Hai jangan lupa vote dan comment sekarang juga ya
Supaya aku lebih rajin updat
*-*-*
"Hai, Aratha ?"
Jari lentik dengan kutek berwarna nude itu di letakkan di atas meja Ara yang masih sedikit terkejut dengan kehadiran sosok yang lama tak ditemuinya itu.
Perempuan itu terlihat ya cantik walaupun bisa di lihat jika beberapa bagian wajahnya terlihat di permak. Setidaknya itu pandangan Ara tentang sosok sepupunya itu, Lenny. Anak dari Bibi tercintanya.
"Hai Lenny" sapa Ara dengan senyum canggungnya.
Bagimana bisa dirinya beramah tamah dengan orang yang selalu menganggapnya remeh. Orang yang selalu merasa tersaingi dengan adanya Ara.
Bahkan dulu sepupunya ini pernah merengek pada Bibinya jika dirinya tidak tau satu sekolah dengan Ara.
Dengan sangat jelas ingatan itu masih ada di pikiran Ara sampai sekarang. Drama keluarga yang membuat Ara mulai merasa tidak enak jika terus saja menumpang
Alhasil ketika umurnya 17 tahun ya hampir 18 tahun kalau tidak salah Ara memutuskan untuk keluar dari ruang Bibinya.
Lalu takdir menemukannya berada di sini. Di satu kantor yang sama dengan perempuan itu sebagai atasannya. Sangat mengejutkan.
"Tak menyangka bertemu denganku ?" Ucap Lenny dan Ara hanya tersenyum kemudian mengedikkan bahu.
"Mungkin" jawab Ara enteng dan Lenny mendengus kesal.
"Kudengar kau baru saja masuk ke sini. Oh apa kau merayu atasan kita?" Ucap Lenny dengan suara berbisik ya di akhir kalimat.
Ara tidak gentar. Umur mereka bukanlah umur anak kecil yang harus memperdebatkan hal tidak penting. Lagian yang dikatakan Lenny tidak benar jadi buat apa di pikirannya
Pilihan yang benar ada diam karena dari semua yang pernah dialaminya. Sepupunya ini sangat pintar memutar balikkan fakta jadi sia-sia saja.
"Bukankah ini sudah jam kerja ?" Ucap Ara tiba-tiba yang membuat wajah Lenny terlihat terkejut dan memerah.
Celline yang mendengar ucapan Ara hanya mengangkat jempolnya dan hanya di balas sebuah senyuman oleh Ara.
"Kau! Kau harus tau jika aku kepala divisi di sini jadi kuharap kesopananmu" ucap Lenny sebelum berjalan menjauh dari mejanya.
Sepertinya hidupnya tidak akan lagi tenang.
*-*-*
"Kau yakin tidak mau cuti ?" Ucap Axton ketika pria itu membantunya menata piring di meja makan mereka.
Ara melirik sekilas sambil menghidangkan makanan yang di masaknya malam ini. Mereka sudah terlalu sering makan di luar dan hari ini Ara ingin memasak
Walaupun sempat mereka berdebat karena Axton tidak pernah setuju jika Ara memasak ataupun melakukan hal berbahaya.
Seperti memegang pisau.
Suami menyebalkannya itu selalu saja berlebihan akan semua hal. Memangnya Ara orang yang bodoh yang tidak bisa membedakan baik dan buruk.
"Aku masih ingin bekerja. Lagian apa yang dikatakan mereka jika aku langsung menghentikan semua ini" ucap Ara dan Axton terlihat mengernyit tidak setuju.
"Aku hanya khawatir" ucap Axton ketika Ara mendekati meja makan dan menaruh masakannya di atas meja.
Ara tersenyum lembut dan berjalan mendekat pada pria itu. Memeluk pundak Axton dan dengan lembut pria itu juga memeluk pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casabelle ( SELESAI )
Romance~ Karya Ke - 10 ~ "Ikutlah denganku" ucap Axton dan Ara mendengus pelan. "Kau siapa ? Aku tak mengenalmu" sinis Ara. "Tetapi seluruh tubuhmu mengenalku" ucapan Axton sukses membuat wajah Ara memerah Pria itu melangkahkan kakinya mendekat dengan waj...