Hari berlalu, semua orang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. New merasa bosan, dan ia memilih untuk mengitari mansion karena New belum paham betul dengan seluk beluk mansion yang sangat luas.
New berjalan dengan wajah lesunya, walaupun ia sudah cukup lama berkeliling mansion, ia tetap merasa sangat bosan.
"Beberapa hari ini Tee sangat sibuk" gumam New.
Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, membuat Tay dan New hanya bertemu pada saat sarapan dan makan malam saja.
Jika biasanya Tay dan New selalu adu mulut untuk mengisi hari-hari mereka, namun untuk beberapa hari ini New merasa sepi.
New terus menyusuri jalan setapak kecil yang di bagian kanan kirinya terdapat pagar dari bunga. New terus melangkah kakinya hingga ia mendengar suara gemericik air. Saat New mengangkat wajahnya, ia dapat melihat sebuah air terjun buatan yang tak jauh darinya.
New berjalan mendekati air terjun tersebut. Saat sudah berada di dekat air terjun, New tidak sengaja melihat seseorang yang sedang duduk di salah satu batu besar. Senyum New mengembang lalu dengan perlahan ia melangkahi bebatuan, dan setelahnya ia duduk di sebelah orang tersebut.
New tersenyum senang, ia mencolek-colek bahu orang tersebut hingga sang empu menoleh padanya. New memberikan senyum manisnya kepada orang tersebut.
"Tee" panggil New.
"Apa yang kau lakukan?" New hanya menggeleng.
"Aku merasa bosan" New mengerucutkan bibirnya. "Apa yang kau lakukan di sini? Aku kira kau sedang sibuk bekerja" Tay diam tak menjawab.
New menkuk wajahnya "beberapa hari ini kau sangat sibuk menggantikan pekerjaan papa. Aku tau kau pasti lelah dan stress"
"Sebenarnya.....kau bisa mengatakannya kepadaku, aku bisa membantumu jika kau bercerita kepadaku"
New menolehkan wajahnya ke samping, Tay sama sekali tidak menanggapi ucapannya.
"Kau terus saja berdiam, biar aku yang berbicara" ujar New dengan kesal karena di abaikan.
Sedikit hening, hanya terdengar suara aliran air. New menunduk sambil memainkan jarinya.
"Tee... Aku tidak akan bertanya seberapa besar cintamu untuk Namtan" ujar New.
Tay menoleh pada New, namun saat New beralih menatapnya, Tay segera mengalihkan wajahnya. New kembali menundukkan kepalanya.
"Aku selalu memikirkannya, kenapa kau lebih memilih untuk menikah denganku" Tay kembali menatap wajah New dari samping.
"Meskipun aku tau, suatu hari nanti kau pasti akan kembali padanya"
"Tapi aku terus berharap.... Itu semua tidak akan terjadi"
Tay meraih kedua bahu New, ia memutar tubuh New agar menghadapnya. Pandangan mereka saling bertemu.
"Itu tidak akan pernah terjadi" ujar Tay.
"Kau tau? Pemimpin membutuhkan seorang pendamping. Kau harus tetap di sini bersamaku"
New diam untuk mencerna apa yang di katakan Tay barusan, ia tersenyum kecut ketika mengerti apa yang Tay maksud. New menatap Tay dengan sendu, ia menggerakkan bahunya agar terlepas dari tangan Tay.
"Jadi ini tujuanmu? Kau bisa melakukan bersama Namtan, bukankah kalian saling mencintai? Kau bisa mendapatkan cinta dan kedudukan sekaligus"
Tay menghela nafasnya, ia tau ia salah, ia tau jika ia menyakitkan hati New.
"Kau lupa jika kita di jodohkan?" Tanya Tay. "Aku rasa, lebih baik kau tidak perlu memikirkan tentang hal ini. Lebih sering kau memikirkannya, maka kau akan lebih sering tersakiti"
KAMU SEDANG MEMBACA
My prince
FanfictionKisah tentang seorang pewaris tunggal Vihokratana bernama Tay Tawan yang harus di jodohkan dengan seorang pria bernama New Thitipoom. Vihokratana bukanlah keluarga bangsawan, tapi keluarga Vihokratana memiliki adat dan tradisi tersendiri yang di war...