Chapter 1

133K 5.4K 53
                                    

Ara membuka matanya ketika hawa dingin menerpa kakinya. Ara mengernyitkan keningnya karena merasa terganggu hawa dingin tersebut.

Secara refleks Ara menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Tetapi ketika merasakan jika tubuhnya polosnya tergeser dengan selimut Ara langsung membuka matanya.

Keterkejutan seakan-akan menyadarkannya saat ini.

Suasana yang sangat asing yang dilihatnya langsung membuat Ara mendudukkan tubuhnya. Dengan cekatan Ara menahan selimut yang melorot menunjukkan tubuh telanjangnya.

Ara mengalihkan pandangan mata dan terfokus pada kasur sampingnya.

Seorang pria asing berada di samping hanya dengan celana pendek super ketatnya. Terlihat tidur dengan lelap dengan pose layaknya Seorang model telanjang.

Otak Ara langsung memproses semuanya dan tentu saja Ara bukanlah gadis bodoh yang tidak tau apa yang baru saja dilakukannya.

Tidak ada pikiran positif ketika menemukan tubuhnya telanjang dengan pria yang tidur di sampingnya.

Bahkan jawaban Positif saja tidak ada di pikiran Ara saat ini. Ara menyibak selimut dan menemukan sebuah tanda yang membuat hatinya semakin mencelos. Darah.

Ara menepuk kepalanya beberapa kali dan menyumpah serapah memaki dirinya sendiri.

Ara mencari jam dan tak menemukan apa yang dicarinya. Pandangan yang dilihat saat ini hanya pakaian yang tergelatak di lantai.

Bahkan tas dan juga ponselnya berakhir naas di lantai dingin. Ara menghela nafas dan memilih beranjak.

Ara berusaha turun dari ranjang dengan perlahan dengan membawa selimut di badannya. Sesekali Ara menoleh kebelakang ketika mengambil bajunya.

Memastikan jika pria itu tidak bangun sama sekali. Wajah pria itu sangat asing baginya dan bahkan seperti Ara tidak ingat jika berbicara dengan pria itu saat di Club

Ya pastinya mereka bertemu di Club kemarin sebelum berakhir di ranjang berdua seperti ini.

Ara segera mengenakan bajunya dan mengambil tas dengan barang-barangnya secara cepat. Ara menendang celana bahan yang menyangkut di sepatunya dengan kesal.

Tak lupa Ara juga mengacungkan jari tengahnya pada celana itu sebelum berbalik memilih keluar dari kamar hotel yang menampungnya semalam.

Dibukanya ponsel yang menampilkan pukul 9 pagi. Tidak ada pesan ataupun telfon dari teman-temannya. Bagaimana bisa mereka tidak mencarinya selama Ara menghilang semalaman.

Namun gambar pesawat di ujung ponselnya menjawab segala pertanyaan Ara. Ara mengumpat pelan dan segera mengaktifkan ponselnya sambil menunggu pintu lift terbuka.

Dentingan lift bersamaan dengan puluhan pesan masuk ke dalam ponselnya. Tentu saja semua pesan dari teman-temannya

Ara menekan kontak nama Clark dan deringan pertama temannya itu langsung mengangkatnya. Bahkan Ara juga mendengar helaan nafas lega dari seberang sana sebelum suaranya menyapa.

"Astaga! Kau darimana saja ? Kami mencarimu" Tanya Clark yang membuat Ara menghela nafas dan menekan tombol lantai lift.

"Ceritanya panjang. Kau dimana ?" Ucap Ara sambil berjalan keluar dari lift ketika pintu terbuka dan Lobby hotel super mewah langsung menyambutnya

Tetapi ini bukan saatnya Ara mengagumi interior gedung ini. Saat ini yang penting adalah Ara kembali dan bertemu dengan teman-temannya.

"Bandara! Hari ini kita balik ke London. Kami masih menunggumu, kopermu sudah kubawa ke Bandara. Dua jam lagi kita berangkat, Ra" ucap Clark yang membuat Ara mengumpat sekali lagi.

Casabelle ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang