"Anda bisa memecatnya" Ucapan Lenny sukses membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut.
Apalagi Celline yang sudah maju di depan meja kerjanya dengan tatapan tak menyangkanya.
Sebuah senyuman kecil muncul di sudut bibir Axton dan pria itu menolehkan kepalanya pada Ara. Menatap istrinya yang ternyata juga sedang menatapnya.
Ara terlihat menggelengkan kepalanya ketika tau arti tatapan yang dilayangkan Axton padanya. Melihat respon Ara yang seperti ketakutan senyum Lenny semakin lebar.
Hingga Axton mengalihkan pandangan matanya pada Lenny kembali. Sekarang dengan tatapan dinginnya.
"Keputusanku mengatakan kau yang akan kupecat" ucap Axton tegas dan membuat suasana begitu hening.
Seakan-akan detak jam saja tidak berani bersuara saat ini. Ara menghela napasnya ketika mendengar keputusan Axton yang sudah diduganya.
"Mr. Fransiska urus pemutusan kerja dengan perempuan ini. Sekarang!" ucap Axton dan wajah Lenny memerah karena amarahnya.
Semua orang langsung menatap kearah pintu masuk ruang divisi. Ternyata Mrs. Fransiska sudah berdiri di sana sejak tadi.
Perempuan berumur 40 tahunan itu menganggukkan kepalanya pelan tanpa bisa mengatakan apapun.
"Anda tidak bisa melakukannya" ucap Lenny dan Axton yang mendengar hal itu hanya menatap Lenny dengan tatapan datarnya.
Axton berbalik dan berdiri di samping Ara yang sejak tadi hanya diam saja. Tidak ada komentar tetapi Axton cukup tau jika perempuan itu tidak setuju dengan keputusan yang diambilnya.
"Tentu saja aku bisa, Nona Lenny" ucap Axton sambil mengambil tempat bulpoin yang memang disediakan oleh perusahaan.
Di setiap meja karyawan pasti ada tempat bulpoin dari bahan keramik. Begitupun meja kerja Ara.
"Bahkan menghancurkan keluargamu cukup mudah bagiku" ucap Axton sambil melepaskan benda yang dipegangnya hingga jatuh menghantam lantai dengan keras.
Menyisakan kepingan-kepingan bagian yang hancur.
"Apapun demi istriku"
*_*_*
Axton membantu Ara untuk masuk ke dalam mobil. Mereka baru saja mengunjungi dokter kandungan yang mengurus kehamilan Ara.
Tentu saja semua ini adalah paksaan dari Axton. Ara sempat menolaknya tetapi Axton kali ini tidak menerima penolakan sama sekali.
Jam menunjukkan pukul 8 malam dan mereka baru saja menyelesaikan makan malam juga.
"Aku ingin segera tidur" ucap Ara ketika mereka masuk ke dalam kamar mereka.
Axton membantu Ara untuk duduk di ranjang dan pria itu berbalik ingin mengganti kemejanya. Namun sebuah nada dering terdengar.
Ternyata Axton mendapatkan sebuah pesan. Pria itu mengambil ponselnya dan membaca pesan tersebut beberapa saat. Hal itu tak luput dari pandangan mata Ara.
Hingga tatapan mata Axton tiba-tiba terarah kepadanya. Ara hanya diam saja dan ikut menatap Axton dengan bingung.
Axton memasukkan ponselnya kembali ke saku celananya dan berjalan mendekati Ara.
"Aku keluar dulu, teman lagi ngajak kumpul" ucap Axton sambil memberikan kecupan lembut di kening Ara.
"Kemana ?" Ucap Ara cepat sambil memegang tangan Axton ketika pria itu hendak beranjak cepat.
"Teman ngajak kumpul. Kau bisa tidur terlebih dahulu. Jangan menungguku okay ?" Ucap Axton dengan memberikan kecupan lembut di pipi Ara sebelum berbalik pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casabelle ( SELESAI )
Lãng mạn~ Karya Ke - 10 ~ "Ikutlah denganku" ucap Axton dan Ara mendengus pelan. "Kau siapa ? Aku tak mengenalmu" sinis Ara. "Tetapi seluruh tubuhmu mengenalku" ucapan Axton sukses membuat wajah Ara memerah Pria itu melangkahkan kakinya mendekat dengan waj...