02.20
Shinichi membuka kelopak matanya pelan, terbangun memegangi kepalanya yang agak pusing. Ia melihat sekeliling, sadar jika ia tidak sedang berada di kamarnya. Ia terkejut menyadari keadaannya, kancing kemejanya terberai, tapi pakaian bawahnya masih rapi.
Pria itu mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tapi nihil. Ia ingat satu, hanya saat Ran datang ke kantor. Lalu mereka berbincang dan...
"Sialan! Dia memberiku obat tidur!" desis Shinichi marah. Ia tidak mengerti kenapa Ran melakukan ini, padahal Shinichi berniat membantu.
Shinichi melihat jam tangannya, sedikit terlonjak ketika mengingat sesuatu.
Bukankah ia berjanji pada Shiho untuk segera pulang?
Shinichi segera mengambil ponselnya yang tergeletak di samping bantal.
Agak terkejut melihat banyak pesan yang belum ia lihat.6 Pesan dan 2 panggilan tak terjawab dari Shiho. Dalam pesannya, Shiho selalu menanyakan keadaannya. Mungkin gadis itu takut terjadi hal buruk.
Terakhir pesan dari ibunya, sebuah foto dan video saat Shiho menyiapkan dekorasi ulang tahun untuknya dengan ceria."Kau dimana? Istrimu menunggu samalaman"
Tulis yukiko dalam pesannya.
Shinichi terhenyak, ia bahkan tidak ingat sedang berulang tahun. Ia berfikir, apa Shiho masih menunggunya di rumah? Ia tidak menyangka Shiho akan membuat kejutan semacam itu.
Tunggu, ada satu pesan lagi dari Shiho. Pesan yang sikirim pukul 00.00, tepat tengah malam.
"Selamat ulang tahun, Kudo-kun! Dan selamat atas penghianatanmu!"
Shinichi menelan ludahnya kasar, membuka foto yang Shiho kirim juga pesan selanjutnya.
"Jadi itu kasusmu? Karena aku tidak bisa memuaskanmu kau mencari kepuasan dari wanita lain?"
Shinichi terbelalak membaca pesan itu, terlebih melihat foto dirinya yang tengah berada di sebuah ranjang bersama Ran Mouri dalam balutan sebuah selimut.
Shinichi mengacak rambutnya frustasi, tidak menyangka hal seperti ini akan menimpanya.
"Ran brengsek! Dia berusaha merusak hubunganku dengan Haibara," keluhnya.
"Arghhh!!" serunya frustasi, kemudian menyambar mantelnya, segera beranjak dari tempat terkutuk itu.
Ia harus menjelaskan semuanya pada Shiho sesegera mungkin.***
Shinichi membuka pintu utama, pintu itu tidak dikunci. Apa Shiho masih terjaga? Biasanya ia selalu mengunci pintu dalam keadaan apapun.Ia mulai melangkah ke dalam rumah, agak remang pada ruangan itu. Pria itu kemudian menyalakan lampu. Shinichi tercengang melihat kondisi ruangan itu. Dekorasi yang diperlihatkan ibunya sebelumnya kini porak poranda. Ia tahu, mungkin Shiho sangat marah sampai merusak semua dekorasi yg ia buat. Ia yakin Shiho pati sangat kecewa, Shinichi mendekat ke arah benda benda berserakan itu. Kemudian berhenti di hadapan kue ulang tahu yang sudah hancur di lantai.
"Maaf..." desis Shinichi mengepalkan telapak tangannya kuat. Merutuki kelalaiannya senduri, seharusnya ia bisa tahu niat busuk Ran.
Pria itu mendongak, melihat salah satu kamar di lantai atas. Shinichi melangkah kesana, menaiki anak tangga, dan berhenti di depan pintu kamar Shiho yang terbuka sebagian.
Hati pria itu tersayat mendengar isakan lirih Shiho yang meringkuk di atas ranjang. Gadis itu masih menangis, membuat rasa bersalah Shinichi semakin besar.Pria itu mendekat, tepat saat Shinichi tiba di pinggir ranjang, tangis Shiho berhwnti. Shinichi yakin, gadis itu pasti menyadari kehadirannya.
"Haibara... Dengar! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!" ucap Shinichi yang tak dihiraukan oleh Shiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect
FanfictionPernikahan? Kata itu tidak pernah terlintas sekalipun di benak Kudo Shinichi. Tidak pernah sama sekali. Karena detektif hebat itu telah lama kehilangan hatinya. Hatinya telah membeku. Adakah seseorang yang bisa mencairkannya kembali?