Waktu Pernikahan itu tinggal menghitung hari. Hari ini calon mertuanya mengajaknya membeli gaun untuk pernikahannya nanti. Shiho benar benar belum siap dengan itu. Apalagi ia tahu pria yang akan menjadi suaminya itu kini membencinya.
"Tenanglah Ai-chan! Tidak apa apa, kau tidak perlu takut dengan pernikahan ini. Apalagi kau dan Shin-chan sudah saling kenal,"
Shiho tersenyum mendengar kalimat itu, meski ia masih ragu.
Ia hanya mengikuti kemana Yukiko pergi. Melihat lihat berbagai macam gaun yang begitu indah. Shiho hanya ingin membuat Yukiko senang."Bagaimana dengan gaun ini, Ai-chan?" ucap wanita paruh baya itu menunjuk gaun putih dengan hiasan mutiara yang begitu indah.
"Gaun itu cantik sekali, Nyonya Yukiko," ucap Shiho sedikit canggung.
"Hei! Panggil aku, ibu! Oke? Sebentar lagi aku akan menjadi ibumu, jadi jangan canggung seperti itu! Mengerti Ai-Chan?" omel Yukiko yang langsung saja membuat Shiho mengangguk.
"Kau menyukai gaun ini kan? Kalau begitu ayo coba!" ucap wanita itu pada Shiho.
Shiho hanya mengangguk, kemudian bersiap mengenakan gaun itu di ruang ganti.
Yukiko menunggu, wanita itu dengan iseng memanggil Shinichi yang menunggu di luar. Sejak tadi putranya itu tidak mau masuk.
"Ayolah Shin-chan! Aku butuh pendapatmu!" rengek wanita paruh baya itu dari telepon.
Shinichi terdengar mendengus, hingga beberapa saat kemudian pria itu muncul di sebelahnya.
Tepat saat itu pula, Shiho datang dengan gaun indahnya. Perpaduan wajah cantik Shiho dengan gaun putih indah itu sangat serasi. Gadis itu terlihat malu malu. Apalagi ia tahu jika kini disana ada Shinichi.
Shinichi menatapnya, sedikit kagum dengan kecantikan gadis yang selama ini tampak menyebalkan baginya itu.
Tapi tetap saja, kekecewaannya pada Shiho membuatnya tidak ingin berharap lebih."Kau cantik sekali, Ai-chan!"
Ucap Yukiko memeluknya, Shiho hanya tersenyum. Sudah lama ia tidak mendapatkan pelukan hangat dari sosok ibu."Aku sangat senang, aku selalu ingin melihat putraku menikah, dan kini aku bersyukur dapat menantikannya menikah dengan jelmaan malaikat sepertimu,"
"Terima kasih, ibu!" ucap Shiho membalas pelukan Shiho begitu erat. Yukiko sedikit terkejut menyadari gadis itu kini tengah menangis. Ia tidak tahu masalah sebesar apa yang sedang Shiho tanggung saat ini. Shiho tengah berpikir, dulu ia pernah membayangkan pernikahan impian dengan seseorang yang sangat mencintainya, tapi itu mustahil. Nyatanya kini ia akan menikah dengan pria yang tidak mencintainya sama sekali.
Dari kejauhan Shinichi menatap keduanya, ia menamati Shiho. Sejak kemarin gadis itu terlihat memiliki beban. Tapi Shiho seperti masih ingin menyembunyikannya. Dan Shinichi tidak ingin memedulikannya lebih jauh.
"Bagaimana Shin-chan? Gaun ini bagus kan?" ucap Yukiko sedikit mengagetkan Shinichi.
Shinichi melirik sebentar, kemudian menoleh ke arah Shiho sejenak.
"Lumayan," jawabnya singkat. Bagi Shinichi di dunia ini banyak gadis cantik. Tapi bukan berarti ia menyukainya.
"Jadi tidak masalah bukan jika kalian memakai gaun yang kupilihkan ini," ucap Yukiko sekali lagi.
"Apapun yang ibu pilih aku akan memakainya," balas Shinichi kemudian berbalik dan berpamitan ke luar ruangan. Yukiko mendengus, kemudian kembali mengurus Shiho. Wanita paruh baya itu meraih kedua telapak tangan mungil Shiho, kemudian menatap wajah gadis itu.
"Ai-chan, berjanjilah padaku kau tidak akan meninggalkan Shinichi, dia butuh penopang, dia butuh seseorang yang bisa menenangkan hatinya, berjanjilah padaku untuk mempertahankan pernikahan ini hingga akhir hayatmu! Aku ingin kalian bahagia... berjanjilah padaku..." ucap Yukiko mempererat genggamannya pada jemari Shiho. Seakan menunjukkan bahwa ia sungguh sungguh dengan ucapannya.
Shiho tidak menyangka, harapan Yukiko padanya sangat besar. Harapan untuk memperbaiki hidup Shinichi, padahal hidup Shiho sendiri pun hancur. Shiho tahu masa depan dan impiannya telah lama hancur, tapi ia tidak ingin menghancurkan impian orang lain. Entah ia bisa ataupun tidak gadis itu akhirnya memilih mengangguk. Membuat Yukiko sekali lagi menariknya dalam pelukan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect
FanfictionPernikahan? Kata itu tidak pernah terlintas sekalipun di benak Kudo Shinichi. Tidak pernah sama sekali. Karena detektif hebat itu telah lama kehilangan hatinya. Hatinya telah membeku. Adakah seseorang yang bisa mencairkannya kembali?