Chapter 38

32K 3K 133
                                    

Wehehe gemes banget lihat kekesalan kalian di comment

Mulai dari yang benci Axton tapi sayang Sampek benci Axton setengah mati.

Ngakak aku bacanya but terima kasih banyak kalian sudah meluangkan waktu buat baca karyaku hehe

Selalu kejar tayang setiap harinya

Jadi jangan lupa dong vote dan comment kalian

Buat kalian yang belum follow akun -ku yuk buruan follow sekarang juga dong

Bocoran nih :

Buat kalian yang kangen Axton nih dan muncul nih

Happy reading

*-*-*

"Axton dan Austin adalah putraku. Tetapi aku seakan tak pernah melihat mereka tumbuh" ucap Gaston dengan duduk di sofa yang menjadi tempat duduk pria itu pertama kali ketika sampai di kamar Ara.

Ara duduk dengan menyandarkan tubuhnya di sisi ranjang. Bayi mungilnya terlihat nyaman sekali di pelukan kakeknya.

Ya kakeknya bukan ?

"Jadi kau lebih banyak bekerja daripada mengurus anak ?" Tanya Ara dan Gaston terlihat tersenyum.

"Pekerjaanku bukan pekerjaan biasa Ara. Dulu bagiku terlalu memanjakan anak itu tidak boleh, mereka harus siap di latih dan paling parah di bunuh"

Ara meneguk ludahnya susah payah. Ara cukup mengerti siapa sosok di depannya saat ini. Ara bukan orang bodoh yang bahkan tak menyadari pekerjaan orang-orang yang dekat dengannya.

Axton tidak pernah mengatakan apapun tetapi Ara cukup paham jika pekerjaan mereka bukanlah pegawai kantoran yang ke sana kemari menggunakan jas mahal mereka.

"Axton adalah incaran paling empuk. Anak pertama selalu menjadi ketua. Jika boleh jujur saya sama sekali tidak mempersalahkannya jika Austin mengatakan dari awal dia mampu menjadi penerusku. Bagiku itu tidak Penting siapa penerusku asal mereka adalah darah dagingku"

Ara menganggukkan kepalanya beberapa kali. Kenapa dirinya seperti anak perempuan yang tengah di dongengi oleh ayahnya.

Ayah ya. Ara tersenyum lembut. Dirinya merasa nyaman jika berdampingan dengan pria yang menjadi ayah mertuanya ini. Baginya pria ini tidak terlalu ganas.

Apalagi semenjak pria ini jelas-jelas terlihat mengkhawatirkan dirinya dan kandungannya. Keyakinan di dirinya mengatakan jika Gaston tidak akan mencelakainya.

Jika memang ada niatan untuk mencelakainya sejak awal. Pasti Gaston sudah melakukannya sejak Ara baru menjadi istri Axton. Bukankah begitu ?

Tidak mungkin jika Gaston tidak mengetahui pernikahannya dengan Axton.

"Kau pernah memaksa Axton untuk menjadi sepertimu ?" Tanya Ara dan Gaston terlihat menerawang sebentar.

"Ya, karena dari awal seharusnya Axton yang menjadi penerusku. Apalagi dia memilih satu hal yang tidak dimiliki Austin" ucap Gaston dan Ara terlihat mengernyitkan keningnya.

"Apa itu ?" Refleks kekepoan Ara muncul.

"Membunuh"

Ara yang mendengar satu kata itu meneguk ludahnya dengan susah payah ? Apakah pria di depannya ini becanda ?

Tunggu ? Buat apa Axton membunuh ? Tunggu otak Ara tidak sampai untuk memproses semua ini.

"Membunuh kau kata ?" Ucap Ara dan Gaston terlihat tersenyum geli.

"Dokter psikologi mengatakan jika Axton sedikit berbeda. Kau bisa mengatakan dia memiliki Gen Psikopat. Bagiku itu tidak mengejutkan karena itu juga aku lakukan"

Casabelle ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang