5.Problem?

1.3K 125 12
                                    

Shiho mengendap endap masuk ke dalam rumah dari pintu belakang, memastikan tamu agung suaminya sudah pergi dari rumahnya. Hampir setengah hari ia menghilang dari rumah, menemui Hakuba demi menghindari Kaito. Membiarkan suaminya beedua saja dengan tamunya. Gadis itu terlalu takut, itu pilihan teebaik baginya.

"Bagus sekali, mengabaikan tamu suamimu demi pria lain, Nyonya?" ucap satu suara menyebalkan di sisi lain euangan itu.

Shiho menoleh, menatap dingin ke arah Shinichi.

"Bukan urusanmu," balas Shiho aingkat, ia kesal, marah, takut, dan entahlah.

"Setidaknya hormatilah tamuku," ucap Shinichi dg nada datarnya.

"Aku lebih tahu siapa yang pantas kuhormati atau tidak," lirih Shiho mengepalkan jemarinya.

Shinichi berfikir sejenak, kalimat Shiho barusan... Pastinya ada alasan kenapa Shiho berfikir sepupunya itu tidak pantas dihormati.

"Kau memiliki masalah dengan Kaito, karena itu kau menghindarinya?" tebak Shinichi sontak membuat Shiho terdiam.

"Kau cerdas bukan? Seharusnya kau bisa mencari tahu, bodoh!"

"Hei, aku sedang berusaha menjadi suami yang baik, dan kau hanya mengumpatiku?"

"Kau pikir selama ini aku tidak berusaha menjadi istri yang baik? Melakukan semua yg kubisa, mencoba mengerti kesibukanmu, sendirian di rumah sepi ini dengan pikiranku yg kacau! Kau selalu menolak setiap aku memasak untukmu, tapi pernahkah kau bertanya apakah aku sudah makan? Kau bahkan tidak pernah menganggapku ada!" seru Shiho yg mulai meneteskan air mata. Segera saja gadis itu mengelap air matanya yg terus menyeruak.

Shinichi meneguk ludahnya kasar, ia sedikit sadar. Ucapan Shiho benar, ia memang bodoh. Bodohnya lagi, ia membuat gadis yg teeus mencoba terlihat tegar itu kini menangis.

"Kupikir hidup bersamamu mudah, meski tanpa cinta, selayaknya pertemanan kita dulu, ah! Dulu? Aku lupa, itu dulu ketika kau masih menjadi Edogawa conan, hari ini kau adalah Kudo Shinichi! Kau bukan dia dan... Sudahlah!" pekik Shiho, kemudian berlari meninggalkan Shinichi sendirian disana.

Shinichi menyandarkan tubuhnya di tembok, menatap ke langit langit, memikirkan kalimat Shiho yg teeus berputar di otaknya.

"Maaf Haibara, aku Kudo Shinichi, aku memang bukan Edogawa Conan..." desisnya.

***
Di dalam kamarnya, Shinichi terus berfikir.
Hubungan antara Shiho dan Kaito seperti tidak baik.
Ia bisa melihat rasa khawatir dari tatapan Shiho setiap menyebut nama pria itu. Tapi kenapa?
Sedangkan Kaito... Pria itu poker face, dia bisa menyembunyikan emosinya, bersikap dg begitu tenang seolah tak ada masalah apapun.

"Sial!!" decak Shinichi mengacak rambutnya frustasi.

Ini sudah larut, biasanya Shiho akan menawarinya makan malam meski tahu Shinichi akan menolak.
Setiap jam seperti ini dia akan mengetuk pintu dan...

"Tok, tok, tok," ketukan lembut di pintu kamarnya sedikit membuat Shinichi terhenyak. Apa dia halusinasi?

"Tuan Kudo yang terhormat! Aku sudah memasak untukmu, terserah mau kau apakan makanan itu," ucap Shiho di luar kamar. Dari nadanya, Shinichi tahu gadis itu masih marah. Meski begitu, Shiho masih menyempatkan diri memaaak untuknya

Bergegas Shinichi membuka pintu kamarnya, mendapati Shiho yang sudah berbalik.

"Haibara!" panggil Shinichi dg cepat.
Tapi Shiho tetap beejalan, seolah tidak ada siapapun di sekitarnya.

"MAAF!" seru Shinichi.

Shiho spontan menghentikan langkahnya, meski tanpa menoleh. Entah kenapa satu kata itu membuatnya sedikit luluh.

"Maafkan aku, aku..."

"Sudahlah, ayo makan!" sahut Shiho, kemudian melanjutkan langkahnya ke ruang makan.

Shinichi menghela nafas, kemudian mengikuti Shiho ke ruang makan. Kemudian duduk di salah satu bangku ruangan itu.
Seperti biasa, ada banyak menu disana.
Shinichi terus menamati Shiho yang mondar mandir menyiapkan hidangan dihadapannya.

"Apa kau masih marah?" desis Shinichi sedikit ragu ketika Shiho menuangkan kopi hangat ke cangkir Shinichi.

"Aku... Tidak pernah bisa marah padamu," balas Shiho lirih, membuat Shinichi menatapnya aneh untuk beberapa saat.

"Cepat makan, kau tidak akan kenyang hanya dengan melihat wajahku," celetuk Shiho.
Shinichi mendengus kesal, sifat gadis itu masih sama sepweti dulu.
Pria itu mulai beralih ke santapannya. Sambil sesekali melirik ke Shiho. Ia ingin menanyakan masalahnya, tapi ia tidak ingin merusak mood gadis itu.

"Haibara..." panggil Shinichi pelan. Membuat Shiho spontan menoleh. Mengerutkan keningnya seolah bertanya ada apa.

"Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku,aku akan mendengarkanmu jika kau ingin bercerita, tapi jika tidak... Aku tidak akan memaksa," ucap Shinichi terdengar serius.

Shiho terdiam sejenak, lalu tertunduk. Shinichi dapat melihat mata gadis itu berkaca kaca. Apa Shiho menangis? Pikirnya. Tapi gadis itu segera mengelapnya.

"Tidak apa-apa, aku tidak mau kau terlibat, lagi pula aku tidak yakin kau akan memercayaiku jika itu tentang dia," ucap gadis itu.

Shinichi mengernyit, apa yg ia maksud Kaito?

"Sudahlah, ini sudah malam, cepatlah tidur, kau bekerja besok kan? Aku akan membereskan meja makan," lanjut Shiho.

Shinichi menghela nafas, lalu tersenyum ke arah Shiho dg lembut.

"Kalau begitu aku akan membantumu membereskan semuanya," balas Shinichi masih dg senyum yang sama.

Shiho tertegun, ia menatap Shinichi tertegun, seperti melihat senyum Edogawa Conan yang ia rindukan.

"Ayo!" ucap Shinichi.
Shiho mengangguk, kemudian mulai melakukan tugasnya. Dibantu dengan Shinichi yang mengikuti instruksinya.

Shiho sedikit merasa lega, ia harap lia akan baik baik saja bersama Shinichi. Entah sampai kapan.

***
Hai!
Aku kembali!
Tapi cuma dikit nggak apa apa kan?

See you!!
Jangan lupa vote!!

Not Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang