Chapter 30

30.5K 2.1K 33
                                    

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading

*-*-*

"Aratha!" Panggilan namanya membuat Ara menoleh dan menemukan Celline yang berlari ke arahnya.

Ara langsung bergerak maju ketika Celline berhenti di depannya dan memberikan sebuah pelukan hangat. Ara tertawa di dalam pelukan mereka.

"Upss... Sepertinya aku salah panggil. Mrs Ellard" ucap Celline dengan menundukkan tubuhnya dan Ara tertawa memukul lengan temannya itu.

"Panggil aku seperti biasanya kau panggil" ucap Ara dan Celline menganggukkan kepalanya.

Ara cukup tau jika Celline hanya becanda dengan apa yang dikatakannya. Bagaimanapun Ara sudah mengatakan pada Celline jika Ara tidak suka jika di panggil Mrs. Ellard.

Celline temannya jadi tentu saja Celline bisa memanggilnya dengan nama seperti biasa. Tanpa embel-embel Mrs. Ellard.

"Kau akan ke ruangan Mr. Ellard ?" Ucap Celline dengan menatap layar lift yang menunjukkan dimana lift saat ini berhenti.

Saat ini Ara tengah menunggu lift bergerak untuk menjemputnya. Agustus disuruhnya untuk meninggalkannya karena Ara mungkin akan pulang dengan Axton.

Lagian jam pulang kerja sebentar lagi. Atau mungkin jika Axton tidak bisa mengantarkannya dia bisa pulang menggunakan taksi. Tidak ada hal yang tidak mungkin bukan.

"Apakah ada rapat hari ini ?" Ucap Ara pada Celline ketika mereka berdua masuk ke dalam lift yang menjemput mereka.

"Ya hari ini ada rapat penting. Baru di mulai satu jam yang lalu" ucap Celline dan Ara menganggukkan kepalanya.

Hingga di Lantai 17 Celline turun karena lantai itu merupakan ruangan divisi umum berada. Ara sempat melambaikan tangannya pada teman sekantornya itu.

Sebelum Ara sisa seorang diri di dalam lift yang mengantarkannya ke ruangan Axton. Sepertinya hari ini adalah hari yang sibuk karena ketika Ara keluar tempat duduk Nial terlihat kosong.

Sepertinya pria itu ikut Axton untuk rapat hari ini. Tubuh Ara terasa lelah mungkin karena kegiatan yang bisa dikatakannya padat. Biasanya Ara memilih untuk bergelung manja di balik selimut.

Bukannya berjalan ke sana kemari. Sepertinya Ara membutuhkan kursi yang sangat empuk sekarang.

Dengan perlahan Ara mendorong pintu ruangan Axton agar terbuka. Kemudian Ara menatap kursi kebesaran Axton yang seakan-akan sedang memanggilnya.

Ara terkekeh pelan menatap ruangan kosong tersebut. Sepertinya nyaman duduk di sana daripada duduk di sofa ujung ruangan Axton

Ara berjalan dengan perlahan menuju meja Axton dan mendudukkan tubuhnya di kursi kebesaran Axton. Erangan nyaman meluncur dari bibir Ara ketika dirinya juga melepaskan sepatu yang sedang dikenakannya sejak tadi.

Memang kursi mahal memang berbeda dari kursi-kursi biasa lainnya. Sepertinya Ara akan meminta Axton untuk membelikannya kursi seperti ini untuk di rumah.

Ara terkekeh kecil membayangkan permintaan konyolnya. Ara mengalihkan pandangan matanya ke arah meja Axton dan menemukan sesuatu yang menariknya.

Ara menggerakkan badannya maju dan mengambil sebuah figura yang membuat senyuman muncul di bibir Ara.

Foto pernikahan mereka. Ara tidak pernah menyangka jika Axton akan memajang foto mereka ini. Walaupun di foto itu mereka tidak terlihat tertawa tetapi bagi Ara sekarang foto itu terlihat sangat menyentuh.

Ingatannya berputar pada proses pernikahannya yang jauh dari kata keikhlasan kala itu. Namun sekarang bahkan Ara mengikhlaskan hatinya untuk Axton.

Cih pria itu berhasil mengambil hatinya.

Casabelle ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang