Baru beberapa hari rumah keluarga Shinichi terasa hangat, dan kini rumah itu kembali diselimuti hawa dingin. Ya, karena kesalah pahaman beberapa hari yang lalu hubungan Shinichi dan Shiho kembali renggang.
Shinichi sudah berkali kali meminta maaf dan mencoba menjelaskan. Tapi Shiho tetap bungkam, mendiamkannya setiap di rumah.
Shinichi akhirnya menyerah, ia kesal dg sikap istrinya. Terlebih lagi gadis itu semakin sering bertemu Hakuba. Dan pada akhirnya Shinichi balas mendiamkan Shiho, padahal saat itu Shiho sudah sedikit luluh.
Melihat Shinichi yang balas mwndiamkannya, Shiho tidak berniat mendekatinya sama sekali. Alhasil, rumah itu hanya penuh kesunyian.
Itulah akibatnya jika dua orang yang sama sama keras kepala dipersatukan.Saat ini Shinichi tengah merenung di ruang baca, sedangkan Shiho di kamarnya, menonton Going Seventeen atau semacamnya.
Shinichi menghela nafasnya kasar, ia beeniat menyingkirkan rasa gundahnya dengan membaca. Sayangnya tidak berhasil. Pikirannya kacau. Hubungannya dengan Shiho tak kunjung membaik. Sedangkan istrinya itu justru semakin terlihat mesra bersama Hakuba.
Rasanya seperti pernikahan mereka sedang di ambang kehancuran. Ia ingin mengajak Shiho berunding, berbicara dengan baik untuk menyelesaikan masalah mereka. Tapi agaknya ia terlalu gengsi untuk memulai. Dan Shiho sendiri sama tak acuhnya dengannya."Argh!!" erang Shinichi mengacak rambutnya frustasi. Pria itu mengambil ponselnya, kemudian menelfon seseorang.
"Hattori, bisa menemaniku malam ini? Aku akan mentraktirmu minum," keluh Shinichi lunglai. Pria itu ingin menerbangkan semua masalahnya, dan sedikit bercerita pada Hattori. Mungkin saja sahabatnya itu dapat membantunya.
***
Alunan musik di terdengar berdentum di sebuah bar. Dengan aroma berbagai macam wine dan whiskey yang menguar di sekeliling. Hattori menatap heran Shinichi, tarkejut melihat seberapa frustasinya pria itu. Baru lima belas menit mereka disana, Shinichi sudah meminum dua gelas Sherry dan ingin menambah lagi. Hattori hanya pernah melihat Shinichi minum paling tidak satu gelas selama semalam. Tapi ini?"Ceritakan masalahmu, Kudo! Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja," ucap Hattori menepuk pundak sahabatnya.
"Ya, aku tidak baik baik saja, Hattori! Aku sekarat!" ucap Shinichi antara sadar dan melantur karena efek alkohol.
"Why? Do you have a problem?" tanya Hattori.
"Jangan berbahasa inggris! Logatmu jelek sekali! Tapi tidak lebih jelek dari Si Bule sialan itu sih!" ucap Shinichi kesal. Hattori mendengus. Fix, pria ini melantur.
"Hakuba maksudmu?"
"Ya! Bule sialan itu! Dia berencana merebut istriku!"
"Aku tahu mereka dekat, hanya sebagai sahabat, benar kan?" balas Hattori.
Hattori dulu memang sangat tidak suka dg sikap ahak angkuh Hakuba. Tapi ia tidak berfikir si bule itu akan merebut istri sahabatnya."Aku pusing, Haibara mendiamkanku sejak masalah Ran kemarin, aku sudah bercerita tentang itu kan?"
Hattori mengangguk, ia memang sudah cerita tentang Ran dan Shiho, tapi tidak menyangka mereka akan saling diam sampai sekarang. Bagaimana jadinya rumah itu?
"Kau mulai mencintai istrimu ya?" tanya Hattori membuat Shinichi memincingkan matanya.
"Kenapa kau berfikir begitu?"
"Kau tidak pernah seperti ini jka tidak sedang patah hati, terakhir kau seperti ini saat Mouri menikah, dan setelah itu kau menikah dengan Miyano Shiho dan baik baik saja sampai saat ini, kau cemburu kan?"
"Hah, aku hanya memikirkan ibuku, dia akan sangat sedih jika aku bercerai! Cinta? Cemburu? Jangan melantur Hattori!" sergah Shinichi dengan ekspresi mengenaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Perfect
FanficPernikahan? Kata itu tidak pernah terlintas sekalipun di benak Kudo Shinichi. Tidak pernah sama sekali. Karena detektif hebat itu telah lama kehilangan hatinya. Hatinya telah membeku. Adakah seseorang yang bisa mencairkannya kembali?