"Sudah satu Minggu, apa kakimu belum pulih juga?"
New sedang duduk di kursi roda dan Tay yang mendorongnya, mereka berjalan di pinggir kolam renang sambil menikmati angin yang terasa sejuk.
"Belum. Kakiku masih terasa sakit ketika di gunakan untuk berjalan" New memijat pangkal kakinya.
"Kau tidak berpura-pura bukan?"
Seingat Tay, New terjatuh tidak terlalu keras dan cidera yang New alami tidak terlalu parah. Apa New berusaha mengerjainya.
"Jangan banyak bicara, aku seperti ini karena mu"
Tay menduduk lalu berbisik tepat di telinga New."Kau yakin?" New terlonjak kaget.
"Aku tidak berbohong" sanggahannya.
Tay menjauhkan dirinya dari New, ia tersenyum penuh arti dan dengan cepat Tay mendorong kursi roda tersebut menuju pinggir kolam renang.
New panik, dengan sigap ia melompat dari kursi roda tersebut lalu menatap Tay dengan tajam sambil berkacak pinggang.
"TEE!" Serunya berteriak. "Apa yang kau lakukan? Bagaimana jika aku terjatuh dan tenggelam? Kau sengaja melakukannya bukan? Kau ingin membunuhku?" Cercar New Penuh emosi, nafasnya terengah-engah.
"Au... Sekarang kau sudah bisa berdiri?" Tanya Tay berpura-pura kaget.
New terkejut ketika menyadari, seketika New langsung memengangi kakinya dan meringis kesakitan.
"Aw...kakiku sakit sekali. Tee tolong aku" ujar New memelas.
"Tidak perlu berbohong, kau tidak pandai melakukannya. Kembali temui mama, dan lakukanlah kegiatan bersamanya"
New mendengus kesal. Sebenarnya sakit di kaki New hanya terasa selama dua hari, selebihnya New sudah sembuh dan sudah biasa berjalan normal. Namun, New sengaja mengatakan jika ia masih sakit agar ia terhindar dari kegiatan yang membosankan bersama ibu mertuanya. Selain itu, New melakukan itu semua tentu saja untuk menarik perhatian dari Tay.
"Tee aku tidak mau, itu semu membosankan" New merengek sambil menggoyang-goyangkan lengan Tay. "Aku bosan..." Rengeknya seperti anak kecil.
"Tee..." Tay hanya diam mengabaikannya. "Saat kami melakukan kegiatan bersama, mama selalu saja membahas masalah yang sama" adu New pada akhirnya.
"Masalah apa?"
Wajah New terasa memanas, dan Tay bisa melihat wajah New yang memerah "i... itu. P... pekerjaan yang harus d...di lakukan oleh s... suami dan istri" sungguh New sangat malu membahasnya.
"Apa yang harus kita lakukan" tanya New.
Tay tersenyum penuh arti, ia menarik tubuh New untuk mendekat padanya. Tay menahan pinggang New dengan kedua tangannya.
New menatap Tay dengan gugup, ia ingin memberontak namun tubuhnya terasa sangat lemas.
Tidak ada jarak di antara mereka, tubuh mereka benar menempel.
Tay mendekatkan wajahnya pada New, namun dengan takut New memundurkan wajahnya.
"Jika kau tidak ingin berbohong..." Tay berbisik pada New. "Kenapa tidak kita lakukan saja apa yang mereka inginkan"
Wajah New semakin terasa panas di buatnya, Tay terkekeh melihat wajah New. New memalingkan wajahnya ke arah lain agar Tay tidak dapat melihat wajah malunya.
"Ti...tidak" jawab New dengan gugup.
Tay dan New sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Ratree datang membawa sebuah nampan dan dua cangkir, ia meletakkannya di hadapan Tay dan New lalu menuang minuman tersebut ke masing-masing cangkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My prince
FanfictionKisah tentang seorang pewaris tunggal Vihokratana bernama Tay Tawan yang harus di jodohkan dengan seorang pria bernama New Thitipoom. Vihokratana bukanlah keluarga bangsawan, tapi keluarga Vihokratana memiliki adat dan tradisi tersendiri yang di war...