Warning!! 18+
Disini ada adegan ciuman ya, tapi nggak sampai ke bahasa dan adegan yang terlalu vulgar kok... Mungkin sedikit:)
Jadi buat yang nggak suka bisa langsung skip...
Aku udah kasih peringatan ya, jadi buat yg gk suka tapi tetep baca g usah comment buruk,
Kalau saran boleh lah ya...Aku menghormati keputusan kalian, makasi dan...
Happy reading😁
"Cklek..." Shinichi membuka pintu utama rumahnya yang belum terkunci. Hari ini Shinichi kerja lembur. Ia sudah mengabari Shiho akan pulang terlamnat dan berpesan untuk tidur lebih dulu dan mengunci pintu.
Tapi seperti biasa, Shiho selalu bersikukuh unyuk menunggunya hingga berakhir tertidur di sofa ruang tengah."Sudah kuduga," ucap Shinichi mendekat ke arah sofa. Menamati wajah tidur istrinya. Ia tersenyum, kemudian membungkuk dan mengecup lembut dahi istrinya itu. Membuat Shiho mengerjap sedikit terganggu.
"Maaf mengganggu tidurmu," ucap Shinichi mengusap ujung kepala Shiho.
"Ah, sudah pulang rupanya," balas Shiho yang kemudian bangkit, membenarkan duduknya di sofa itu.
"Lain kali tidurlah lebih dulu jika aku lembur,"
"Ehm," balas Shiho hanya dengan deheman dan anggukan.
"Aku baru saja menemui Kaito..." desis Shinichi membuat Shiho spontan menoleh ke arahnya. Terbesit sedikit raut cemas dari wajah Shiho.
"Dan dia ingin berbicara padamu... Dia bilang ingin meminta maaf..." tambah Shinichi.
Shiho menggeleng pelan. Jujur, ia masih takut jika harus bertemu dengan pria itu. Sekalipun ia tahu jika Kaito tidak akan bisa melukainya lagi, tapi rasa takut itu masih membekas.
"Haibara... Kau tahu? Cara paling tepat untuk mengatasi ketakutanmu di masa lalu adalah dengan berdamai dengan masa lalumu... Kau harus berusaha untuk menghilangkan rasa takutmu itu... Aku ingin kau sembuh Haibara... Aku tidak ingin kau terus terikat dengan masa lalumu dan..."
Shinichi menghela nafas. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Shinichi hanya ingin Shiho sembuh. Ia hanya ingin kehidupannya dan Shiho berjalan normal."Bisakah kita membicarakannya lagi besok? Akan kupikirkan lagi...eh?!!"
"Bruk!!"
Shiho membulatkan kedua matanya ketika Shinichi tiba tiba mendorong tubuhnya di sofa empuk itu, kemudian segera menahan tubuh Shiho dengan Shinichi yang mengukungnya.
"Kudo-kun! Apa yang kau..."
seru Shiho yang mulai panik."Aku ingin menyembuhkanmu..." lirih Shinichi menatap tepat ke arah bola mata Shiho.
Shiho mengalihkan pandangannya, ia tahu apa yang Shinichi maksud. Jujur, ia sangat takut. Ia bisa melihat pancaran khawatir, lelah, emosi, dan gundah secara bersamaan dari sorot mata Shinichi. Karena iyu Shiho selalu berusaha mengalihkan pandangannya.
"K-kau ha-harus mandi Kudo-kun!" seru Shiho mencoba mengalihkan topik.
"Aku tidak ingin mandi sekarang, lagi pula kita akan berolahraga malam ini," jawab Shinichi dengan nada dingin dan nafas memburu. Ya, entah kenapa malam ini pria itu benar benar ingin melakukannya.
"Kudo-kun... Kumohon jangan... Aku takut..."
Lirih Shiho mulai bergetar menahan tangis, nafasnya tersengal, ia takut... Sangat. Kenangan buruk itu kembali, bukan hanya tentang Kaito, tapi juga tentang malam dimana Shinichi mabuk dan melakukannya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect
FanfictionPernikahan? Kata itu tidak pernah terlintas sekalipun di benak Kudo Shinichi. Tidak pernah sama sekali. Karena detektif hebat itu telah lama kehilangan hatinya. Hatinya telah membeku. Adakah seseorang yang bisa mencairkannya kembali?