua maid yang mengawasinya. Di hadapan New telah tersusun rapi beberapa tumpukan buku, New menatap nanar tumpukan buku tebal tersebut. Sejak pagi New sudah mulai belajar, tiga jam berlalu bahkan New belum menyelesaikan setengah tumpukan buku yang harus ia baca.
New menghela nafasnya kasar, ia meletakkan kepalanya pada lipatan tangan yang berada di atas meja. Maid yang mendampingi New memandang khawatir.
"Kau ingin meminum teh?" Tawar maid tersebut agar bisa membuat New lebih relaks.
New mengangkat kepalanya, lagi-lagi ia mengeluh "ini bahkan sudah cangkir ke empatku" ujarnya.
New memijat dahinya yang terasa pusing, kemudian ia menguap mengantuk "kau sudah berisitirahat dengan cukup, kenapa kau masih mengantuk?" Maid tersebut menyadari jika New sedang bermalasan untuk belajar.
"Kenapa kau memberiku obat tidur?" Maid tersebut menyeringit bingung.
"Obat? Obat tidur apa?" New mengerucutkan bibirnya kemudian menunjuk semua tumpukan buku di hadapannya.
"Ini ini ini dan ini, buku ini obat tidur bagiku. Bisakah kau memberiku istirahat sebentar saja?" New tersenyum, ia mencoba merayu maid tersebut.
"Tidak bisa, ini belum selesai" maid tersebut tidak bisa begitu saja memberikan izin pada New atau dia akan di marahi oleh tn dan ny Vihokratana.
New mengerucutkan bibirnya kesal, New mencoba mencari ide untuk bebas dari buku-buku tersebut.
New menutup buku yang ia baca."Ini hanya silsilah keluarga Vihokratana. Vihokratana adalah keluarga terpandang nomor 1 di negara ini maupun negara luar, aku bisa mencari informasi mengenai keluarga Vihokratana melalui laman pencarian, mudahkan?" ujar New dengan senyum lebarnya.
"Lalu, bisakah kau menceritakan sedikit yang kau tau tentang keluarga Vihokratana?" New terdiam, ia sangat benci jika sudah seperti ini, menurutnya itu semua tidak penting.
"Hehe baiklah aku akan membacanya lagi" ujarnya cengengesan.
New kembali membuka buku untuk melanjutkan bacaannya, namun baru beberapa menit konsentrasi New teralihkan ketika mendengar suara alunan biola. New menajamkan pendengarannya. New berdiri dari duduknya, kemudian ia beranjak keluar dari kamarnya dengan di ikuti oleh maid.
"Tn muda kau mau kemana?" New mengabaikan panggilan tersebut, ia terus menajamkan pendengarannya dan mencari tau dari mana asal suara tersebut.
New berlari kecil menuju halaman belakang "tn jangan berlari" maid tersebut khawatir jika New terjatuh dia pasti akan terkena masalah.
Mendengar suara keributan, Tay menghentikan kegiatan bermain alat musiknya. Tay menoleh ke belakang melihat New yang sedang berlari ke arahnya dengan di ikuti maid.
"Kenapa kau datang kemari? Bukankah kau harusnya belajar?" Tay menatap New jengah.
"Karena kau memainkan musik pelajaranku jadi terganggu" New tersenyum polos. "Musik yang kau mainkan enak untuk di dengar, bisakah kau memainkannya lagi untukku? Dan setelahnya aku akan belajar dengan baik" ujar New dengan senyum manisnya agar Tay menuruti permintaannya.
Tay menatap New dengan datar "aku tidak akan memainkannya untukmu" Tay beranjak dari tempatnya.
"Aku juga tidak ingin mendengarnya, sebenarnya suara musikmu tidak bagus sama sekali" New berteriak dan ia mengangkat salah satu tangannya membuat gerakan ingin memukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
My prince
FanfictionKisah tentang seorang pewaris tunggal Vihokratana bernama Tay Tawan yang harus di jodohkan dengan seorang pria bernama New Thitipoom. Vihokratana bukanlah keluarga bangsawan, tapi keluarga Vihokratana memiliki adat dan tradisi tersendiri yang di war...